Sudah 20 menit aku menunggu, kok dia belum datang juga. Aku lirik pintu masuk, belum ada tanda-tanda kedatangannya. Tak biasanya dia telat. Apa terjadi sesuatu?
Mas fatih kemana sih, gumamku. Ku cek pesan di handphone, nihil. Kenapa nggak ada kabar begini?
Ku ambil cermin di tas, aku benar-benar dandan maksimal hari ini. Mengenakan Jumsuit Maron. Dengan PDnya aku mengatakan penampilanku sempurna.
Tapi, apa gunanya penampilanku ini tanpa kehadiran Mas Fatih. Aku mulai resah, apa dia beneran nggak datang? Tapi kenapa?
Hampir semua mata melihatku. Sebagian dari mereka tak berhenti menatapku. Aku menyadarinya, tapi tak menghiraukan. Sudah biasa menjadi pusat perhatian.
Drrt... Sebuah pesan baru masuk di handphoneku. Dari Mas Fatih, aku segera membukanya.
[Milea maaf kita tidak bisa bertemu hari ini. Saya harus ke Rumah Sakit sekarang]
[Milea maaf kita tidak bisa bertemu hari ini. Saya harus ke Rumah Sakit sekarang]
Aku terhenyak, apa Mas Fatih sakit? Aku harus mengunjunginya. Aku meminta Mas Fatih untuk mengirim alamat Rumah Sakitnya.
Dengan mengendarai Rolls Royce aku melaju menuju Rumah Sakit. Perasaanku bercampur aduk antara khawatir dan bahagia. Khawatir tentang keadaannya. Tapi juga bahagia karena akan segera bertemu dengannya.
Ku parkirkan mobil, dan segera masuk ke dalam Rumah Sakit. Aku berlari kecil mencari ruangan yang telah di kirim Mas Fatih di handphoneku. | Cerpen Lucu Bahwa Cowok Juga Terkadang Bisa Baperan Part 3
"Mas Fatih," teriakku saat melihatnya sedang duduk di kursi tunggu.
Ia melambaikan tangan sambil tersenyum. Aku berlari kecil, hingga hijab yang ku kenakan ikut terbang menutupi sebagian wajahku.
"Mas Fatih sakit apa?" aku langsung duduk disebelahnya.
"Bukan Mas yang sakit Milea," jawabnya ramah.
"Jadi, siapa yang sakit mas?" tanyaku penasaran.
"Istri Mas yang sakit," jawabnya sambil senyum.
Istri? Maksudnya Mas Fatih sudah menikah? Kenapa aku tidak mengetahuinya? Hatiku serasa berkecambuk, ada panah yang tertancap. Sakit. Baru saja ada seseorang yang hadir mendebarkan hatiku. Sekarang hatiku juga berdebar tapi debaran kekecewaan.
Aku meninggalkannya begitu saja. Ia berusaha mencegahku tapi aku menolak. Aku menyetir sambil menangis, Queen kenapa kamu jadi selemah ini.
Aku membanting stir ke pinggir jalan dan menangis sejadi-jadinya. Hiks hiks
"Queen... Queen...,".
Aku terbangun dengan mata sembab.
Aku terbangun dengan mata sembab.
"Mona," panggilku, sejak kapan ia di sini dan kenapa aku masih di perpustakaan. Apa yang tadi hanya mimpi. Aku bernafas lega.
Drrrt... Sebuah pesan baru masuk. Aku merogo tas dan mengambil benda persegi panjang itu. Dari Mas Fatih.
[Milea, maaf Mas tidak bisa datang hari ini karena istri Mas sedang sakit].
[Milea, maaf Mas tidak bisa datang hari ini karena istri Mas sedang sakit].
Istri? Jadi bukan mimpi. Aku tergeletak tak berdaya.
"Queen bangun..,"
"Queen bangun..,"
- Bersambung -