Menstalking kronologi, mengecek foto-fotomu dan diakhiri dengan gurat kecewa di wajah, karena tidak ada satupun fotomu disitu. | Cerpen Sedih Rasa Kagum Dan Cinta Berakhir Menyedihkan
Kulihat tulisanmu yang mendapat ribuan tanggapan, di Group Fb, banyak sekali, dengan komentar ratusan, dan share juga.
Aku juga me-like tulisanmu dengan love, dan menyisipkan koment yang tidak jauh dengan tanggapan-tanggapan orang lainnya.
'Terharu sama tulisannya, keren' tulisku disitu.
Satu hal yang perlu kutahu, karena ketika aku mengomentari postinganmu, pasti notifku jebol.
"Resiko ngomentari postingan penulis kece ya gini," gumamku.
Beberapa jam kemudian, ada notif darimu. Kembali kecewa, karena kau hanya memberi jempol.
"Sombong sekali!" Sungutku.
Lalu, kembali ku check postinganmu, hanya beberapa yang kau balas, sisanya kau like.
Ohw, aku salah! Kau tidak sombong. mungkin jarimu bisa keriting jika membalas koment dari kami yang jumlahnya 10x lipat dari semua jumlah jarimu. Bahkan, ada yang koment panjang dan hanya di like dengan emot gini
Aku selalu mengikuti postinganmu, statusmu, bahkan di pencarian di Fb ku, namamu teratas.
Putra Dewantara.
Tak luput dari itu, aku selalu menyisipkan koment disana.
Kau tau apa bagian terkonyolnya apa?
Mencari-cari kotamu, menuliskannya di buku harianku dan berniat menemuimu.
"Fris, kenapa kamu mewek gitu?" Emak bertanya padaku.
"Baca cerita Mak." Jawabku.
"Cerita apa?" Emak mulai kepo.
"Cerita perceraian Mak, terharu." Aku melap sesuatu dari hidungku.
"Sini Emak baca," ucapnya.
Terdengar isakan kecil, aku menoleh mendapati emak menangis dengan sapu tangan yang kuyakini sudah anu, karena keriput pakek banget.
Lihat! Emakku ajah terharu karena tulisanmu Bang.
"Sedih gak Mak?" Tanyaku.
"Gak kuat emak Fris," sahut Emak.
"Minum obat kuat Mak."
"Fris, lu gila yah ketawa ajah dari tadi?" Tanya Abangku.
"Tulisannya ngebaperin Bang," sahutku.
"Woy judulnya ada liar-liarnya gitu, kasih tau Emak lu yah!" Ucapnya, setelah mengintip ponselku.
Aku memberengut."Kagak ada apa-apa elah Bang," balasku.
Lalu, hari-hari kulewati sebagai penikmat coretanmu, kutuliskan cerita dan di koment olehmu, speechless? jangan ditanya. guling-guling di kelas, bayangin ajah Bang? Padahal aku anak hotel yang pastinya elit plus elegant.
Sering aku mengirimmu pesan, mereadnya pun kau tidak, sakit? Udah nama belakang.
Semakin menggila karena kau membalas tulisanku, sering ngukuk gak tau tempat, mukulin orang saking bapernya.
Suatu hari, aku patah hati. jangan tanya alasan, karena itu sangat menyakitkan.
Ku chatt 5 orang teratas di greenlight.
'Patah hati mengerikan yah?'
Besoknya, aku bangun, dan melihat balasanmu.
(Tergantung)
Selain Keren, kau juga cuek yah?
Lalu aku kembali mengirimmu pesan.
'Hal positif yang kau lakuin ketika patah hati'
(Bikin cerpen) Balasmu.
'lain dari itu?'
(Bikin anak :v) Balasmu.
Aku ngakak, teringat chattingan dari fansmu padaku, waktu itu.
(Hay)
'Iya?'
(Kau lagi deket sama Putra yah?)
'Kagak kak, kenapa yah?' balasku.
(Cuman mau bilang, jangan deket sama dia, dia itu mesum, playboy, sok keren, plus sok ganteng)
Melihat isi chattnya, aku menstalking akunnya, cantik. dia juga dewasa.
'Wkwk emang kenapa ya kak?' balasku geli.
Cantik sih cantik, tapi kelakuan gak elit ngejelekin orang, dari sini aku berpikir pasti kau pernah menolaknya kan?
(Cuman saran ajah, dulu kita sering chattan, dan ternyata saya nyesel)
'Hehe Sip kak' balasku.
Lihat fansmu ini Bang!
Lalu, beberapa hari ini Emak-emak mengirimku pesan.
(Ciee yang deket sama si Putra)
'wkwk emang kenapa Mak?' | | Cerpen Sedih Rasa Kagum Dan Cinta Berakhir Menyedihkan
(Kamu kan masih kecil atuh, jangan suka sama dia.)
'Emak juga udah tua, jangan suka sama perjaka atuh' balasku, sedikit kesal.
(Memangnya kamu tau dia masih perjaka?)
Lihat Bang, Fansmu dari berbagai kalangan mulai dari sebaya aku Sampek Emak-emak, semua menyerangku.
"Kok bisa sih walpaper ponsel lu dia?"Abangku bertanya.
Dia yang dimaksud adalah kau Bang, walau tidak ada wajahmu disana. Hanya kau yang menutupinya dengan emotikon besar gini
"Namanya juga kagum," balasku.
"Kagum atau cinta?"
"Cinta? kagak mungkinlah dia hanya seseakun, yang tidak pernah kulihat!" Seruku.
Mungkin menaburkan sedikit kebohongan disana, karena aku selalu deg-degan jika melihat fotomu itu.
Lalu, hari itu kau menghilang, tidak ada satupun postinganmu yang baru di Group menulis itu.
Saat ku check akunmu, disana juga tidak ada postingan.
Setiap hari, aku memikirkanmu. Lalu, kudapat kabar bahwa kau menghilang karena Facebook akan di blokir, aku yakin kau seseorang yang cerdas, dan tak mungkin mudah termakan Hoax sama sepertiku.
Lalu apa alasanmu hilang?
Suatu hari aku mengirimmu pesan.
'Kenapa gak ngepost lagi Bang? aku rindu.'
(Rindu yang seperti apa?)
Kau tau apa yang terjadi padaku? loncat-loncat di kasur, lalu wajahku memerah.
'Apa ajah' balasku.
(Jangan suka pada saya, kamu akan menyesal) balasnya padaku.
Seketika aku menciut, lalu menunduk.
Aku baru dinaikkan setinggi langit lalu dihempaskan ke dasar batu?
Apa itu yang sering dilakukan pria?
'kenapa?' balasku.
Tak lama, kau menghubungiku lewat vicall. Aku deg-degan, memoleskan lipstick Pink lalu melapisi wajah dengan bedak tipis.
Lalu saat melihat wajahmu di balik kamera, dadaku bergemuruh, keringat membasahi pelipis.
"Hay."
Sekarang gadis cantik terpampang jelas disana.
"Kau istrinya?" Tanyaku.
Dia mengernyit.
"Bukan, aku Putra, nama asliku Putri."
Kuakhiri panggilan cepat, aku bercermin.
"Perempuan? Putra? Lesbi? Friska suka perempuan?"
Mendadak aku mual, cepat-cepat ku block akunnya.
Lalu meringkuk di ranjang. | Cerpen Sedih Rasa Kagum Dan Cinta Berakhir Menyedihkan
SESEAKUN, dari situ aku belajar, untuk tidak langgsung menyukai orang tanpa langgsung melihat wajahnya.
Rasa kagum yang berujung cinta dan diakhiri dengan menyedihkan