Akhirnya aku telah kembali ke kota perantauanku. Setibanya dirumah, aku disambut oleh si bibi, pembantuku. Padahal aku berharap orang yang menyambutku adalah suamiku tercinta. “Bu, akhirnya ibu datang…” kata bibi sambil menangis. | Cerpen Misteri Prilaku Aneh Ada Apa Dengan Suamiku Part 13
“Lho ada apa bi, kenapa menangis? Ada apa bi?” tanyaku mulai cemas. “Bapak bu, bapak…semenjak ibu tinggal…” kata bibi lagi sambil sesenggukan ia tidak mampu melanjutkan bicaranya. Aku sudah tak sabar menanti jawaban si bibi. “Mana bapak bi?” tanyaku. “Bapak di kamar bu…” kata bibi agak sedikit ketakutan. Mungkin si bibi takut aku marahi. Bergegas ku melangkah ke kamar.
Ketika memasuki kamar dan melihat kondisi suamiku. Aku tak bisa mengeluarkan sepatah katapun. Dia sedang terbaring lemah. Wajah yang biasanya ceria bersamaku, mulai memudar. Wajah itu terlihat pucat. Badan yang dulunya berisi, kini mulai menyusut.
Padahal aku hanya meninggalkan dia beberapa hari. Pantas saja dia tidak pernah memberi ku kabar. Aku rapikan selimut yang menutupi badannya. Ditambah lagi di bibirnya terdapat pecahan-pecahan luka yang mongering kemerahan. “Assalammualaikum yah…” bisikku lirih mendekati telinganya, sambil butiran air mataku mulai bergulir.
Suamiku mulai membuka matanya perlahan-lahan. Dia agak sedikit terkejut. Dia tidak menjawab salamku. Namun ada sedikit senyuman diwajahnya yang membuat aku ikut tersenyum juga. Sepatah katapun tidak ada yang keluar dari mulutnya. “Ayah kenapa? Kita kerumah sakit ya…” kataku lirih. Suamiku hanya menggelengkan kepalanya pelan. Dari matanya terlihat mulai berkaca-kaca.
Rasanya aku tak sanggup memandangi suamiku. Aku coba paksa lagi suamiku agar mau pergi rumah sakit. Tetap dia enggan. Satu sisi aku ingin dia ke rumah sakit, agar tahu penyakita apa yang di deritanya. Biar dokter juga bisa bantu mengobati. Satu sisi lagi mungkin dia tetap ingin dirumah agar bisa bersamaku. Karena bisa jadi dalam pikiran suamiku dia mengetahui penyakitnya, sehingga dia tidak mau ke rumah sakit. Pikiranku jadi bertambah berkecamuk. “Apa yang harus ku lakukan ya Rabb…” pintaku dalam hati.
Akhirnya terbersit dalam pikiranku, “kenapa tidak ku panggil saja dokter ke rumah, kebetulan kan aku punya teman seorang dokter”. Dua jam kemudian temanku yang seorang dokter tiba dirumahku. Kebetulan dia adalah kenalan ku sewaktu aku dulu masih bekerja. Beruntung dia mau menyisihkan waktunya untuk keluarga ku. Padahal ku tahu kesibukan dia sebagai dokter sangatlah padat.
Setelah di cek semua kondisi dengan alat yang seadanya, dokter tadi agak bingung karena menurut dia semuanya normal. Aku tidak begitu yakin, aku suruh lagi dokter itu untuk mengecek kembali kondisi suamiku. Dan hasilnya pun menurut dokter sama saja.
Aku jadi dilemma, mana yang harus ku percaya, kondisi suamiku yang memprihatinkan ataukah analisa dokter yang salah? Akhirnya sang dokter menyarankan agar aku membawa suamiku tuk pergi ke rumah sakit, agar bisa lebih detail lagi mengenai penyakit suamiku. Aku hanya mengiyakan. Tapi tetep berpikir keras cara membujuk suamiku agar mau ke rumah sakit.
Hari mulai beranjak malam. Bibi sudah ku pinta untuk pulang, padahal dia ingin menginap untuk menemaniku. Aku pikir bibi pasti kelelahan seharian sudah bekerja dan juga dia punya keluarga. Anak-anak sementara belum ku ambil dari tempat sepupunya atau adikku. | Cerpen Misteri Prilaku Aneh Ada Apa Dengan Suamiku Part 13
Tapi adikku sudah kuberitahukan kondisi ku dan suamiku. Supaya keluarga ku yang lain tidak kepikiran. Aku sampai tidak makan karena kepikiran dengan kondisi suamiku. Sedetikpun aku berusaha berada di sisinya. Aku tidak mau kehilangan sedikitpun moment kebersamaan dengan suamiku.
Waktu semakin larut malam. Tiba tiba suamiku bereaksi seperti orang yang kesakitan. Dia terus berteriak-teriak. Mengerang kesakitan.
Matanya terbelalak seperti mau keluar. Aku berusaha menenangkan dia, sambil ku bawa istighfar. Dan seketika itu juga suamiku langsung muntah-muntah. Berkali-kali dia muntah. Yang anehnya muntah itu berisi ulat belatung dan darah yang menggumpal. Aku yang menyaksikan itu hampir ikut muntah juga. Aku coba terus bawa suamiku untuk istighfar.
Ku ajak dia menyebut nama Allah. Semakin dia menyebut nama Allah, semakin dia berontak. Aku tidak tega lagi menyaksikan dia kesakitan seperti ini. Akhirnya ku putuskan memanggil satpam perumahan agar datang ke rumahku agar bisa membantu memapah suamiku ke mobil. Tujuan akhirku adalah harus membawa suamiku ke rumah sakit. Terlepas nantinya dia ternyata bukan sakit ilmiah, paling tidak aku sudah berusaha.
Sepanjang perjalanan suamiku terus muntah dan mengerang kesakitan. Aku semakin gelisah, apalagi aku membawa mobil sendiri. Aku berusaha fokus, tak ku hiraukan lagi bau busuk dan aroma hangus dalam mobilku. Aku tahu sedari tadi ada yang mengikuti aku dan suamiku. Aku berusaha agar suamiku bisa sembuh. Entah bagaimana caranya.
Sepintas ku lihat di cermin mobilku. Tampak di belakang ada beberapa sosok yang menyeramkan lagi mengelilingi suamiku. Rasanya amarah dan cinta semua jadi satu. “Apa mereka yang menyebabkan suamiku seperti ini?” dalam hatiku. Sambil menyetir aku terus bacaan. Sambil juga aku berusaha mengingatkan suamiku agar melawan ‘mereka’.
“Lawan yah, lawan mereka, ayo yah…lawan yah, Astaghfirullah… Astaghfirullah… Astaghfirullah…” sahutku memberi semangat ke suamiku. Entah dia mendengar atau tidak. Tetap ku semangati suamiku. Sementara sosok tadi semua pada marah dan beringas. Aku tidak tahu apa arti dari kemarahan ‘mereka’.
Akhirnya tiba juga aku di rumah sakit. Sosok yang ada dibelakangku tadi sudah hilang semua. Aku dan suami langsung disambut oleh petugas rumah sakit. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Terlihat di rumah sakit masih ramai orang lalu lalang. Aku pikir memang sudah biasa jam segini begitu ramai di rumah sakit. Padahal waktu berkunjung sudah habis kan. “Wait…ini kan sudah jam 11, waktu kunjungan sudah habis, apa yang kulihat ini benar-benar orang?” | Cerpen Misteri Prilaku Aneh Ada Apa Dengan Suamiku Part 13