"Rasanya aku tidak ingin melepaskanmu,"
Ucap Fatih sembari menikmati senyum di bibir Hanum. Fatih berlari lalu menarik tangan Hanum dan memeluk tubuh mungil itu. | Cerpen Lucu Inikah Kisah Cinta Kids Jaman Now Part 5
"Apa kamu begitu menyukaiku?" tanya Hanum dalam dekapan Fatih.
"Aku sudah bilang bahwa aku sangat mencintaimu."
"Aku juga sudah bilang bahwa kamu tidak boleh jatuh cinta padaku." Hanum melepaskan pelukan Fatih lalu menatap matanya.
"Kenapa?" tanya Fatih
Mata hanum berkaca-kaca, butiran bening itu kembali jatuh membasahi pipinya.
"Karena jika kamu tahu kenyataan tentang diriku, kamu pasti tidak akan mencintaiku lagi."
Fatih menghapus air mata di pipi Hanum, dengan lembut dia membelai rambut hitam yang berantakan tertiup angin.
Dia kembali memeluk tubuh mungil Hanum, sambil menepuk lembut punggungnya. Hanum kembali menangis di dada bidang Fatih, tangisnya pecah tak tertahankan. Hamparan bunga matahari menjadi saksi cerita mereka hari ini.
Mencintaimu adalah hal yang paling menyenangkan dalam hidupku. Merindukanmu adalah hal yang paling menyiksa, bersamamu adalah hal yang selalu aku inginkan, dan kehilanganmu adalah hal yang paling aku takutkan.
Ken membaca sebuah surat yang pernah dia kirimkan pada Navysa. Ternyata surat itu masih Navysa simpan di kotak kenangan miliknya. Ken mengingat dengan jelas, senyum Navysa saat menerima surat itu.
"Sayang, aku merindukanmu sangat merindukanmu. Bahkan jika aku mulai tertarik pada orang lain, tidak dipungkiri bahwa cinta Ken pada Navysa sangatlah besar." Ken kembali mengingat semua kenangan yang dia habiskan bersama Navysa, tapi dia tidak ingin mengingat bagian saat Navysa meninggalkannya.
Ken mengambil foto pernikahannya dengan Navysa di atas meja. Dia menatap setiap inci wajah Navysa di foto itu. Setitik air mata Ken jatuh tepat di wajah Navysa.
"Kau tahu? Aku sepertinya mulai tertarik pada seseorang, tapi aku menyadari bahwa Fatih sangat mencintai wanita itu. Navysa, apakah ini tanda bahwa aku hanya boleh mencintaimu?" tanya Ken pada foto yang masih dia pandangi. Ken pun menangis sambil memeluk foto itu.
"Kenapa kamu pergi begitu cepat?"
Fatih membaca artikel, dan berkas yang berkaitan dengan kasus yang akan dia tangani. Fatih membaca setiap detailnya dengan teliti dan hati-hati.
"Nona Inaya … dia terluka karena seseorang menembak bahunya, sekarang dia ada di ruang perawatan," ucap sekretaris Fatih yang tiba-tiba menerobos masuk ruangannya.
Fatih menjatuhkan artikel yang sedang dia baca lalu berlari menuju ruang perawatan. Dia melihat bahu Inaya sudah diperban, tapi wanita cantik itu terlihat biasa saja.
"Inaya … mundurlah dari kasus ini!" Perintah Fatih dengan mimik Khawatir.
Inaya tersenyum, dia bahagia melihat Fatih mengkhawatirkan keadaannya.
"Tidak, aku tidak akan pernah mundur dari kasus ini."
"Bodoh! Jika terjadi sesuatu padamu bagaimana?"
"Aku seorang pengacara, dan itu sudah resiko dari pekerjaanku. Aku akan terus memperjuangkan nasib klienku. Dia tidak bersalah, dia hanya dijadikan kambing hatim oleh seseorang yang memiliki kekuasaan."
Fatih tahu Inaya adalah wanita keras kepala kalau sudah berkaitan dengan pekerjaan. Dia wanita tegas, cerdas, tapi sangat melow jika sudah berkaitan tentang perasaan.
"Kamu sudah berjanji akan melindungiku, apakah janji itu masih berlaku ?"
"Iya, masih. Bagaimana lukamu?"
"Hanya tergores peluru saja, polisi sudah menangani kasus penembakan ini."
Fatih memeluk wanita keras kepala itu, dia sudah berjanji pada almarhum Ayah Inaya untuk menjaga putri kesayangannya.
Hanum melayani setiap pembeli dengan semangat. Bibirnya terus tersenyum ramah pada mereka. Dia bekerja dengan gesit dan cekatan. Di luar caffe Ken memperhatikan Hanum yang sibuk melayani pelanggan, tampak sesekali Hanum menyeka keringat di dahinya.
Ken menunggu Hanum di luar caffe, dia duduk di sebuah bangku yang berhadapan langsung dengan tempat kerja Hanum.
Melihat Hanum keluar dari tempat kerjanya, Ken langsung menghampiri Hanum. Dia memegang lengan Hanum kasar, tatapannya tajam menatap wajah Hanum.
"Siapa kamu sebenarnya?" tanya Ken.
Hanum terkejut dengan tingkah Ken yang tiba-tiba berlaku kasar padanya.
"Siapa kamu? Kenapa kamu melakukan ini padaku? Apa kamu Navysa?" Ken kembali bertanya dengan frustasi, air matanya berjatuhan begitu saja. Refleks Hanum memeluk Ken yang terlihat menyedihkan.
"Siapa pun aku, itu tidak penting bukan?"
Ken menangis di pelukan Hanum, entah kenapa dia menjadi secengeng ini, tapi ada kehangatan dan kenyamanan saat gadis mungil ini memeluk tubuhnya.
Mereka tidak menyadari bahwa Fatih memperhatikan dari kejauhan, sebuket bunga mawar merah jatuh di tangannya. | Cerpen Lucu Inikah Kisah Cinta Kids Jaman Now Part 5
Dia begitu terkejut melihat kejadian di depan matanya saat ini.
- Bersambung -