Seminggu berlalu sejak pertengkaranku dengan Rean waktu itu, kami saling diam. Tak pernah dia meminta maaf atau sekedar menjelaskan tentang perlakuannya terhadapku. Kenapa dia lebih membela Yelin ketimbang aku istrinya. | Cerpen Sedih Rasa Sesalku Yang Tidak Pernah Berujung Part 2
Apa dia masih ada rasa dengan mantannya itu??Entahlah.
Hubungan kami yang memang sudah renggang sejak dua tahun belakangan ini ditambah pertengkaran membuatnya semakin hancur.
******
kami tak seperti pasangan lainnya, tidur sekamar namun beda ranjang. Bicara hanya sekedar basa basi.
Tak pernah liburan bareng atau sekedar jalan-jalan bertiga dengan Rayyan,
tak pernah sama sekali.
Sekali pergi bersama hanya berbelanja keperluan rumah. Itupun dengan wajah Rean yang ditekuk.
*****
Rean yang dulu,
sikapnya baik, lemah lembut sangat perhatian dan segala perlakuan-lakuan manisnya dulu.
Membuatku jatuh hati padanya dan memutuskan menerima lamarannya.
Meski kami baru kenal tiga bulan.
Kami bertemu ditempat kerja kala itu.
Kami berteman baik, sering makan bersama.
Pergi atau jalan-jalan sama-sama.
dia sering bercerita tentang pacarnya -Yelin-
Namun tak lama dia bilang sudah putus dengan Yelin. Aku kenal Rean dulu dia memang suka kumpul dan minum dengan teman-temannya.
Namun saat dia melamarku dia berjanji tidak akan minum dan mabuk-mabukan lagi, dan aku percaya.
Hingga kamipun menikah. Aku tak peduli dengan umur Rean yang terpaut delapan tahun lebih tua dariku.
Hingga kamipun menikah.
Setahun menikah kami sudah memiliki seorang putra -Rayyan-
***
umur Rayan Dua tahun, Rean mulai berubah.
Kembali seperti dia yang dulu.
Suka pulang malam dalam keadaan mabuk, pernah suatu ketika aku sudah tidak kuat melihat tingkahnya,
aku tunggu dia sampai pulang,
walau itu sampai larut malam.
Dia berjalan sempoyongan dan meracau tidak jelas dengan umpatan-umpatan yang tidak pantas.
Kenapa dia.pikirku
bajunya tampak kusut.
Akupun menegurnya namun dia marah padaku, dan mengatakan aku tidak perlu ikut campur. Dia menyakitiku dengan kata-katanya
"kamu. kamu.. Hanya penghalang, seandainya Rayyan tidak ada, sudah lama aku menceraikannu"
istri mana yang tidak sakit hati mendengar perkataan seperti itu dari suaminya sendiri.
Sejak saat itu dia mulai bersikap dingin terhadapku.
Tak pernah mau diajak ngobrol, sekali ku aja ngobrol dia pasti emosi. Dari pada menambah masalah, lebih baik aku diam saja. Hingga pernikahan kami berjalan lima tahun. Tak ada yang berubah masih tetap dingin. Tak ada canda tawa seperti dulu lagi.
Sebenarnya tidak ada yang bisa diharapkan lagi dari pernikahan ini.
Aku hanya bertahan untuk anakku. Dan juga aku tidak ingin orang tuaku malu.
****
Seperti lirik lagu: Kucoba bertahan mendampingi dirimu walau kadang kala tak seiring jalan.
****
Malam ini dia pulang, dengan wajah kusut dan bau alkohol tercium saat ia masuk kekamar. Saat itu jam menujukkan pukul satu malam, kebetulan aku belum tidur karna masih menonton TV.
Rean melempar map, dimeja depan tempatku duduk.
"apa ini?" Tanyaku heran.
...
"itu surat cerai, aku sudah mengurusnya. Tinggal kamu tanda tangani. Hak asuh Rayyan akan jadi milikmu, dan rumah ini untukmu dan Rayyan" Ya tuhan. Bagai ada yang menghimpit dadaku. Aku merasa sesak. Tak ada tangisan. Hanya bisa pasrah.
Sepertinya ini memang akhir dari pernikahan kami, aku mengambil pulpen dan menandatangani nya.
Aku tak punya hak memintanya bertahan disisi kami. sedang ia sudah tak mau lagi.
Aku bersyukur hak asuh Rayyang jatuh ketanganku, sejak awal aku takut jika ia membawa Rayyan. Tapi sepertinya dia juga tidak mau repot tentang Rayyan.
****
proses percerain berjalan cepat karna kedua pihak tidak ada tuntutan apapun.
Semua dipermudah.
***
Kami sudah resmi bercerai, Dia pun sudah pergi dari rumah ini.
Aku tidak menyesalinya. Mungkin ini jalannya yang harus aku tempuh.
Bersama dengan Rayyan putraku. | Cerpen Sedih Rasa Sesalku Yang Tidak Pernah Berujung Part 2
- Bersambung -