Tak Disangka Ternyata Rumahku Berhantu

"Di mana ini?" | Cerpen Misteri Tak Disangka Ternyata Rumahku Berhantu

Aku mencoba mengedarkan pandangan ke seluruh tempat, namun tak ada yang terlihat kecuali jalan berbatu dan rumput-rumput yang ada di tepi jalan. Saat itu begitu gelap. Tak ada penerangan kecuali dari sebuah pelita kecil yang berada di genggamanku. Sudah beberapa kali aku mencoba untuk mengingat tempat ini, namun memang tak pernah sekali pun aku ke sini sebelumnya.

Bingung--aku pun memutuskan untuk menelusuri jalan setepak itu. Mengikuti ke mana jalan itu mengarah. Sampai akhirnya terlihat sebuah cahaya dari sebuah rumah. Semangat yang tadi sedikit menciut kini kembali memuncak. Dengan sekuat tenaga aku berlari menuju rumah itu, hingga tanpa kusadari lentera tadi menjadi penerang jalan telah padam. Namun itu tak kuhiraukan lagi, yang ada di pikiranku kini hanyalah agar secepatnya sampai ke rumah tersebut dan menanyakan di mana ini. Mungkin saja penghuni rumah itu bisa memberi informasi atau dapat mengantar pulang.

Berlari dan terus berlari, hingga semakin lama aku semakin dekat dengan rumah itu. Namun ada yang aneh, etah mengapa rumah itu sangatlah mirip dengan rumahku. Rumah yang sadah satu bulan ini aku dan keluargaku tempati. Akakn tetapi yang ini sedikit berbeda, terutama di bagian halaman. Di halamannya terdapat sebuah pondok kecil, namun sangat layak untuk dihuni. Seharusnya itu adalah tempat di mana pohon mangga berada. Di samping rumah yang seharusnya terdapat banyak bunga juga berbeda. Di situ hanya ada tumpukan besi, bukan bunga. Juga jika rumahku nampak seperti rumah tua, rumah ini terlihat baru dan sangat terawat. Ah, mungkin ini hanya kebetulan saja, Pikirku.

Aku terus mendekati rumah itu. Namun kini berjalan secara perlahan, tidak lagi berlari seperti tadi. Dari luar terlihat bayangan beberapa orang di dalam. Mereka seperti sedang menonton televisi. Aku pun segera memasuki halaman dan berjalan menuju terasnya. Baru saja kali kananku hendak menyentuh teras, tiba-tiba saja aku marasa seperti ada yang menahan. Aku pun segera berbalik dan betapa terkejutnya ketika mendapati di belakangku tengah berdiri seorang anak kecil dengan kulit yang begitu putih, bahkan bisa dibilang pucat. Hampir saja aku memukul anak itu karana mengira ia adalah tuyul. Untung saja itu belum terjadi karena aku bisa sedikit mengendalikan reflek.

"Pergilah!" ujar anak itu kepadaku.

Jelas aku sangat bingung, mengapa anak itu menyuruh untuk segera pergi. Padahal aku tidak melakukan apapun.

"Pergilah!" ulang anak itu lagi.

Aku hanya menganggap anak itu hanya main-main. Biasanya juga anak kecil suka begitu, mereka masih tergolong labil. Setidaknya itu yang ada di pikiranku. Setelah memperhatikannya beberapa saat, aku menyuruhnya untuk segera pergi dan bermain di tempat lain. Akan tetapi ia masih saja diam dan tetap berdiri di tempatnya. Karena anak itu tak sedikit pun mau mendengarkan, akhirnya kuputuskan untuk mengabaikannya. Lebih baik bertamu ke rumah itu daripada hanya meladeni anak kecil keras kepala yang tak tahu dari mana ia sebelumnya.

"Pergilah!" lagi-lagi anak itu menyuruhku pergi. Namun kali ini suaranya aedikit berubah menjadi serak.

"Pergilah!" sekarang suaranya berubah menjadi lebih serak lagi. Bahkan tak mirip dengan suara anak-anak pada umumnya.  | Cerpen Misteri Tak Disangka Ternyata Rumahku Berhantu

Merasa ada yang aneh, aju pun berbalik dan--

"Aaaaa!!!"

Anak tersebut masih berdiri di tempatnya, hanya saja wajahnya berubah menjadi hancur. Dari kedua matanya, menetes darah segar. Entah ini memang benar atau hanya ilusi karena takut, aku melihat bola mata anak itu tidak ada juga daun telinga sebelah kirinya tinggal setengah, seperti di potong. Ingin rasanya aku berteriak sekencang mungkin, tapi entah mengapa mulutku terasa seperti terkunci. Kakiku juga tidak dapat digerakkan, seperti menempel erat di lantai rumah itu.

Secara perlahan anak itu berjalan mendekatiku. Seketika bulu kudukku berdiri, jantung kian berdetak tak menentu. Semakin anak itu mendekat, semakin cepat pula jantungku berdebar. Ini lah saat paling tak kuinginkan. Berada di tempat asing yang tak kuketahui sedikit pun, juga sepi. Ditambah lagi ada setan anak kecil yang menghantui. Tak bisa berbuat apa-apa, akhirnya aku memutuskan memejamkan mata. Mungkin dengan ini rasa takut yang menyelimutuku dapat sedikit menghilang.

Tak berapa lama kemudian, akhirnya pundakku disentuh dan digoyangkan.

Deg deg deg

Yah, aku pun tak tahu lagi apa dan bagaimana perasaanku saat itu. Yang jelas takut--takut sekali.

"Lil, bangun! Lil, woi banguuunn!!!"

"Hah?"

Aku jelas sangat terkejut, itu sudah nampak sekali dari raut wajah yang kuperlihatkan. Bagaimana mungkin, aku yang tadi tengah berada di suatu tempat yang tak dikenal dan kini sudah ada di kamar--di atas kasur tepatnya.

"Kamu tadi mimpi apa sih, kok teriaknya nyaring amat? Ganggu orang tidur tahu gak," ujar Meli--kakak perempuanku.

Aku tertegun, jadi tadi cuma mimpi, tapi itu terasa sangan nyata.

Yah, begitu nyata, takut yang aku rasakan begitu nyata, ketika aku ditahan, itu juga seperti nyata. Jika itu memang hanya minpi, kenapa aku merasa lelah ketika berlari menuju rumah yang begitu mirip dengan rumah ini. Ah, memang tidak masuk akal. Menurutku itu bukanlah sebuah mimpi.

"Woi! Bengong aja deri tadi!" suara lantang Meli menlmbuyarkan lamunanku.

"Eh, gak papa kak."

"Ya sudah, tidur lagi sana. Makanya sebelum tidur itu baca doa dulu, biar gak mimpi yang aneh-aneh," ujar Meli seraya berjalan keluar dari kamar. | Cerpen Misteri Tak Disangka Ternyata Rumahku Berhantu

- Bersambung -