Tumpukan buku memenuhi ruang tamu.
Aku geletak di atasnya, tak ada tempat untuk merebah badan. Hampir semua sudut dipenuhi buku. Ternyata jadi mahasiswa akhir begini toh. | Cerpen Lucu Bahwa Cowok Juga Terkadang Bisa Baperan Part 2
Otak serasa mau pecah, ku kusuk pelan kedua pelipis dengan jari. Rileks, begini lebih tenang. Tiba-tiba tenggorokanku terasa kering. Sudah seberapa lama aku tidak minum? Dengan langkah tertatih-tatih aku ke dapur.
Ku raih gelas dan menuang air mineral di dalamnya. Pikiranku melayang, membayangkan senyuman Mas Fatih. Kenapa dia punya senyuman seindah itu? Adem aja lihatnya, teduh gitu. Orang sholeh memang beda ya. Deg deg deg, kok jantungku berdetak gini, batinku sambil mengelus dada. Apa jangan-jangan ini dilan, dilanda cinta beneran. Waduh. Enggak mungkin, toh wajar jantungku berdetak namanya juga orang hidup. Kecuali udah mati baru deh. Batinku berpikir positif.
Kenapa tiba-tiba dingin begini ya, batinku. Kulihat air telah meluber membasahi bajuku. What? Apa aku udah gila hingga tak sadar menuang air sampai meluber. Aku menepuk kepala pelan. Tak biasanya aku kepikiran dengan seseorang begini. Kalau dilihat, Fatih tidak setampan mantan-mantanku dahulu. Tapi kenapa aku tak bisa berhenti memikirkannya.
Drrt.... Sebuah pesan masuk. Ku ambil benda pipih yang sejak tadi bertengger di atas meja. Pesan dari Mona.
[Queen, ke kafe maroon yuk? Bosan nih] hampir semua orang memanggilku Quen, termasuk Mona.
[Queen, ke kafe maroon yuk? Bosan nih] hampir semua orang memanggilku Quen, termasuk Mona.
[Oke] balasku. Aku juga sudah penat dengan semua buku-buku ini. Butuh refreshing sejenak, pas banget Mona ngajakin keluar.
"Queen rajin amat," pekiknya saat melihatku membawa beberapa buku dan skripsi. Aku langsung menghempaskan badan di sofa.
Aku menarik nafas, "Taulah pembimbing ku gimana," keluhku sambil meletakkan buku dan skripsi di atas meja makan.
"Eh, Queen itu kayak Mas Fatih deh," ujarnya tiba-tiba sambil menunjuk ke arah jalan.
"Masak sih," aku berdiri dan melihat setiap orang yang lewat di jalan.
"Hahahah," Mona tertawa girang. "Kamu percaya banget sih Queen," sambungnya sambil memegangi perutnya.
Aku hampir melempar buku-buku itu ke wajahnya, ia segera mencegahku dan meminta maaf. Aku melenguh kesal, menyenderkan badan di sofa. Kenapa juga aku sebegitunya?
"Hei, kalian lagi nyeritain aku yah," Troy muncul tiba-tiba.
"Mon, loe ngajak dia," kataku sambil menunjuk Troy. Lelaki itu langsung duduk di sampingku dengan santainya.
Mona terdiam, tapi matanya melirik Troy. Itu tandanya benar.
"Queen apaan tuh," tanya Troy sambil nunjuk tumpukan buku dan skripsi yang ada di depanku.
"Pikir aja sendiri. Dah tau nanyak," jawabku kesal.
"Queen, udah nikah aja sama aku dari pada ngerjain skripsi begini," ujarnya nyengir sambil mengambil skripsiku.
"Waras Troy?" tanyaku ketus.
"Queen, aku punya mobil udah punya rumah juga. Kamu nggak perlu kuliah apalagi kerja. Kamu cukup jaga aku sama anak-anak aja," pungkasnya santai sambil menyerut es jeruk.
"Buset dah, terik-terik begini kena goda sama bule palsu," pungkasku cemberut. Udah nggak terhitung lagi ia menembakku. Tapi ntah kenapa aku tidak tertarik dengan lelaki blasteran Indo-Jerman ini. Padahal wajahnya hampir mirip Zac Efron.
"Aku masih setia nungguin kamu Queen, aku serius," ujarnya dalam. Kali ini tak ada tawa. Aku tahu ia benar-benar mengatakannya. Tapi maaf Troy ada seseorang yang telah membuatku berdebar. Mungkin ini akhir dari kisah cintaku.
[Milea, besok ketemu ditempat biasa ya]
Mas Fatih mengirim pesan tepat saat aku membuka handphone. Hanya dia yang menyebut nama asli ku. Aku kegirangan hingga loncat-loncat di tempat tidur.
Mas Fatih mengirim pesan tepat saat aku membuka handphone. Hanya dia yang menyebut nama asli ku. Aku kegirangan hingga loncat-loncat di tempat tidur.
[Baik Mas] balasku.
Kira-kira besok aku pakai baju apa ya. Ku buka lemari kaca yang isinya pakaian semua. Aku memilah satu persatu baju yang bagus. Kemudian mencoba pakaian yang menurutku bagus ku kenakan.
Kenapa semua baju terlihat kuno, pekikku. Aku harus beli baju baru nih, tapi udah hampir jam 10. Enggak mungkin keluar jam segini. Oiya pesan online, kenapa aku nggak kepikiran yach? Ku buka aplikasi pakaian online. Untung aja aku punya langganan. Klik, beres. Bajunya sampai ditempat besok sebelum jam 2.
Drrt... Pesan baru masuk. | Cerpen Lucu Bahwa Cowok Juga Terkadang Bisa Baperan Part 2
Siapa malam-malam begini chat aku. Padahal udah hampir jam 12 malam loe. [Milea] read
- Bersambung -