Hanum melepaskan pelukannya, dia menghapus air mata di pipi Ken kemudian merapikan rambut Ken yang berantakan tertiup angin. | Cerpen Lucu Inikah Kisah Cinta Kids Jaman Now Part 6
"Siapa kamu sebenarnya? Semakin aku memperhatikan tingkahmu, semakin aku yakin kamu adalah Navysa. Navysa selalu merapikan rambutku menggunakan dua jari, Navysa selalu menangis dengan menutup mulutnya, Navysa selalu mengigit bibirnya saat dia bingung. Aku memperhatikan itu semua saat kamu menangis waktu itu. Jadi, siapa kamu sebenarnya?" Ken mengerakkan bahu Hanum dengan frustasi.
"Aku akan menghapus semua mimpi burukmu." Hanum pun merentangkan tangannya di depan wajah Ken.
"Kau … Navysa? Katakan padaku!" teriak Ken histeris.
Fatih berlari menuju Ken dan Hanum, saat mendengar teriakkan Ken.
"Kak … dia Hanum, bukan Mbak Navysa. Sadar Kak! Mbak Navysa sudah meninggal empat tahun yang lalu." Fatih berusaha menenangkan Kakaknya.
"Ken … kamu ingat ini?" Hanum mengeluarkan kaktus yang pernah Ken lepaskan ke laut empat tahun yang lalu. Ken kaget melihat semua itu, tidak hanya Ken tapi Fatih juga tercengang melihat kaktus di tangan Hanum.
"Siapa kamu sebenarnya?" Giliran Fatih yang bertanya.
"Siapapun aku, itu tidak penting bukan?"
Fatih memegang bahu Hanum dengan kasar.
"Aku memang mencintaimu, tapi jika kamu berniat melukai Kakakku, aku akan menghancurkanmu!" Ancam Fatih pada Hanum.
"Aku memang mencintaimu, tapi jika kamu berniat melukai Kakakku, aku akan menghancurkanmu!" Ancam Fatih pada Hanum.
Dia pun memapah Ken yang masih lemas karena kaget melihat kaktus yang sudah terbawa ombak ternyata ada ditangan Hanum.
Hanum masih terdiam melihat dua saudara itu berlalu meninggalkannya. Air mata kembali berjatuhan di pipi mulusnya.
"Ken … maafkan aku!"
***
***
Fatih melihat Ken sudah terlelap, dia merasa kecewa pada Hanum karena kembali membuka luka Ken yang sudah mengering. Fatih kembali mengingat pertemuan pertamanya dengan Hanum.
Enam bulan yang lalu dia melihat gadis mungil di bawah derasnya hujan, gadis itu berlari ketakutan seolah-olah ada yang mengejar. Gadis itu pun mengetuk pintu mobil Fatih, gurat kecemasan tampak di wajahnya.
"Tolong aku, ada wanita yang mengejarku, dia ingin mengambil tubuhku. Tolong aku!" teriak gadis mungil sambil terus menggedor pintu mobilnya. Tanpa ragu Fatih membiarkan wanita itu masuk ke mobil. Dia memberikan handuk kecil pada gadis itu untuk mengeringkan tubuhnya. Sejak saat itu dia mengenal Hanum dan mulai memperdulikannya.
.
.
Hanum melihat kaktus itu lekat, tampak tulisan
'I LOVE YOU, MY QUEEN' sudah mulai memudar. Memori Navysa melekat dengan jelas di otak Hanum.
'I LOVE YOU, MY QUEEN' sudah mulai memudar. Memori Navysa melekat dengan jelas di otak Hanum.
"Siapa kau sebenarnya?" Fatih sudah muncul di hadapan Hanum dengan wajah yang sedang menahan emosi.
"Siapa kamu sebenarnya? Jawab aku!" teriak Fatih sambil menarik kerah baju Hanum.
"Aku Hanum …"
Fatih melepaskan kerah baju Hanum dengan kasar hingga Hanum terjatuh. Fatih mengulurkan tangan untuk membantu Hanum, tapi Hanum menepisnya dengan kasar.
"Jika aku Navysa, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Hanum sambil menatap tajam ke manik coklat milik Fatih.
"Bahkan jika kamu mengatakan bahwa kamu Mbak Navysa, aku tidak akan mempercayai hal itu. Mbak Navysa sudah meninggal empat tahun yang lalu dalam kecelakaan pesawat."
"Lalu, kenapa kamu bertanya siapa aku? Jika Navysa masih hidup, bagaimana?"
"Aku akan sangat bersyukur jika dia masih hidup, tapi aku berharap kamu bukan Navysa."
"Kenapa jika aku memang Navysa?"
"Karena aku akan sangat bersalah telah mencintaimu."
Hanum menyentuh pipi kanan Fatih.
"Fatih, kau tahu? Kita tidak mesti hidup dengan orang yang kita cintai, bukan? Terkadang kita juga bisa memilih hidup dengan seseorang yang lebih membutuhkan kita dari dia yang mencintai kita. "
"Sekali lagi aku bertanya, siapa kamu sebenarnya?" tanya Fatih lagi. "Jika aku menceritakan semuanya padamu, apakah kamu akan mempercayaiku?" Tanpa ragu Fatih menganggukkan kepalanya. "Aku bisa melihat yang tak terlihat," ucap Hanum mantap. | Cerpen Lucu Inikah Kisah Cinta Kids Jaman Now Part 6
- Bersambung -