"Grace, apa kau bersedia menikah denganku?" | Cerpen Lucu Satu Laki Laki Dengan Dua Pengantin Wanita
Grace Dawnbrown tersenyum manis. Mengusap lembut wajah laki-laki di hadapannya, lalu berkata, "Aku bersedia menikahimu. Tetapi, dengan satu syarat."
"Katakan! Apa syaratnya?"
"Nikahilah juga saudariku. Aku tak ingin menikahimu, apabila kau tak juga turut mempersunting saudariku sebagai istri."
Kontan saja kedua mata laki-laki itu melotot tak percaya setelah mendengar penuturan tadi. "Apa?"
Grace mengulas senyuman lebih lebar. "Apa kau bersedia menjadikan kami berdua sebagai pengantin wanitamu?"
. . .
Grace berdiri lesu di depan ruangan tertutup yang gagang pintunya ia pegangi. Mengetuk tiga kali, sesudah itu menghela napas lelah. "Aku dan Jared juga gagal, Celine. Dia tidak bersedia menikahi kau dan aku," ucapnya memulai cerita. "Tapi, kau tak perlu cemas. Aku yakin, suatu hari... akan ada yang bersedia menerima kau dan aku. Percayalah. Jadi, aku mohon. Kau tetaplah sabar menunggu, ya?"
Di dalam ruangan yang gelap gulita itu, sesosok gadis tengah terduduk di tepi ranjang, bersama gaun pengantinnya yang cantik menjuntai hingga ke lantai.
. . .
"Grace, apa kau bersedia menikah denganku?"
Akhirnya, belum genap dua minggu sejak lamaran Jared padanya gagal, ada sosok laki-laki lain lagi yang melamarnya. Membuat Grace merasa senang bukan main. Langsung saja senyuman manis di wajah ayunya tercipta, membuat sosok pemuja di hadapannya semakin tergila-gila.
"Aku bersedia menikah denganmu. Tapi, dengan satu syarat," jawab Grace sambil membelai rambut laki-laki di depannya.
"Apa syaratnya, Grace? Katakan padaku. Apapun akan aku lakukan untukmu!" ucap sang laki-laki penuh kesungguhan.
"Aku ingin kau juga turut menikahi saudariku. Apa kau bersedia, Danny?"
Danny tercenung seperkian detik. Setelah sadar, baru bertanya, "Memangnya kau memiliki saudari?"
Grace memberi anggukan penuh semangat. "Ya. Bahkan dia jauh lebih cantik dan lebih seksi dari aku. Apa kau ingin berkenalan dengannya dulu?"
Mendengar hal itu, tentu saja Danny tergiur. "Ya, ya. Pertemukan aku dengannya."
Senyuman di wajah Grace kian mengembang. "Itu artinya, kau bersedia kan menjadikan aku dan saudariku sebagai dua pengantin wanitamu?"
Danny mengangguk tanpa ragu. Tidak perlu waktu lama baginya untuk langsung setuju. Tidak juga memikirkan terlebih dahulu, risiko atas persetujuannya.
Grace menggandeng tangan Danny mesra. "Terima kasih, Danny. Aku senang karena kau orangnya," pujinya penuh air muka berseri. "Wajahmu tampan, tubuhmu bagus, dan suaramu pun indah. Kau adalah suami idaman bagi setiap wanita. Aku menyukaimu. Dan aku yakin, saudariku juga akan menyukaimu!"
Paras Danny merona disebabkan oleh pujian yang Grace lontarkan. Hidungnya mengembang sebab bangga. Tidak sabar lagi ingin segera menjadikan Grace istrinya, sekaligus saudari Grace juga.
"Jadi, apa kau siap menemui calon pengantinmu yang satu lagi?"
.
Danny meneguk ludah, langkahnya membeku. Tarikan pada pergelangan tangannya tak dihiraukan. Membuat Grace menatapnya tak sabar.
"Ayo, Danny. Saudariku sudah menunggu di dalam."
Danny melotot tak percaya. Saudari Grace tinggal di tempat seperti ini? Pikirnya heran, masih sambil menatap kaget pada bangunan bobrok yang terlihat di hadapannya.
"A-apa kau yakin ini tempatnya, Grace?" tanya Danny yang mulai merasa tak nyaman. Bau busuk tercium di sana-sini, hawanya lembab, ditambah banyak sekali suara-suara hewan pengerat yang menggema dari dalam sana. Apapun alasannya, Danny yakin bahwa tempat yang didatanginya ini bukanlah lokasi yang tepat.
Grace mengamit mesra lengan Danny, setelah itu mengusap-usap pundaknya. "Iya. Kenapa? Apa kau tak percaya?" tanyanya memasang raut lugu, berusaha meluluhkan.
Danny mengangguk lemah. "Tentu saja. Tempat ini terlihat tak terawat dan... mengerikan."
Mendengar komentar itu, Grace menunjukkan raut marah. "Berani-beraninya kau berkata seperti itu tentang rumah saudariku!" jeritnya murka akibat tak terima.
Danny terlonjak. Terkejut bukan main mendapati emosi seorang gadis manis yang selama ini dikaguminya. Benarkah ini sosok Grace? Apa yang terjadi padanya? Danny bertanya was-was.
Grace menarik paksa tangan Danny. "Kau sudah setuju untuk menikahi aku dan saudariku. Jadi, kau tak berhak membatalkan ataupun ragu!" tuntutnya sembari mempererat cekalan di tangan Danny.
Laki-laki yang sangat menyukai Grace itu meringis. Yakin bahwa pergelangan tangannya memerah saking sakitnya. Kali ini, Danny memandangi sosok Grace dengan sorot takut. Ragu-ragu, ia berusaha melepaskan diri. Akan tetapi, tanpa diduga Grace justru melancarkan tendangan ke perut Danny. Membuat Danny tersentak, lalu berlutut melemas di lantai lembab nan bau. Tapi, yang lebih membuat Danny merasa ngeri dan kaget adalah ketika mendapati tulang belulang besar yang berceceran di sepanjang lantai yang ada di depannya.
"T-tempat apa ini?"
Bugh!
Danny terjatuh setelah menerima tendangan kedua yang Grace berikan padanya. Kali ini, ke kepala.
"Kau tak usah banyak tanya! Berdiri, dan ikuti aku! Jangan membuat saudariku menunggu lama!"
Meskipun tubuhnya masih terasa sakit, Danny memaksakan diri untuk berdiri. Berjalan sedikit terhuyung di belakang Grace. | Cerpen Lucu Satu Laki Laki Dengan Dua Pengantin Wanita
Sedangkan matanya menyisir ke setiap sudut bangunan rusak dan kotor ini. Hanya untuk menemukan bercak darah, tulang, bulu-bulu serta rambut, bahkan beberapa helai pakaian yang compang-camping. Namun, itu bukan pakaian yang lazim dipakai seorang wanita. Jika memang ini kediaman saudari Grace, lantas mengapa ada banyak pakaian laki-laki yang berserakan?
Danny nyaris menjerit ketika akhirnya berhenti di depan pintu sebuah ruangan yang kelihatannya merupakan satu-satunya ruang yang masih berbentuk di bangunan ini. Menyaksikan banyak sekali kecoa, belatung, hingga lalat yang berterbangan dan menggeliat di sekitarnya, kontan saja mendatangkan sensasi geli. Danny sungguh benci tempat ini. Ia seharusnya melarikan diri sejak awal. Menyesal karena telah terjerat pesona gadis yang ternyata tak lebih dari sosok aneh dan mengerikan.
"Celine, aku datang membawa sosok calon suami--"
PLAK!
Grace tersentak merasakan tamparan yang mengenai pipinya. Tubuhnya jatuh ke lantai, menimpa tumpukan belatung, membuat sebuah daging yang berada di baliknya tergencat olehnya. Melihat itu, Danny semakin membulatkan niat untuk pergi. Tetapi, ketika baru seperkian langkah diambil Danny, sebuah juntaian kain berenda berwarna putih mendadak saja muncul lalu menjerat kakinya. Melimbungkan tubuh Danny ke lantai penuh darah kering, dan membuat kepalanya agak terbentur. Hasilnya, pusing melanda. Membuat pandangan Danny mengabur, sesudah itu menoleh ke belakang.
Pintu ruangan yang tadi dituju oleh Grace dan Danny terbuka dari dalam, menebarkan aroma busuk yang seketika mendatangkan mual. Danny langsung membungkam mulut, menahan gejolak tak nyaman yang menggelitiki perutnya yang perih.
Sebuah gaun cantik tampak bergerak di terpa semilir angin. Sesosok gadis dalam balutan gaun itu memiliki tubuh yang kurus kering, sangat ringkih. Nyaris hanya serupa tulang yang sekadar dilapisi kulit. Yang ketika Danny dihadapkan padanya, kontan mendatangkan jeritan histeris.
Gadis itu tersenyum. Bibirnya yang sobek penuh darah terbuka lebar. Membawa langkah kakinya yang pincang mendekati tubuh Danny perlahan-perlahan. Membuat sosok calon suaminya itu kian panik dan memucat.
"Akhirnya, kau datang, Wahai Calon suamiku," desis Celine lalu tertawa. Ekspresi wajah yang diperlihatkannya tampak mengerikan.
Grace berdiri. Dengan tak acuh langsung mensejajarkan posisi di samping tubuh sang saudari. "Bagaimana menurutmu? Dia sangat menarik, bukan?" tanyanya berbisik.
Mata merah Celine melirik Grace. "Terima kasih, Grace. Akhirnya, ada seseorang yang bersedia menikahiku," ucapnya penuh haru. Kedua matanya meneteskan merah beraroma anyir.
Danny meneguk ludah, merasa kalut. Tubuhnya bergetar hebat. Menatap takut pada dua sosok wanita mengerikan di hadapannya. "K-kalian sudah gila! Aku tidak akan sudi memiliki istri seperti..."
JLEB!
Danny memekik, terkesiap akibat sakit. Mulutnya memuntahkan darah setelah ujung sepatu hak tinggi yang Celine kenakan menancap telak menginjak rongga lehernya. Mengakhiri penuturan sekaligus nyawanya seketika itu juga.
Celine dan Grace saling berpandangan dan melemparkan senyum. "Setidaknya, dia bisa kita ajak tidur semalaman. Lalu besok, kita jadikan dia menu sarapan," ujar Celine dengan tatapan berbinar dari mata merahnya.
"Aku setuju. Itu ide yang sangat bagus!" sorak Grace girang, kemudian berjongkok untuk mencolek dan menyedot darah yang masih mengalir dari leher Danny.
"Aku senang. Akhirnya, kita berdua malam ini akan resmi menjadi pengantin," gumam Celine merasa lega. "Grace, saatnya mengenakan gaun istimewa kita. Ayo, kita ganti."
Grace mengangguk, lantas berdiri. Berjalan beriringan bersama Celine menuju kamar yang isinya sudah dipenuhi dekorasi pernikahan. Bedanya, beberapa bahan dekorasi itu tak terdiri dari pernak-pernik serta gorden indah, melainkan usus-usus manusia yang bergelantungan, kulit-kulit yang berceceran, serta darah yang dikumpulkan dalam sebuah wadah minuman besar. Persiapan pesta yang sempurna. Dengan gaun yang terbuat dari kulit manusia sebagai pelengkapnya. Tergantung indah di antara dua tangan manusia yang dipaku di dinding.
"Setidaknya, laki-laki yang tidak jadi menjadi suami kita, masih cukup berguna untuk dipakai sebagai pelengkap acara pernikahan." | Cerpen Lucu Satu Laki Laki Dengan Dua Pengantin Wanita