Rasa Sesalku Yang Tidak Pernah Berujung Part 5

Sebelumnya aku ngutip kata-kata dari lirik lagu dayak daerahku KALBAR:

Nuanku cinta sampai ujung dunia, Tapi nuan tega madah ku nai guna.

Artinya : | Cerpen Sedih Rasa Sesalku Yang Tidak Pernah Berujung Part 5

kamu kucinta sampai ujung dunia, tapi kamu tega bilangku ga berguna.

****

Aku memasuki kamar, dan melihat Ray tengah belajar dimeja belajarnya, aku tersenyum melihatnya Ray anak yang pintar, tanpaku minta dia bisa belajar sendiri.

Aku menghampirinya, memeluk dia dari belakang dan mencium pipinya.

"kok masih belajar? ini udah waktunya Ray tidur loh.."

"iya, Ma. Bentar lagi, masih tanggung belum selesai"

"duh anak Mama pintar, Mama bangga sama kamu..!!"

Ray menutup buku, dan menghampiriku yang duduk ditepi ranjang, ia memelukku dengan manja.

"Aku sayang mama"

ujarnya yang masih memelukku.

"mama lebih sayang dan cinta sama kamu,"

tanpa terasa air mataku menetes, aku terharu.

"mama kenapa nangis?" Ray melepaskan pelukannya dan mengelap air mataku,

"Ray, apa kamu bahagia hidup sama mama? Kamu ga akan ninggalin, mama, kan?"

"aku bahagia hidup sama mama,, enggak ma. Aku ga akan ninggalin mama, karna aku yang yang akan ngelindungin mama nantinya" anakku sayang, bicaranya dewasa sekali, keadaan yang menempanya untuk menjadi dewasa sebelum waktunya.

Aku menyusut airmata ku.

"ya udah,yuk kita tidur..!!"

*****

karna kesibukan terkadang aku tak sempat memasak, dan kalau sudah begitu terpaksa harus beli.

Ingin memasak namun terkadang tenaga tak sampai kesitu.

Kulihat Ray tengah bermain didepan TV "Ray, malam ini mau makan apa?"

"pengen sate, Ma?"

"ya boleh. Mama mau pergi beli makanan dulu, kamu mau ikut?"

"enggak ma, Ray nunggu dirumah aja"

"kamu ikut aja ya? Mama takut ninggalin kamu sendirian dirumah, atau nunggu dirumah bibi Lena aja?"

"hm.. Aku nunggu dirumah bibi Lena aja,"

"ya sudah, siap-siap dulu"

****

setelah mengantar Ray kerumah Mba Lena, yang terletak tidak jauh dari rumah kami. Aku pun memacu motorku menuju restoran dimana tempat aku biasa membeli makanan.

***

sampai didepan restoran aku memarkirkan motorku tepat sebuah mobil mewah juga ingin memarkirkan mobilnya.

Aku berjalan kedalam restoran, seseorang memanggil namaku.

"hai, Ara. kita ketemu lagi ya?"

itu bang kendra, ya ampun kok kebetulan banget sih, ia mensejajarkan langkahnya denganku, otomatis aku menghentikan langkahku.

"eh bang Kendra, mau makan?"

duh pertanyaan bodoh, ini restoran jelas ingin makan. Aku merutuki kebodohanku.

"haha. Iya, kamu sendiri?"

"aku beli makanan dibungkus buat makan dirumah,"

"boleh kita ngobrol sebentar,?" Kendra bertanya dengan nada serius.

"Iya bisa, tapi sebentar sajakan? Aku ga bisa lama, ninggalin anak aku sendiri dirumah"

"aku janji cuma sebentar, yuk masuk" iya menyuruhku jalan duluan, terlebih dahulu aku memesan makanan untuk dibungkus.

Kami duduk di meja dipojok dekat jendela.

"Kamu apa kabar selama ini? Ra."

tanya kendra sesaat setelah aku duduk,

"seperti yang abang lihat, abang sendiri apa kabar? Sudah 6 tahun ga ketemu abang banyak berubah"

."abang baik, abang berubah seperti saran kamu dulu"

.aku menunduk meremas tangan ku, Rasa bersalah itu muncul lagi dihatiku.

Aku ingin menjawab tapi pelayan datang mengantar pesanan kendra dan minuman milikku, karna tidak makan jadi kuputuskan pesan minuman saja.

Setelah mengucapkan terima kasih, pelayan itu pergi.

"bang, maafkan sikapku yang dulu, terhadap abang"

"abang sudah memaafkan kamu, karna kamu tidak salah"

"aku memang salah, setelah apa yang aku lakukan dulu, tetapi abang masih mau mengenalku, itu membuatku malu"

"jangan dipikirkan, semua itu sudah berlalu"

"tetap saja, aku merasa bersalah"

"jangan terus salahkan dirimu. Kamu menikah dengan siapa Ra?"

lidahku kelu, untuk menjawab pertanyaannya.

"Aku sudah bercerai, setahun yang lalu" ia nampak kaget.

"serius? Maafkan abang tidak tau"

"nggak apa-apa itu sudah berlalu, apa abang sudah menikah?"

"Belum," jawabannya membuatku kaget, aku kira dia sudah menikah dan mungkin sudah memiliki satu atau dua anak.

"gimana kabar ibu? Abang."

"dia sering sakit-sakitan"

"sakit apa?"

"biasa penyakit orang tua"

"bang bisa sampaikan permintaan maafku kepada ibu abang?"

"ya, akan abang sampaikan, Ra. Abang boleh minta kontak kamu? Nomor telfon atau Wa"

"iya boleh" | Cerpen Sedih Rasa Sesalku Yang Tidak Pernah Berujung Part 5

akupun memberikan nomor Wa ku kepada bang kendra,

makanan pesananku sudah selesai, akupun berniat pulangmakanan pesananku
- Bersambung -