Ini kedua kalinya aku dan mas Toni keluar bersama. Kami dulu sebenarnya tetangga di kampung lama, tapi tidak pernah dekat. | Cerpen Cinta Tegas Kau Memang Tak Pantas Kutunggu
Baru 2 bulan ini kami intens saling menyapa lewat Facebook.
Aku yang baru putus dari pacarku dan dia yang diputuskan juga oleh tunangannya merasa senasib. Awalnya hanya curhat biasa, setelah beberapa bulan ...
"Kamu mau ga jadi kekasihku," tanya mas Toni.
"Maaf aku sudah tidak mau pacaran dan aku ingin langsung dilamar saja kalau ketemu lelaki yang cocok mas," jawabku.
"Berarti aku masih ada harapan kan?" Dia bertanya lagi. Aku hanya menjawabnya dengan senyuman.
***
3 bulan berlalu, dan kami makin dekat. Aku mulai merasa cocok dengannya. Dia pun sering sekali menjemputmu ke tempat kerja.
"Ana, kapan aku bisa melamarmu? Aku menunggu kesiapanmu," tanya mas Toni tiba-tiba.
"Tunggu 2 Minggu ya mas, aku perlu memantapkan hati," jawabku setelah berpikir lama.
"Baiklah."
Seminggu kemudian, dia mengajakku makan di sebuah cafe, ingin membicarakan sesuatu yang penting.
"An, kemaren orang tua Eli, mantan tunanganku memintaku lagi menikahi Eli. Mereka masih berharap aku jadi menantu di keluarga itu."
"Lalu?" Tanyaku.
"Begini, apa aku kerumah dia dulu ya mengajak Eli balikan. Kalau dia emang ga mau balikan denganku, langsung kulamar kamu ke ayahmu." Jawabnya begitu percaya diri.
Untuk sesaat aku melongo, apa dia merasa semenarik itu bagi wanita? Tiba-tiba aku merasa muak terhadapnya.
"Tunggu mas, maksudmu apa? Kau menjadikan aku cadangan saat kau ditolak orang lain?" Jawabku berusaha tetap tenang.
"Bukan begitu, hanya sekedar mencoba bicara pada Eli. Entah diterima atau tidak. Tunggulah apa jawabannya."
"Lalu, kalau dia terima kamu, aku gimana?" Jawabku mulai jengah.
"Ya terpaksa aku ga bisa lanjut denganmu."
Begitu santainya dia berbicara seperti itu, seolah ini hal sepele. Dia kira aku rela menunggu dan mengemis cintanya.
"Oke, kita selesai sampai disini. Aku berhak jadi nomer satu, dan aku bukan cadangan yang bisa kau abaikan perasaanku. Kau juga tak pantas kutunggu. Jangan hubungi aku lagi," jawabku dengan penuh penekanan.
Aku berdiri tanpa menunggu jawabannya, langsung memutuskan pulang saja. Untung saja aku belum punya rasa cinta, tapi aku tetap sakit hati atas kelakuannya. Aku yakin tanpa diapun, aku akan bertemu dengan lelaki yang jauh lebih baik dan tulus mencintaiku. | Cerpen Cinta Tegas Kau Memang Tak Pantas Kutunggu