"Kik ... kik ... kik ... hmm ... kik ... kik ... kik," suara yang ditangkap oleh pendengaranku malam ini, tepat pada malam Jum'at. | Cerpen Misteri Kisah Misteri Horor Malam Jumat Kliwon
Sayup terdengar seperti suara seorang perempuan yang sedang cekikikan, seolah sedang berpesta ria mengetahui keberadaanku yang saat ini tengah seorang diri di rumah.
"Abaaang ...! Aku takut, Bang!" Aku berbisik sendirian sambil meringkuk di sudut kamar.
Dua hari sudah suamiku dinas di luar kota. Dua hari itu pula aku hanya menghabiskan waktu di rumah tanpa kegiatan berarti. Malam ini tak seperti malam sebelumnya. Setelah mendengar suara perempuan tertawa cekikikan itu, aku menjadi susah tidur. Terpaksa aku memanggil ibu untuk menginap beberapa hari di rumah yang aku tempati bersama suamiku.
Beberapa hari sudah aku merasakan seperti ada seseorang yang sedang mengikutiku. Saat aku menoleh, tak ada siapapun di sana. Entah itu hanya asumsiku saja atau aku sedang berhalusinasi? Ah ... tak mungkin aku berhalusinasi.
Saat bangun tidur, aku kembali merasakan seperti ada seseorang di samping kiriku. Namun tak ada satu orang pun ketika aku menoleh ke arah sana. Aku bingung!
Genap satu minggu sudah aku merasakan hal aneh ini, aku selalu merinding, sekujur tubuhku terasa dingin tiap kali menyadari hal yang membuatku bingung ini.
"Hai! Siapapun kamu, cepat tunjukkan dirimu sebenarnya! Aku lelah sudah ditakut-takuti olehmu," aku berteriak sendiri di kamar, berharap seseorang yang kurasa sedang mengawasi dan mengikutiku itu mau menunjukkan dirinya.
"Agh ..." aku mimpi buruk lagi.
"Ada apa, Nak? Kamu mimpi buruk lagi, ya?" Ibu membelaiku.
"Aku mimpi seseorang yang mengincarku, Bu. Orang itu ingin membunuhku. Aku takut sekali, Bu."
"Itu hanya ketakutanmu saja! Tidur lagi, ya? Jangan mikir macam-macam biar ga mimpi buruk." Ibu keluar dari kamarku sambil melempar senyum ketulusannya.
"Kik ... kik ... kik ... hmm ... kik ... kik ... kik," sayup-sayup suara perempuan tertawa cekikikan kembali kudengar. Tak begitu jelas. Namun aku yakin suara itu berasal dari dapur.
Rumah yang kami tempati memang terbilang baru, tak banyak rumah warga di sekitarnya. Hanya ada beberapa saja. Di belakang dapur juga hanya terlihat pohon-pohon besar yang sudah tua. Sebagian batangnya telah dipenuhi benalu, sebagian lainnya lagi sudah tak berdaun. Membuat bulu romaku merinding tiap kali memandang ke arah sana.
"Kik ... kik ... kik," suara itu kembali terdengar sayup. Siang-siang begini tak mungkin ada hantu, pikirku.
Huh ... aku sudah tidak mau lagi ditakut-takuti seperti ini. Aku memberanikan diri menaju dapur. Pelan-pelan kulangkah kan kaki menuju arah sumber bunyi tersebut.
"Keluar kamu sekarang juga!" Kubentak orang itu.
Suara itu semakin terdengar jelas. Sekarang aku yakin suara itu ada di ruang makan. Kupastikan diriku sendiri, tak ada hantu di siang bolong. Apakah itu maling yang mencoba menakut-nakutiku? Ah ... semoga saja bukan.
Hm ... huh ...
Ku tarik napas panjang. Kuhembuskan perlahan. Kudorong pintu dapur sekeras-kerasnya. Astaga ... betapa terkejutnya aku dengan apa yang sekarang kulihat.
Hantu berkepala manusia dengan organ-organ tubuh yang menjuntai, hantu tak berkepala, hantu tengkorak, dedemit, kuntilanak, semua yang kusebutkan itu semuanya hanya asumsiku saja selama dua minggu ini.
Kusentuh, kuusap dan kupeluk erat.
"Ibu ... Ibu ... seluler Abang ketinggalan.
Sejak kapan bunyi deringnya begini, Bu?" Aku berteriak dari dapur memanggil Ibu yang sedang berada di halaman depan rumah. | Cerpen Misteri Kisah Misteri Horor Malam Jumat Kliwon