Waktu sudah menunjukkan pukul 17.20, senja perlahan menghampar rona jingga dilangit teduh, malam kian dekat. Wanita yang merebut paksa kebahagiaanku tak kunjung datang, entah apa yang terjadi dengan bik Inah.
Aku merasa seperti kambing congek yang terus saja melawan kata hatiku untuk tetap tinggal bersama anak haram ini. | Cerpen Kehidupan Rey Gadis Kuliahan Yang Penurut Dan Manis Part 4
"Kak...Rey (Rehan) laper" dia mulai bersuara setelah dari tadi mondar mandir dengan kegelisahannya.
"Ihhh...kamu ini merepotkan sekali, tadi pipis, sekarang makan, nanti apalagi?" Kataku garang.
"Nanti Rey (Rehan) bobok kalo sudah makan, gak ganggu kakak lagi" kali ini matanya berkaca-kaca dan ekspresinya hendak menangis sambil bersandar pada tembok.
Sedikitpun aku tak ingin menaruh rasa iba pada anak tidak sah ini, ingin rasanya ku berteriak keras didepan wajahnya. Tapi kembali ku sadari dia hanya bocah yang entah dibawa dari lahan kumuh mana oleh ayahku. Aku memaksakan otak dan langkahku agar sinkron, meskipun hatiku terus berontak.
Ku bawakan sepiring nasi dengan tumis buncis yang dicampur jagung lengkap dengan ayam gorengnya. Dengan sumringah dia menyambut dan mengatakan "makasih kak Rey".
Aku tersungut tak peduli, seberapa banyak ucapan terimakasihpun takkan membuat aku menerimanya dalam hidupku.
Aku melanjutkan kegelisahanku, terus menunggu kapan wanita kotor itu kembali agar anaknya yang serupa tak lagi mengusikku.
" kak...ini enak, kakak gak mau coba?" Dia menawariku sambil tetap menyuap dengan lahapnya.
"Gak" jawab ku singkat sambil memainkan ponselku. Sesekali kulirik bocah tambun itu begitu lahap, kelihatannya memang enak dan kebetulan sedari siang aku belum menyentuh nasi. Ahhh...tak baik menyiksa diri seperti ini gumam ku sambil melangkah ke dapur. Ku amabil nasi dengan menu dan porsi yang sama seperti saat aku mengambilkan anak dari neraka itu.
Ku nikamati makananku sambil kumainkan hp ku. Sesekali menyendok, sesekali ku mainkan hp, begitu seterusnya. Sampai aku tak sadar kucing hitam tetangga menyergap ayam gorengku dengan mudah dan leluasanya. Aku bergidik lari mengambil sapu, agar kucing hitam itu tak kebiasaan mencuri dirumah orang.
Ketika aku keluar ku lihat Rehan sedang coba merebut ayam goreng milikku dari kucing hitam itu, aku bengong terheran-heran. Sampai dia menjerit (sepertinya dicakar kucing), tapi dia berhasil merebut ayam gorengku dan kucing pun lari tunggang langgang. Aku masih terpaku menyaksikan alien kecil ini membawa sepotong ayam goreng yg dilap-lap dibajunya sambil menahan sakit ditangannya (bekas cakaran kucing).
"Kak...ini ayamnya, sudah Rey (Rehan) hajar kucingnya, pasti tak berani curi-curi makanan kakak lagi" senyumnya mengembang.
Aku hanya diam dengan ekspresi datar. Mungkin dia mencoba terlihat baik didepanku saat ibunya tak ada, sebab siapa lagi yang akan melindunginya selain aku. Pikirku angkuh.
"Sudah sana mandi, terus tidur. Gak usah ganggu aku lagi sampai ibumu pulang" perintahku sambil tersungut.
"Siap kak" jawabnya semangat.
Heran ya ini bocah, udah digalakin, dimarah-marahin tetep aja caper, gak ada takut-takutnya.
"Assalamu'alaikum..." Terdengar suara seseorang memberikan salam, yang tak lain adalah si pelakor. Ku pasang hedset ku agar tak mendengar suara sumbang dari mereka. Ku nikmati setiap alunan lagu yang ku mainkan.
Ahhh...air minum ku habis, aku bergegas menuju dapur sambil membawa botol kosongku.
Tak sengaja melewati kamar Rehan aku berhenti sejenak mendengar percakapan antara dia dan ibunya.
"Kenapa tangan Rey (Rehan) kok sampe lecet gini" ibunya mulai bertanya.
"Ini dicakar kucing umi, kucingnya nakal ambil ayam goreng kakak Rey (aku)". Jawabnya polos.
" lain kali lebih hati-hati ya, lagian ayam goreng yang sudah diambil kucing kan sudah kotor, jadi tidak mungkin akan dimakan kakak Rey (aku)". Sudah sekarang Rey (Rehan) bobok ya, baca do'a agar mimpi indah". Tuturnya lembut.
Tak terasa air mataku menetes...aku rindu ibu dan kebencianku pada dua makhluk aneh itu semakin menjadi-jadi. Andai mereka tak pernah ada, tentu malam ini aku sedang bercengkrama dengan ibu, tentu aku masih jadi Rey manja yang disayang ayah. | Cerpen Kehidupan Rey Gadis Kuliahan Yang Penurut Dan Manis Part 4
Aku kembali kekamar, meringkuk pilu disudut ruang bernuansa pink, aku mendekap sebingkai sosok bidadari yang teramat ku sayangi. Ku kenang kembali masa-masa kecilku yang penuh tawa.
Perlahan ku rebahkan tubuh tanpa melepas dekapan pada potret pertiwiku. Entah pada kenangan manis apa aku mulai terlelap dan nyenyak. Zzzzz.
- Bersambung -