Prilaku Aneh Ada Apa Dengan Suamiku Part 14



Aku langsung masuk saja, tanpa menoleh ke mereka yang lalu lalang. Sementara suamiku sudah ditangani di ruang UGD. | Cerpen Misteri Prilaku Aneh Ada Apa Dengan Suamiku Part 14

Aku urus semua administrasi dan persyaratan rawat inap suamiku. Saat itu ruangan tidak banyak pilihan, aku terpaksa harus menyesuaikan kondisi yang ada.

Dan dapatlah aku di sebuah ruangan yang menurut aku lebih cocok buat uji nyali. Ruangan itu terletak paling ujung dari rumah sakit itu. Jalan menuju ke ruangan itupun cukup jauh dan menyeramkan.

Aku sudah tidak lagi memikirkan takutku dan lelahku. Semua rasanya sudah tertutup dengan tekadku untuk kesembuhan suamiku. Suamiku sudah keluar dari UGD dan langsung menuju ruangan yang kubayar tadi. Sambil ku dorong suamiku bersama petugas rumah sakit tersebut.

Aku tidak lagi memperhatikan para petugas yang membantu suamiku. Saat itu yang membantu mendorong suamiku hanya satu orang petugas wanita. Bersama petugas itu aku jalan beriringan mendorong suamiku yang sedang terbaring lemah dengan selang infus yang sudah nempel di lengannya. Sambil berjalan aku terus bisiki suamiku agar istighfar jangan putus. Diam-diam aku sambil melirik suster yang bersamaku. Tidak begitu jelas wajahnya.

Semakin lama langkahku semakin berat mengiringi suster itu mendorong suamiku. Tetap ku paksa melangkah. Mengimbangi suster tersebut. Sedikitpun suster itu tidak mengajakku bicara. Dia terus saja melangkah tanpa jeda tuk istirahat. Kakiku serasa ada yang menahan, serasa aku membawa beban berkilo-kilo beratnya. Kupaksa melangkah tetap sakit. Aku tidak ingin melepas suamiku begitu saja. Aku paksa lagi tetap terasa seperti kesemutan.

Akhirnya benar-benar langkah kakiku harus berhenti saat itu juga. Sementara kondisi di sekelilingku sudah sangat sepi. Satupun tidak ada pengunjung atau keluarga pasien yang lalu lalang. Aku mungkin lupa karena waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam lewat.

Dan suster yang bersama suamiku, sudah semakin menjauh dari ku. Aku tak mampu lagi mau teriak, seperti ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokanku. Aku hanya duduk dilantai sambil memijit-mijit kakiku. Berharap segera normal agar aku bisa menyusul suamiku dan suster tadi.

Semakin lama hawa di sekitarku mulai berubah. Ini seperti hawa yang kurasakan sewaktu aku di kampung saat aku harus melewati jembatan itu. Mendadak aroma itu muncul kembali, namun kali ini disertai penampakan sebuah asap yang mengepul. Kembali aku pada bacaan-bacaan yang biasa ku baca.

Ketika aku menoleh ke arah belakang, dari kejauhan aku melihat samar-samar beberapa sosok yang tidak sewajarnya. Dan sosok-sosok itu semakin bertambah, entah datangnya darimana. Mereka sepertinya berjalan menuju arahku. Langkah mereka pelan tapi terlihat sekali mereka menuju kearahku.

Aku coba melambaikan tanganku pada suster yang mengantar suamiku, atau berharap ada seseorang yang melihat lambaian tanganku. Aku teriak juga tidak ada keluar suara sedikitpun, yang ada malah tenggorokanku kering dan sakit. | Cerpen Misteri Prilaku Aneh Ada Apa Dengan Suamiku Part 14

Semakin aku bersikeras, maka semakin bertambah deritaku.

Aku menoleh lagi kebelakang. Sosok yang tadi kulihat ternyata menghilang. “Alhamdulillah”, batinku bersyukur. Kualihkan kembali pandanganku ke arah suamiku tadi. “Astaghfirullah…mereka begitu banyak” jeritku dalam hati. “Ya Allah…ayah” aku berusaha lagi teriak, tidak kupedulikan lagi sakit tenggorokanku. Aku takut ada apa apa dengan suamiku. Sosok yang banyak tadi terlihat semuanya menemani sang suster dan suamiku. Entah apa arti semua ini.

Aku berharap ada sebuah keajaiban. Aku ingin bersama suamiku. Air mataku tak terbendung lagi. Semua daya upaya sudah ku kerahkan. Hingga akhirnya…sebuah suara yang begitu tidak asing memanggil namaku. “Mba Mel, mba…bangun mba” suara itu memanggil. Perlahan-lahan ku buka mataku.

Ternyata adikku. Dan dia tidak sendiri, dia bersama Pak Ustad JH. Orang yang pernah membantu mengobati anakku dan keluargaku. “Pak ustad?” tanyaku lirih. “Ya mba Mel, saya sudah diceritakan semua oleh adik sampean” kata ustad itu.

“Ayo mba, kita sama-sama menyusul suami mba…” kata ustad itu sambil membantu aku berdiri dan bersama adikku membopong badanku yang sudah lemah. “Ayo mba yang kuat ya” kata adikku berusaha menyemangatiku. Aku merasa mendapat tambahan energy dari kedua orang ini. Aku coba bersama mereka melangkah. Perlahan-lahan. Semakin mendekati penghujung ruangan itu, semakin berdegup kencang jantungku, semakin bertambah semangatku. Aku berusaha tetap tersenyum. Harapanku suamiku baik-baik saja. Ternyata…

Semua harapan itu hanyalah hampa. Aku hanya bisa melihat sebuah senyuman. “Allahu Akbar Allahu Akbar…” Suara adzan subuh seakan mengiringi kepergianmu. Mungkin ini yang terbaik buat ayah. Air mataku telah kering. Menandakan aku telah ikhlas dengan kepergian ayah. Tapi tidak dengan penyebabnya. Kata pak Ustad “kita terlambat mba Mel, Tuhan telah berkehendak lain…”

“ini belum terlambat…justru ini lah sebuah awal yang menantangku” batinku bergemuruh.
Semoga Allah memberikan tempat yang terbaik buatmu yah…

“Setiap kebersamaan pasti akan berakhir | Cerpen Misteri Prilaku Aneh Ada Apa Dengan Suamiku Part 14

Tapi kebahagiaannya akan tetap abadi dalam kenangan indah kita.”

- Bersambung -