Sejatinya Bahagia Adalah Selalu Bersyukur

"Belanja apa bu?"tanyaku kepada ibu yang ku lihat membawa bungkusan warna hitam. "Beli apa sih Ni,cuma garam sama tempe" | Cerpen Motivasi Sejatinya Bahagia Adalah Selalu Bersyukur

"Tiap sore tempe terus"gerutu ku.

"Nini,kamu tau.Bapakmu itu narik ojek ya nggak tiap hari ada pelanggan. Apalagi sekarang kalah sama ojek online"kata ibu sambil menata belanjaannya tadi.

"Males makan deh jadinya.Tidur aja kalo gitu"aku melenggang pergi,secuil harapku agar ibu merasa kasihan kepadaku dan menu pada sore ini berganti dengan pindang atau ayam.

"Nggak makan ya wis.Anak ibu nggak cuma kamu.Biar Reza,Banar, sama Nafis yang makan"aku pura-pura tidak mendengar saja.Aku takut jika menjawab nanti ibu terpancing emosi dan malah murka berkepanjangan kepadaku.

Pulas sekali tidurku sore ini,hingga akhirnya Nafis membangunkanku.

"Mbak Nini ayo makan dulu"Nafis menggoyang-goyangkan tubuhku.Ingin sekali ku bentak dia.

"ibu hari ini nggak masak tempe kok,ada ayam,bakso,soto dan beberapa sate di dapur mbak"Nafis masih berusaha membujukku,namun mendengar nama-nama makanan itu membuatku lapar.

"Loh,tumben ibu masak makanan yang enak"aku menggeser kursi dan bersiap untuk makan malam.

"Ibu kasian aja sama kamu setiap hari cuma makan tempe"dalam hati aku tertawa senang sekali akhirnya ibu mau menuruti kemauanku.

Aku menatap ibu ada sesuatu yang aneh.Aku baru sadar kalau ibu memakai baju yang bagus hari ini.

"Mau kemana bu?"

"Arisan lah"jawab ibu sambil mengangkat tangannya sehingga rentetan gelangnya mengeluarkan bunyi.

"Sudah jadi orang penting ya ternyata"ibu pernah bilang kalau mau mencalonkan menjadi ibu-ibu posyandu.Akhirnya keturutan juga,tapi kurasa dandanan ibu berlebihan.

"Bapak dimana Nafis?"tanyaku pada Nafis yang ikut makan di sampingku.

"Mbak Nini lupa ya,bapakkan kerja di kantor kecamatan"

"Kita bisa hidup enak begini karena bapak berhasil jadi pak camat mbak"sambungnya lagi.

Senang sekali rasanya bisa hidup serba kecukupan.Bisa makan enak setiap hari.Tapi aku merasa kesepian sekarang hanya ada Nafis di rumah sementara Banar sibi dengan les musik Reza kuanggap tidak ada karena apa?dia sibuk dengan handphonenya.Kurasa setelah bapak menjadi camat,Reza banyak digandrungi siswi kelasnya,dasar cewek matre.

Pintu terketuk dengan kasar.Padahal pintu sedang tidak terkunci.Aku penasaran ku hampiri.Aku terkejut ketika melihat seorang pria berjas diborgol dan dikawal dua polisi.Wajah polisi itu menyeramkan.

"Ada apa pak,apa salah bapak saya?"tanyaku.

"Bapakmu terlibat kasus korupsi"

"Jangan tangkap bapak pak polisi adik saya masih kecil-kecil"aku mencoba menego pak polisi itu.

"Rumah ini juga akan disita"baru ku rasa kenikmatan yang sekejap,sekarang aku harus kehilangan semuanya.

Aku menangis ketika bapak digiring ke mobil polisi,aku merasa tubuhku semakin lemas.Rasanya mau pingsan.

'bruk'bukan gelap yang kurasakan,ternyata tubuhku terjatuh dari dipan beralas tikar mendhong itu.Perutku bergetar karen kelaparan.Aku segera berlari menuju dapur.

"Bapak,ibu,Reza,Banar,Nafis"teriakku mereka sedang makan.Ku perhatikan mereka sedang bercengkrama,ibu masih dengan daster kusutnya sementara bapak masih setia dengan baju dinas kumalnya.

"Kenapa Ni,lapar?"tanya ibu.

Tanpa basa-basi ku raih piring dan ku isi satu centong nasi yang sudah hampir kering tidak lupa lauknya sepotong tempe panas dengan sambal bawang.Nikmatb sekali dari pada makanan-makanan enak yang aku mimpikan tadi.

"Enak sekali ya bu"gumamku.

"Biasa aja.Biasanya bilang nggak enak"

"Bu,begini saja asalkan hidupnya damai. Jangan jadi pejabat ya pak bu" "Kamu masih nglindur to nduk"aku meringis saja. |Cerpen Motivasi Sejatinya Bahagia Adalah Selalu Bersyukur

Bahagia itu tidak diukur dari apa yang kita miliki,melainkan bagaimana kita menyukuri apa yang kita miliki.