Rasa Cinta Ini Tenyata Telah Membunuhku

Sepulang kerja abi langsung memelukku, awalnya aku menolak, dengan memukulnya berkali-kali.

Ia dengan rela menerima pukulanku, hingga tangisku pecah, dan tak berdaya dalam dekapannya yang hangat. Hanya pelukan, tak ada kata-kata, apapun itu. | Cerpen Sedih Rasa Cinta Ini Tenyata Telah Membunuhku

Tapi entah mengapa itu cukup bagiku. Cinta memang buta.

Dan waktupun berlalu..

Ada nasehat pernikahan yang kuyakini hingga kini, aku lupa menemukan itu dimana.


Pernikahan itu yang penting bukan dengan siapa, tapi hendak dibawa kemana pernikahan itu nantinya. Jadi siapapun pasangan kita asal jelas tujuan pernikahannya, insyaAllah akan sampai pada tujuannya, begitulah kira-kira keyakinanku. Hal lain yang kuyakini tentang pernikahan adalah Allah tidak mungkin salah menakdirkan seseorang untuk menjadi suami atau istri kita.

Lelaki baik-baik untuk wanita baik-baik. Apa yang ada pada suami adalah apa yang ada pada diri kita. Bisa jadi kesalahan pasangan kita adalah buah dari kesalahan kita.

Tapi teori tidak semudah prakteknya.

Malam itu aku bermimpi, mendatangi sebuah kamar yang kutahu persis itu kamarku. Anehnya ada sendal dan sepatu wanita di depan kamar itu. Kalau sendal aku mengenali itu sendal suamiku, tapi sepatu? Aku yakin itu bukan sepatuku, dan tiba-tiba ada yang sakit dihatiku. Sakit sekali. Hingga aku terbangun.

Sorenya, ada tamu yang datang ke rumah kami. Seorang lelaki sekitar 35 tahun dengan seorang wanita seumuran. Mereka mencari suamiku, aku mempersilakan mereka masuk dan segera memanggil suami.

"Tidak usah repot-repot bu, kami hanya sebentar," kata lelaki itu saat melihatku hendak masuk setelah memanggil suami. Saat itu suami melihat mereka dan raut wajahnya berubah, aku tak jadi masuk karena penasaran dengan situasi ini.


"Saya ingin semua ini dihentikan," kata lelaki itu memulai pembicaraan.
"Saya memaafkan istri saya dan meminta bapak menghentikan hubungan tidak baik ini," lanjutnya.
"Tunggu, ada apa ini?" tanyaku bingung.

Aku menatap suami, yang ditatap menunduk. | Cerpen Sedih Rasa Cinta Ini Tenyata Telah Membunuhku