Keesokan harinya, ketika si bibi turun kerja, langsung ku tanya. “Bibi kemarin kok turun kerja, katanya sakit?”,
Si bibi kaget “lho kemarin kan saya sudah SMS ibu, kalau saya sakit, tidak bisa turun kerja, saya seharian baring aja di kasur.” | Cerpen Misteri Prilaku Aneh Ada Apa Dengan Suamiku Part 4
Kembali dalam hatiku tergetar,”kenapa aku diuji seperti ini?”
Menginjak malam aku hubungi suamiku.
Sudah berapa hari dia tidak mengabari aku dan anak-anak.
Biasanya hampir tiap jam, HP selalu berdering nada khusus si ayah. Aku kira begitu dengar suaraku, suamiku akan antusias karena lama tidak menghubungi. Ternyata aku terlalu PD, nadanya hanya datar, tidak ada suara ketawa ataupun basa basi. Bicara dengan anak-anakpun dia tidak meminta.
Malah seakan-akan buru-buru bicara dan mau menutup segera telponku. Akhirnya telponku benar-benar ditutup, padahal aku masih banyak yang ingin ku obrolkan dengannya. Kangen ku berubah menjadi kecewa. Apalagi ketika melihat kedua malaikatku. Apa yang harus ku jelaskan ke mereka
Hari selanjutnya kucoba lagi menghubungi suamiku. Kali ini jawabannya sama dan dia malah tambah marah. Akupun tak mau kalah, yang ada saat itu kami malah ribut di telpon. Tanpa kusadari aku telah membuat takut anak-anakku dengan kemarahanku tadi.
Aku sedikit menyesal kenapa harus kutunjukkan amarahku.
Langsung ku peluk mereka, tanpa terasa air mataku menetes.
Banyak pertanyaan yang timbul dan berkecamuk dalam hatiku. Mengapa suamiku berubah? Ada apa dengan suamiku? Aku tetap berpikiran positif. Seandainya aku disana mungkin aku bisa sedikit membantunya, paling tidak memberi dia support.
Setiap sholat dan doa, selalu ku selipkan nama suamiku. Berharap agar Allah menunjukkan jalan dan petunjuk yang terbaik buat suamiku.
Aku yakin SEBAIK-BAIKNYA PETUNJUK adalah PETUNJUK ALLAH SWT.
Seminggu telah berlalu. Anakku yang pertama sakit.
Suhu tubuh nya panas. Sudah ku beri obat penurun panas tetap tidak ada perubahan. Ke Dokter Spesialis anak pun sudah ku coba. Tetap tak ada perubahan. Panasnya makin bertambah. Ku coba lagi hubungi Hp suamiku, sama sekali tidak bisa dihubungi. Tidak aktif sama sekali. Bertambah kalut diriku. “Apa yang harus kulakukan ya Allah?” doaku dalam hati. Adikku yang menemaniku mencoba memberi saran.
“Mba coba kita ke ustad JH, siapa tau beliau bisa bantu,” kata adikku.
Tanpa pikir panjang langsung kami bergegas, kebetulan rumah ustad tersebut tidak jauh dari rumahku. Untung saja beliau juga ada di tempat. Orangnya begitu ramah menyambut kami. Aku ceritakan kondisi anakku.
Bla…bla…bla.
Lalu si ustad hanya tersenyum. “Mba lagi ada masalahkah? Terutama dengan orang terdekat” ku tersentak kaget.
“Kok ustad bisa tau?” tanyaku. Lalu sang ustad mengatakan banyak hal. Mulai dari gangguan yang aneh-aneh, di rumahku, arena di festival sampai dengan soal suamiku.
Singkat cerita ustad tersebut mengetahui semua permasalahanku. Semua ku iyakan, kecuali soal suamiku. Aku masih ragu-ragu. Akhirnya anakku hanya di beri sebotol air yang telah beliau bacakan. Setiba dirumah langsung ku minumkan ke anakku. Alhamdulillah ada perubahan dari panasnya yang sebelumnya begitu tinggi berangsur-angsur mulai normal. Kembali pikiranku kalut, mungkin ada benarnya apa yang dikatakan si ustad tadi. Semua sumber masalah akhir-akhir ini yang menimpaku, sumbernya hanya satu.
Dan itu orang yang paling dekat dalam hidupku.
Malam itu juga aku langsung mencari info mengenai ‘orang pintar’ yang bisa membantuku, mencari tahu keberadaan suamiku.
Hampir semua sahabat dan relasi suamiku kuhubungi.
Akhirnya aku mendapat beberapa nama.
Dan ku seleksi lagi nama yang terdekat dengan tempat tinggalku, agar aku tidak terlalu jauh bepergian.
Sekitar 2-3 ‘orang pintar’ dan ustad yang kudatangi.
Hasilnya masih nihil.
Yang kudapat malah gangguan dirumah yang lebih intens.
Tak pernah ku putus asa, terus ku berusaha mencari jalan.
Melihat kedua malaikatku, semangatku kembali berkobar.
“Semua untuk mereka. Aku harus bisa!” itu tekadku.
Bingo.
Kudapat satu nama, dan alamatnya tidak jauh dari rumahku.
Nama beliau adalah mas Rey.
Saat bertemu beliau ini ada perasaan yang beda dengan orang-orang pintar dan ustad-ustad sebelumnya yang pernah ku temui.
Entah kenapa aku merasa gelisah, kepanasan, dan agak ketakutan.
Apa yang dikatakan mas Rey, semuanya sama dengan Ustad JH yang pernah mengobati anakku. Dan memang benar apa yang dikatakannya. Aku, suami dan kedua buah hatiku serta rumahku ternyata semuanya ada sesuatu yang ganjil. Mas Rey mengatakan bahwa suamiku akan pulang ke rumah pada hari jum’at minggu ini. Entah itu hanya tebakan mas Rey saja agar aku terhibur atau memang benar adanya. Entahlah. Jika memang benar hari jumat, itu berarti besok lah suamiku pulang. Ternyata keesokan harinya suamiku benar-benar pulang. Tapi tidak dalam keadaan normal. Suamiku terlihat ling lung. Tidak tahu menahu denganku dan anak-anak. Hanya terkadang saja bisa mengingat kami. Memory ingatannya seperti timbul tenggelam.
Semenjak hari itu suamiku selalu melamun. Kerjapun turun hanya sebentar. Kurang lebih seminggu, ku coba hubungi mas Rey. Aku minta bantuan beliau untuk mengobati suamiku. Hari itu juga rencananya mau ku bawa suamiku ke rumah mas Rey, kebetulan suamiku lagi libur kerjanya. Sebelumnya sudah kubicarakan dengan suamiku, kalau aku mau ajak dia ke mas Rey. Yang anehnya belum sempat ku utarakan niatku, dia sudah tahu duluan. Malah menghardikku. | Cerpen Misteri Prilaku Aneh Ada Apa Dengan Suamiku Part 4
“Buat apa kau bawa aku kesitu (rumah mas Rey)… aku sehat kok!!!” dengan mata melotot ke arahku. Aku yakin sekali yang ngomong itu bukan suamiku. Jadilah hari itu ku pending acara ke rumah mas Rey. Aku coba terus hari-hari membujuk suamiku, walau dia terus menghardikku. Tetap ku berusaha. Tidak putus-putus juga ku memohon petunjuk Allah SWT.
Suatu hari ketika dia berangkat kerja, tanpa pamit denganku langsung turun saja. Anak-anakpun tidak dihiraukannya. Dan anehnya ketika kurang lebih 15 menit kemudian suamiku pulang kembali.
Aku sedikit kaget, kok begitu cepat dia pulang. Sama seperti awal ku ketemu kembarannya. Kali ini dia juga diam, tidak keluar suara sedikitpun. Yang membuat ku lebih terkejut lagi, si ‘dia’ mencoba mengajakku berhubungan badan saat itu juga, pagi itu juga.
Kebetulan saat itu anak-anakku dibawa pembantu jalan-jalan sekitar rumah. Jadi dirumah tinggal aku berdua dengan suamiku.
‘dia’ coba terus merayuku, walau tanpa suara, dia peluk aku dari belakang, penuh dengan nafsu.
Aku hanya bisa pasrah, tapi pikiranku tetap melayang-layang. Antara berontak dan pasrah. Ditengah kalutnya pikiranku, kok aku mencium sesuatu yang pernah terjadi di kamarku dulu.
Ya aku mencium aroma busuk yang begitu menyengat. Si ‘dia’ tetap terus berusaha merayuku agar ikut menikmatinya.
Kucoba berpindah ke kamar agar bau itu hilang, dan juga agar tidak ada yang melihat adegan kami. Si ‘dia’ tetap tak mau lepas, terus memelukku, mengikuti langkahku ke kamar.
Ketika melintas cermin di lemariku, tanpa sengaja aku melihat sesuatu yang membuatku surprise sekali.
Dalam cermin itu hanya terlihat diriku. Astaghfirullah…dalam hatiku. Aku langsung memejamkan mataku. Aku coba konsentrasi dan mulai kubaca FATEHA 4 atau AYAT 4. Baru ku mulai dengan bismillah, keluar suara si ‘dia’. Mulai meraung pelan. Terus kulanjutkan bacaan itu tanpa henti. ‘dia’ terus mengerang. Entah itu kepanasan atau kesakitan. Tetap ku baca terus.
Nafasnya semakin tak beraturan.
Perlahan pelukan tangannya mulai mengendur.
Aku tetap memejamkan mataku sambil melanjutkan bacaanku.
Jeritannya semakin lama semakin keras.
Aku semakin teguhkan hatiku, ku baca terus.
Sepertinya ‘dia’ langsung lari keluar dari kamarku menuju keluar rumah.
Karena aku hanya mendengar seperti suara pintu di dobrak dan jeritan mengaum yang begitu berat dan nyaring.
Ketika tak lagi ada suara aneh, baru ku buka mataku.
Ku lihat sekelilingku. Tak ada siapapun.
Aku langsung berlari keluar kamarku, lari lagi keluar rumah. Begitu ku buka pintu…
“ibu kenapa? Kok seperti orang dikejar setan begitu” kata pembantuku sambil ketawa kecil.
Rupanya bibi dan anak-anak sudah pulang dari jalan-jalan.
“ah tidak ada apa apa bi…” kataku.
Tin tin…terdengar suara khas klakson mobil suamiku. “lho kok bapak cepat pulangnya bu…?” tanya si bibi.
Aku hanya diam, tak ku jawab pertanyaan si bibi. Sambil kuamati betul-betul siapa yang datang apakah benar suamiku.
Baru dia memasuki pagar rumah, langsung ku tanya “kenapa balik pa?”
“HP ayah ketinggalan” jawab suamiku sambil berlalu masuk rumah.
Alhamdulillah ini benar dia suamiku, dalam hatiku.
Ternyata dugaanku tadi benar yang pertama tadi bukan suamiku.
Sepertinya itu sosok yang sering teman-teman ku ceritakan.
Ya Allah syukurlah tidak terjadi.
“Udah ya ma, ayah turun dulu” sapaan suamiku menyadarkan ku.
"Assalammualaikum" pamitnya. | Cerpen Misteri Prilaku Aneh Ada Apa Dengan Suamiku Part 4
- Bersambung -