Rey Gadis Kuliahan Yang Penurut Dan Manis Part 2

Malam ini aku disini, Kantin Cinta tempat nongkrong favorit bersama sahabatku Ani dan Nita. Sambil menikmati secangkir mocca late dan semangkok kacang rempah kami bisa bercanda dan tertawa, sejenak aku lupa bahwa aku masih berduka. Sepertinya usiaku akan lebih panjang jika terus bersama mereka, yang selalu tau cara membuatku tertawa. | Cerpen Kehidupan Rey Gadis Kuliahan Yang Penurut Dan Manis Part 2

"Rey...gimana ibu dan adik tirimu, mereka baik kan sama kamu?" Nita mulai kepo.

"Entahlah...mengenal mereka saja aku tak ada niatan, aku tak peduli mereka seperti apa" jawabku kesal.

"Udah...udah...kita disini buat seneng-seneng, buang jenuh biar si Rey gak sedih terus" Ani bersuara. Dan itu cukup membuatku tenang.

Waktu menunjukkan pukul 21.30 dan aku sudah berada pada gerbang rumah yang kini ku rasa seperti panti sosial, menampung orang asing yang entah asalnya darimana.

"Rey...jangan sering keluar malam, sebentar lagi kamu ujian. Baiknya gunakan waktu untuk hal yang lebih bermanfaat". Ayah memulai ceramahnya, yang dulu selalu ku rindukan.

" Rey bosan dirumah" aku menjawab sekenanya dan berlalu kekamar. Seperti biasa aku mengunci pintu agar tak melihat makhluk-mahkluk astral bagiku (Rehan dan ibunya).

Setelah mandi aku merebahkan tubuh lelahku, ku peluk guling sambil sesekali mengecek hp. Aku menjelajah ke watshapp dan ku tulis status "lelah, rindu pijitan hangatmu Ibu". Ku pejamkan mata.

" ting..." Sebuah pesan masuk yang bunyinya "Rey drmn, habis nyawah ya...tanem padi dpt brp hektar? "

Pesan itu dari Dani temen sekelasku yang paling gokil, lucu, pintar juga tampan, sekaligus paling ku sukai dalam tanda kutip. Cinta...ya, sudah lama aku menaruh hati pada pria kocak itu, tapi sungguh dia hanya lelaki lawakan yang tak punya rasa peka atau mungkin semua baginya adalah lelucon. Entahlah... *emo bingung*.

"Yeee...sembarangan, dibilang abis nyawah, g sehebat itu kali aku x" balasku.

"Lah trus km bs x apa...kl mau belajar nyawah boleh kursus sm aq " balasnya secepat kilat.

Aku tersenyum mengingat background Dani adalah seorang anak petani yang mendapat beasiswa karena prestasinya.

"Aku bs makan hasil petani aja, kursus sm km teori aja ya, g usah pake praktek" balasku.

"Wkwkwk" balasnya singkat.

Tok...tok...tok...aku terkejut mendengar pintu kamarku diketok.

"Siapa?" Teriakku.

"Kak...kak...buka pintunya". Itu suara bocah tengik bernama Rehan. Aku diam coba tak peduli dan memejamkan mata. Tak lama bocah itu mengetok pintu kamarku lagi. Bosan dan kesal ku buka pintu sambil melotot (ku harap dia akan takut dan jera).

" apa...gak sopan ganggu orang istirahat" sentakku. Dia tampak takut dan menggigit jari kanannya, sementara telunjuk kirinya menunjuk kedalam kamarku.

"Kak...kelereng Rey masuk kedalam kamar kakak" katanya. Hah...aku terkejut mendengar nama panggilannya juga Rey, hal yang membuat aku semakin shock.

Aku membuang muka dan melihat kedalam, benar saja kelerengnya menggelinding melalui celah bawah pintu kamarku. Kulebarkan pintu kamar (tanda memberinya izin masuk) sambil ku pasang wajah cemberut.

"Rey..." Suara asing yang untuk pertama kalinya kudengar memanggil namaku. Aku menoleh bersamaan dengan bocah kecil yg mengklaim nama panggilannya juga Rey. Dan itu ibunya Rehan, wanita murahan penyebab kematian ibuku. Spontan aku tersungut menunjukka rasa tak sukaku.

"Rey...kenapa disini, jangan ganggu kakak istirahat ya nak" tuturnya lembut sambil menggandeng Rehan berlalu dari pintu kamarku.

"Brakk" ku banting pintu kamar.

Aku semakin dongkol mengingat ternyata Rey yang dipanggil adalah anaknya, dan bodohnya aku juga ikut menoleh. Huh...benar-benar membuatku semakin membenci mereka. Kenapa coba nama panggilannya harus seperti nama panggilanku? | Cerpen Kehidupan Rey Gadis Kuliahan Yang Penurut Dan Manis Part 2

Aku tak habis pikir bagaimana ayah bisa mencintai dan menikahi wanita cupu seperti ibu Fatimah, yang segalanya jauh dibawah standar ibuku. Shittt !!!