Kesadaranku sedikit demi sedikit mulai menghilang, tapi tendangan, dan jambakan masih terasa begitu sakit. Air mataku terjatuh, tak ada rasa iba di hati mereka saat tubuhku sudah habis terluka akibat tendangan, jambakan, dan pukulan dari mereka. | Cerpen Lucu Inikah Kisah Cinta Kids Jaman Now Part 3
"Kasihan sekali kamu Maria, hidupmu sangat menyedihkan. Hari ini aku akan mengakhiri semua penderitaanmu." Ucap wanita gendut yang selalu ku panggil Mami bos. Dia mengeluarkan pisau tajam dari tas yang dia bawa. Dia mulai melukai tanganku.
"Aaahhh..," Aku berteriak kesakitan, merasakan sakitnya kulitku tersayat pisau. Mereka tertawa melihat penderitaanku. Mereka menikmati setiap siksaan yang mereka lakukan padaku. 'Apa mereka masih bisa disebut manusia? Siapapun tolong aku!' Rintihku dalam hati. Apakah ini akhir dari kisahku? Apa hari ini aku akan mati? Rentetan pertanyaan timbul dibenakku. Kini aku melihat Mami bos mengangkat pisau tinggi-tinggi dan siap menghujamkannya ke jantungku. Air mataku berjatuhan semua kenangan dalam hidupku bermunculan dalam kepala seperti kaset yang di putar ulang. Aku pun memejamkan mata bersiap-siap untuk mati.
"Selamat tinggal Maria yang menyedihkan" Ucap Mami bos sambil tertawa terbahak-bahak.
"Mariaaaa….." Terdengar suara seseorang yang sangat ku kenal memanggil namaku. Aku pun membuka mata ini, berharap bukan mimpi ada seseorang yang menolongku. Mami bos menjatuhkan pisau itu, lalu berusaha kabur dengan tiga anteknya.
"Reyy….." Ucapku lirih.
"Mariaaaaa……" Ucap sosok yang aku yakini adalah Khanza, aku melihat mata dan hidungnya seperti milikku.
"Reyyy ayo bawa Maria ke rumah sakit! Maria jangan khawatir Bayu akan membereskan orang-orang yang melukaimu." Ujar Khanza dengan raut wajah yang begitu panik, air matanya pun mengalir. Aku tidak punya tenaga lagi untuk berbicara.
Rey mengangkat tubuhku, di wajahnya pun tergambar jelas kekhawatiran.
"Mariaaaa bertahanlah….." Lirih Rey dan aku tak ingat apapun lagi.
Saat aku terbangun aku sudah berada di rumah sakit, tanganku sudah terinfus. Di sampingku ada Khanza yang memegang erat tanganku. Dia pun tersenyum melihat aku sudah siuman.
"Mariaaaa...akhirnya kamu sudah sadar." Ucap Khanza lalu memeluk tubuhku.
Tiba-tiba ada yang membuka pintu, muncul sosok yang sangat aku rindukan selama ini. Ayah, terlihat cemas di wajahnya. Khanza pun melepaskan pelukannya dan terkejut melihat Ayah.
"Maria…maafkan Ayah nak!" ucap Ayah lalu mengusap lembut kepalaku. Katakan ini nyatakan? Ini bukan mimpi? aku tidak berkata-kata hanya air mata yang bercucuran membasahi pipi ini.
"Maria…,kamu tahu? hati Ayah sangat sakit saat kamu mengatakan bahwa tidak akan memanggil aku Ayah lagi. Ayah melakukan semua itu untuk menebus kesalahan Ayah pada Asri. Ayah mengkhianati dia dengan Ibu kalian. Padahal dia begitu setia, dengan berat hati Asri mengizinkan Ayah menikah dengan Mona, Ibu kalian. Ayah mencintai Mona, tetapi Ayah jauh lebih mencintai Asri. Kau tahu Maria? Asri sangat membenci Mona. Wajahmu sangat mirip dengan Ibumu. Jadi, setiap Asri melihat wajahmu dia kembali terluka dengan pengkhianatan yang Ayah lakukan dengan Mona. Karena itu, Ayah tidak bisa menerima keberadaanmu, itu akan melukai Asri. Asri memiliki jantung yang lemah, Ayah takut terjadi sesuatu padanya. Asri juga takut Khanza membencinya saat dia mengetahui kebenaran tentang Ibu kandungnya. Tolong setelah kamu sembuh pergilah Nak!"
Ayah menjelaskan semuanya padaku dan Khanza, kami hanya diam mendengarkan. Tampak Ayah menangis, sambil terus membelai lembut kepalaku.
"Ayah, aku janji setelah aku sembuh aku akan pergi. Ayah jangan bersedih lagi!" ucapku lalu mengusap air mata Ayah. Rasanya bahagia sekali sekarang Ayah sudah mengakui aku sebagai putrinya.
"Aku kecewa dengan Bunda, tapi aku tidak akan pernah membenci Bunda. Aku paham rasa sakit di hati Bunda, dikhianati oleh seseorang yang kita cintai, itu sangat menyakitkan Ayah. Aku juga pernah merasakan hal itu. Tapi, meminta Maria pergi dari hidup kita itu juga tidak adil Ayah. Maria putrimu, sama seperti aku Ayah. Aku juga berhak tahu siapa Ibu kandungku, Ibu yang sudah melahirkanku ke dunia ini." Tiba-tiba Khanza membuka suara. Suaranya bergetar menahan tangis.
"Tidak Khanza! melihat Ayah dan kamu menerima ku itu sudah lebih dari cukup." Ujarku sembari tersenyum. Aku memegang tangan Ayah dan Khanza lalu mendekap kedua tangan orang yang sangat berharga dalam hidupku itu.
"Maafkan aku Khanza karena aku berbohong tentang kamu anak angkat. Maafkan aku Ayah, karena membuat luka di hati Bunda Asri. Aku cuma ingin merasakan rasanya memiliki Ayah dan saudara. Aku hanya tidak ingin sendiri lagi. Aku cuma ingin merasakan bagaimana rasanya memiliki banyak orang yang peduli dan menyayangiku. Hari ini aku sudah merasakannya.
Aku tidak peduli meskipun hanya sejam atau bahkan semenit aku bahagia merasakan cinta yang kalian berikan untukku." | Cerpen Lucu Inikah Kisah Cinta Kids Jaman Now Part 3
Mereka pun langsung memelukku. Kami bertiga berpelukan sembari menangis. "Maafkan Ayah sayang, maafkan Ayah!" Ayah makin mempererat pelukannya.
Hari berganti hari, tak terasa sudah dua hari aku di rumah sakit, dan keadaanku semakin membaik.
Setiap hari Khanza, Ayah, dan Bayu datang mengunjungiku. Jujur saja, sejak aku siuman Rey tidak pernah mengunjungiku, padahal aku sangat merindukannya. Ah…rindu? sadar Maria, jangan bermimpi, Rey terlalu tinggi untuk seorang Maria yang menyedihkan.
"Hai ngelamun aja, aku panggil nggak nyahut-nyahut. Kamu lamunin siapa sih?" suara berat seorang lelaki yang sangat ku kenal menyadarkan aku dari lamunan tentang Rey. Ahhh alangkah kagetnya, saat melihat Rey sudah ada di depan mataku. Yaampun…sudah dua hari tidak mandi, wajahku masih bonyok, aku pasti mengerikan. Bagaimana ini? rasanya aku tidak mau Rey melihatku dengan tampilan berantakan seperti ini.
"Maria…!" Suara Rey kembali menyadarkan ku dari pikiran-pikiran aneh yang muncul.
"Eh…Rey" Ucapku singkat, karena aku bingung harus berbicara apa. Rey malah tersenyum lalu mengacak rambutku yang sudah dua hari tidak tersentuh sisir.
Aku makin gugup saat Rey menatapku dalam, aduh badan kok jadi panas dingin begini. Siapa pun tolong aku dari situasi kaku ini.
"Syukurlah, Khanza bisa memahami keadaanmu. Biasanya dia selalu drama banget kalau menghadapi masalah dalam hidupnya. Bayu juga sangat mencintai Khanza, karena itu dia selalu menjaga hati Khanza yang labil. Setelah aku dan Bayu menceritakan siapa kamu sebenarnya, Khanza langsung ingin menemuimu. Seharusnya dari awal kamu mengatakan yang sejujurnya pada Khanza." Ujar Rey panjang lebar sambil tetap menatap mataku.
"Aku tidak bisa Rey mengatakan yang sejujurnya pada Khanza. Aku berjanji pada Bayu dan Bunda Asri. Tapi, entahlah aku kemudian berubah pikiran dan ingin membuat Khanza menderita seperti aku, makanya aku mengarang cerita bahwa dia anak angkat. Aku iri dengan Khanza, aku iri dengan kehidupannya."
Tiba-tiba Rey mengeluarkan bando warna putih dari balik jasnya. Dia pun memakaikan bando itu di kepalaku.
"Maria, mulai hari ini aku akan melindungimu. Jadi, maukah kamu ikut bersamaku ke Paris?"
Deg…perasaan apa ini? jantungku berdetak tak karuan, tubuhku pun panas dingin, rasanya hati ini berlocatan gembira tak terkira.
"Maria, aku akan menghapus semua mimpi burukmu. Aku ingin menikah denganmu dan membuat kenangan yang membahagiakan. Maukah kamu menjadi bagian dari cerita hidupku?" Ujar Rey lagi sembari menggenggam erat tanganku.
Ya Allah, apa ini adalah kebahagiaan untuk seorang Maria yang menyedihkan? aku menangis dan kali ini aku menangis bahagia. Aku pun menganggukkan kepalaku tanda setuju.
"Selamaaaat….selamat….." Ucap Bayu dan Khanza yang tiba-tiba muncul. Mereka membawa kue tart berbentuk hati di atasnya tertulis 'Maria will you marry me' mereka pun memberikan kue itu untukku. Khanza dengan jahil mencolek kue tart itu dan menempelkannya ke wajah Bayu. Bayu pun mengejar Khanza sambil tertawa. Aku dan Rey pun ikut tertawa. Kami saling tatap dan tersenyum satu sama lain. Aku melihat cinta di matanya.
"Tolong jangan buat keributan! Ini rumah sakit." Tiba-tiba suster muncul dan memberi kami peringatan agar tidak kembali membuat keributan. Bayu dan Khanza malah tetap cekikikan tak karuan. Aku bahagia, hari ini aku bahagia, terimakasih Allah. | Cerpen Lucu Inikah Kisah Cinta Kids Jaman Now Part 3
- Bersambung -