Teringat Segores Luka Ku Sewaktu SMA Part 2



Di kamar yang berukuran mini itu, semuanya nampak rapih. Buku-buku pelajaran yang tertata di meja belajar dan beberapa kertas HVS yang berisi tulisan tangan sang pemiliknya terkumpul menjadi satu. Aroma vanila yang berasal dari penyemprot otomatis itu memenuhi ruangan ini, membuat siapa saja yang menghirup merasa lapar. Termasuk sang empu, yang kini sedang berbaring di bed cover mininya sambil memainkan handphone.

Ya, Reandra Amalia yang dari sepulang sekolah tadi langsung mencari HP-nya yang tidak pernah ia bawa ke sekolah. Ia langsung membuka facebook dan mencari group Kumpulan Penulis SMA Perbang yang dimaksud Akira. Group itu tertutup, namun Reandra dengan cepat mendapatkan izin karena ia salah satu siswi Perbang. Postingan yang pertama ia baca adalah postingan sebuah event puisi. Dimana, syaratnya adalah harus tag satu admin dan kirim di kolom komentar. | Cerpen Sedih Teringat Segores Luka Ku Sewaktu SMA Part 2

Reandra tersenyum membaca syaratnya. Bukan main, apakah ini yang dinamakan menyelam sambil minum air? nikmat mana lagi yang kamu dustakan ckck. Tapi, malu nggak, ya? tanyanya pada diri sendiri.

“Emm ... bodo amatlah image aku udah hancur di depan dia gara-gara tadikan. Mau gagal kek, berhasil kek, yang penting berusaha.” Reandra menjawab ketakutan hatinya sendiri.

Segera Reandra membuat puisi yang sesuai dengan tema yang diminta yaitu ‘Cinta’, tidak butuh waktu lama bagi Reandra membuatnya. Ya, hanya satu bait, cukupkan? lagian Reandra tak berniat memenangkan eventnya. Ia hanya ingin tag adminnya.

Dengan mengumpulkan keberaniannya Reandra mengetikan kata demi kata, puisi satu baitnya yang tak bermakna. Lalu ia mengirimkannya di kolom komentar yang telah di khususkan untuk event tak lupa tag sang pujaan hati.

Reandra Amalia

Rumput tak meminta untuk hijau
Angin tak bertanya tentang wujud
Lantas, haruskah kau menyuruhku berpikir
Mengapa cinta itu hadir dan memilihmu.
Hanya bisa tag si dia Ananda Rama

Reandra tersenyum membaca karyanya. Kalimat bawahnya itu terlalu lebay nggak ya? hatinya terus saja bertanya. Tak lama, ada balasan muncul.

Kodok Payungan

Wah, kakak hebat berani tag Kak Nanda admin tergalak itu hiii

Mata Reandra terbelalak membaca balasan di komentarnya. Apa lagi ini, admin tergalak? oh ... no, bukannya menyelam sambil minum air malah jatuh, tertimpa tangga pula. Bagaimana ini? Kak Rama pasti marah, apalagi puisi yang aku buat terkesan main-main. Hapus aja kali ya. Sebelum komentar itu dihapus seseorang menyukainya. Dan ternyata orang itu adalah ... ya betul. Kak Rama.

“Mati aku, ayahku tahu. Aku sudah mempermalukan diriku.” Reandra langsung mematikan handphonenya. Ia tak sanggup melihat nasib yang terjadi setelahnya. Namun, penasaran tetaplah penasaran Reandra membuka aplikasi Facebooknya kembali. Yang membuatnya terkejut lagi ada satu pesan dari Kak Rama.

Ananda Rama

[Reandra, belajar lagi membuat puisinya. Perbanyak membaca puisi orang hebat agar diksinya bertambah]

[Siap, kak ]

[Bagus  ]

Reandra yang menyedihkan memang. Berniat modus malah jadi minus. Sebenarnya, Reandra bisa membuat puisi yang lebih bagus dari tadi. Kesempatan keduapun gagal.

***
Keesokan harinya, Reandra berharap agar tak bertemu dengan Kak Rama. Ia bingung harus mengeluarkan ekspresi seperti apa karena kesalahannya kemarin. Tetapi, nasib buruk selalu saja menimpanya. Kak Rama baru saja memarkirkan motor dan ia melihat Reandra yang sedang berjalan ke arahnya.

Kenapa kaki ini berjalan ke arahnya sih. Woi kaki lo kenapa? Reandra gemas sendiri dengan tingkah anehnya. Hingga tibalah ia di hadapan Kak Rama. Kak Rama menaikan alisnya bertanya ada apa.

Reandra mengulurkan tangan lalu menyalimi tangan Kak Rama. Astagfirullah, apa yang aku lakukan Ya Allah hati Reandra berkoar-koar. | Cerpen Sedih Teringat Segores Luka Ku Sewaktu SMA Part 2

Berbeda dengan hatinya yang kalang kabut, ekspresi yang di tampakkan wajahnya malah sangat percaya diri. Ramapun tersenyum melihat polah adik kelasnya itu.

“Kenapa?” tanya Reandra sewot melihat tawa pujaan hatinya.

“Kamu suka?” tanyanya.

“Suka apa?” Reandra balik bertanya.

“Suka aku,” jawab Rama dengan kekehannya.

“Nggak ada.” Reandra melangkahkan kakinya menjauhi Rama.

Apa-apaan tadi, Kak Rama seperti merendahkannya. Ini kali ketiga ia mempermalukan dirinya sendiri di depan Kak Rama.

***

Ketika jam istirahat, Reandra pergi ke kantin untuk mengisi perutnya yang lapar. Namun, tiba-tiba ia mendengar seseorang memanggil namanya.

“Reandra,” panggil seseorang.

“Apa?” jawab Reandra ketus. Bukannya jahat, tapi itulah Reandra yang selalu bingung harus mengeluarkan ekspresi seperti apa jika berhadapan dengan orang.

“Kali ini beneran.”

“Beneran apa?” tanya Reandra.

“Kamu suka?”

Reandra berpikir, haruskah ia bilang suka atau tidak. Kalo ia bilang suka, terlihat seperti murahan. Belum kenal, belum apa udah bilang suka aja. Ah bodolah, apapun yang mulutku jawab nanti, aku akan terima resikonya ujar Reandra dalam hati.

“Enggak,” jawab Reandra mantap, berbeda dengan hatinya.

“Oke, kalo gitu kamu bebas. Saya tidak akan menanyakan ini lagi.”

Selalu saja begitu batin Reandra. Dari SD mula ia tidak pernah megatakan ya untuk pertanyaan itu, setelah bersusah payah mengejarnya. Satu kata yang menjadi alasannya yaitu ‘malu’ ya, hanya kata itu. Tentu saja, ada Tuhan di balik kata itu. | Cerpen Sedih Teringat Segores Luka Ku Sewaktu SMA Part 2

Setelah kejadian itu Kak Rama tidak pernah menampakan dirinya di hadapan Reandra, tak juga di media sosial. Hal itu membuat Reandra merasa bersalah, luka itu hadir lagi. Dan ia tebarkan di hati orang-orang yang ia suka. Menjadi diri sendiri itu menyenangkan. Namun, terkadang keinginan dan ego itu sulit dibedakan.

- [TAMAT] -