Inikah Kisah Cinta Kids Jaman Now Part 4



Hanum merebahkan tubuhnya di ranjang, tidak lupa dia memeluk jaket hitam milik Ken. Dia mencium jaket itu, sambil membayangkan wajah Ken. "Kenzo!" gumam Hanum sambil memejamkan mata. Dia pun terlelap dengan senyum terlukis di bibir tipisnya. | Cerpen Lucu Inikah Kisah Cinta Kids Jaman Now Part 4


Tanpa Hanum sadari diluar masih ada Fatih yang masih setia mengawasinya. Setelah lampu kamar Hanum dimatikan baru Fatih meninggalkan rumah Hanum "Selamat tidur, Hanum," ujar Fatih tersenyum.


Hari minggu pagi, Fatih dan Ken bersepeda bersama mengelilingi taman kota. Dua bersaudara itu saling adu kecepatan mengendarai sepeda dan akhirnya Fatih yang memenangkan balap sepeda pagi ini. Setelah lelah bersepeda mereka beristirahat di sebuah lapangan yang dipenuhi rumput yang sudah di pangkas sedemikan rupa. Mereka pun merebahkan tubuh di atas rerumputan sambil menatap langit.


"Kak, sepertinya aku menyukai wanita lain, tapi aku tahu bahwa aku harus menikah dengan Inaya. Menurutmu apa yang harus aku lakukan?"


Ken terkejut mendengar penuturan Fatih yang tiba-tiba. Dia tahu Fatih adalah satu-satunya anak kebanggaan Papa karena Fatih tidak pernah membatah apapun yang menjadi keputusannya.


"Aku akan jauh lebih bahagia menikah dengan wanita yang aku sukai," jawab Ken sambil membelai kepala adik kesayangannya itu.


"Aku tidak bisa meninggalkan Inaya, dia wanita pilihan Papa, aku juga sudah berjanji akan menjaga Inaya sampai kapan pun."


"Kalau begitu, lupakan wanita yang kamu sukai itu! Jangan buat dia jatuh cinta jika pada akhirnya kamu akan menikahi orang lain."


Fatih mencerna setiap kalimat Ken, dan yang dikatakan kakaknya itu benar. Dia harus berhenti mengejar Hanum. Dia memang mencintai Hanum, tapi dia harus menikah dengan Inaya.


"Jangan sampai kamu menyesal seperti aku, Fatih," sambung Ken parau. Pikirannya kembali melayang mengingat Navysa, wanita yang sangat dia cintai tapi kini dia telah pergi tanpa mengatakan selamat tinggal padanya.
.


Mobil putih melintas di hadapan Hanum, sosok wanita setengah baya berpakaian minim keluar dari mobil itu, dengan angkuh dia berjalan menuju Hanum. Dia menatap Hanum dengan tatapan sinis dan merendahkan. Dia melempar sebuah bingkisan berwarna merah ke wajah Hanum.


"Jangan pernah kamu mengirim apapun lagi padaku! Sejak aku pergi dari rumah itu, aku bukan lagi Ibumu," ujar wanita itu kasar.


Hanum memegang tangan wanita itu, air matanya keluar begitu saja tanpa komando. Tapi, dengan kasar tangan hanum ditepis.


"Ibu … aku tidak tahu apa salahku? Tapi aku sangat merindukanmu."


"Hanum … kamu anak yang tidak pernah aku harapkan untuk lahir. Kamu adalah aib dalam hidupku."


"Bohong … bukankah dulu kita hidup bahagia bersama Ayah?"


"Kamu benar! Tapi saat dia tahu kamu bukan anak kandungnya dia tidak bisa menerimamu. Aku merasa kehadiranmu menghancurkan hidupku, Hanum."


Hanum tidak percaya bahwa Ibunya tega mengatakan hal sekejam itu padanya. Wanita setengah baya itu pun kembali masuk mobil dan meninggalkan Hanum yang menangis meratapi nasibnya.


"Lalu, aku anak siapa?" tanya Hanum pada diri sendiri. Dia pun berlari terus berlari dengan air mata yang sudah membanjiri wajahnya. Setelah lelah berlari dia berhenti dan duduk di sebuah bangku dekat kolam. Tangisnya kembali pecah, semua kenangan bersama Ayah dan Ibunya kembali berkelebat di kepala. Dia menutup mulut agar volume tangisnya mengecil.


"Hanum …" Panggil seseorang, tapi Hanum tidak memperdulikan orang itu.


"Kenapa kamu menangis?" Hanum mendongak lalu melihat sosok yang sangat dia kenal. Hanum tidak menjawab dia tetap menangis bahkan suara tangisnya semakin besar.


Fatih langsung memeluk Hanum, dia berusaha menenangkan gadis mungil itu.


Hanum tidak memberontak saat dipeluk, dia malah balas memeluk Fatih. 'Lalu bagaimana bisa aku melupakan, Hanum?' pekik Fatih dalam hati. | Cerpen Lucu Inikah Kisah Cinta Kids Jaman Now Part 4


Ken melihat dari kejauhan adegan berpelukan antara Hanum dan Fatih. Ken mendekati mereka lalu menyodorkan sebotol air minum yang tadi dia bawa pada Hanum. Hanum melepaskan pelukan Fatih kemudian mengambil botol air minum itu dan menggaknya sampai habis.


Setelah minum air, Hanum merasa lebih baik. Dia pun menghapus sisa air mata di pipinya. Fatih dan Kaneki terus memperhatikan wanita mungil di hadapan mereka. "Kamu kenapa?" tanya Fatih lagi. Hanum masih tetap membisu.


Ken masih menatap Hanum lekat, ingin rasanya dia menghapus air mata di pipi Hanum. Dia memberanikan diri menyentuh bahu Hanum. |


"Aku tahu kamu pasti bisa melewati semua hal yang menyedihkan dalam hidupmu." Hanum tersenyum mendengar ucapan Ken. Dia merasa memiliki kekuatan lebih untuk menghadapi semua kemungkinan buruk dalam hidupnya.


Fatih melihat Ken dan Hanum saling tatap dan tersenyum satu sama lain. Ada rasa nyeri yang tiba-tiba dia rasakan di hatinya. Fatih ingin bertanya pada Ken, darimana dia mengenal Hanum tapi dia mengurungkan niatnya itu. Refleks dia memegang tangan Hanum dan menariknya menuju sepeda yang terparkir tidak jauh dari tempat mereka.


"Kamu kenapa sih? Kita mau ngapain?" tanya Hanum jutek.


"Aku mau ajak kamu sepedean biar nggak sedih lagi," jawab Fatih sambil menaiki sepedanya.


"Terus aku duduk dimana?"


"Di depan,"


"Ogah! Entar pantatku sakit."


"Enggak akan."


Fatih pun kembali menarik tangan Hanum dan memaksanya duduk di depan. Pasrah Hanum menuruti keinginan Fatih. Fatih bisa mencium bau sampo dari rambut Hanum. Rasanya dia ingin mencium rambut hitam itu, tapi takut Hanum marah dan lebih parah lagi kalau Hanum tidak ingin bertemu dia lagi. Detak jantung Fatih tak beraturan karena posisinya yang begitu dekat dengan Hanum, dengan nakal tangannya menindih tangan kiri Hanum yang berpegangan pada stang sepeda. Hanum pun menepis tangan Fatih. Fatih hanya cekikikan melihat tingkah Hanum.


Fatih terus menambah kecepatan sepedanya, Hanum sudah mulai menikmati bersepeda dengan Fatih. Tangisnya tadi kini sudah mulai berganti senyum tipis.


"Terimakasih kamu selalu ada." Hanum membuka suara.


"Hanum, sepertinya aku tidak menyukaimu, tapi aku sangat mencintaimu." Tanpa ragu akhirnya Fatih mengatakan kalimat itu. Fatih menghentikan sepedanya lalu menarik tangan Hanum menuju hamparan bunga matahari yang ada di samping kanan mereka. Hanum takjub melihat hamparan bunga matahari yang luas membentang indah.


"Aku baru sadar, ada tempat seindah ini," ucap Hanum masih takjub. Fatih terus memperhatikan senyum manis di bibir mungil Hanum. Dia bahagia akhirnya gadis mungil itu bisa tersenyum.


"Fatih, tangkap aku!" teriak Hanum lalu berlari menuju hamparan bunga matahari, Fatih pun berlari mengejarnya. Mereka berlarian sambil tertawa bahagia.


"Hei … Hanum, aku mencintaimu!" teriak Fatih sambil terus berlari mengejar Hanum yang makin mempercepat langkahnya.


Mereka tidak menyadari bahwa Ken melihat dari kejauhan. "Navysa, jika aku mulai tertarik pada seseorang, apa itu sebuah pengkhianatan?" tanyanya pada diri sendiri. Tatapannya terus melihat kearah Hanum dan Fatih yang saling mengejar dan tertawa renyah. | Cerpen Lucu Inikah Kisah Cinta Kids Jaman Now Part 4


- Bersambung -