Prilaku Aneh Ada Apa Dengan Suamiku Part 11



Pukul 21:00. Mumpung belum larut malam, aku harus keluar dari rumah dan kampung ini. Jika kupaksa sampai pagi entah apa jadinya diriku, mungkin nyawa ku bisa melayang. Tekadku sudah bulat. Aku harus pergi dari kampungku. Dan besok aku harus pulang ke rumahku. Semangatku semakin bertambah karena teringat kedua buah hatiku. | Cerpen Misteri Prilaku Aneh Ada Apa Dengan Suamiku Part 11

Baru saja hendak bangkit dari tempat tidur, tiba-tiba dari pintu keluar kamar ada yang menegurku. “Mau kemana nduk malam-malam begini??” kata sosok itu dengan lembut. “Astaghfirullah bude mengejutkan saja, saya mau pulang bude…” kataku buru-buru. “Besok saja ya nduk, ini sudah malam” tetap dengan lemah lembut. Dalam hatiku “kok tumben bude tutur katanya sopan dan lemah lembut begitu.” Aku masih belum sadar apa yang terjadi dengan bude. Ku coba fokus ke wajah bude ku.

Astaghfirullah…pucat sekali wajah itu. Itu bukan budeku. Aku yakin. Sangat yakin. “Tiba tiba ada urusan penting bude, tadi ada telpon… besok pagi harus selesai bude” kataku sambil menunduk, karena aku ga berani menatap beliau. Aku sampai tak sadar jika di kampungku susah signal. Masa bodoh, yang ada dipikiranku saat itu adalah gimana bisa keluar dari situasi itu. “hihihihihi…hihihihihi…” sosok bude tadi tertawa lepas. Tepat dugaanku. Dia lagi yang hadir. Aku tetap menunduk. Sambil ku bacakan Ayat 4.

“Ya Allah lindungi aku…” doa ku dalam hati. Alhamdulillah suara tawa tadi berhenti. Tapi tidak dengan sosok itu, dia malah lebih dekat lagi posisinya. Sekarang dia ada disisiku. “Besok pagi aja ya nduk…” kata sosok bude sambil memegang tangan kananku. Ya Allah betapa dingin tangan sosok itu, dan badanku semuanya gemetaran. Aku tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Terus aku membaca doa. Saking kalutnya sampai doa makanpun turut ku baca, pokoknya semua doa kubaca yang ku hapal.

Sekejap kemudian hawa sejuk ditangan sudah hilang dan genggaman itupun tiada. Ku buka mataku perlahan, disisi kananku sudah tidak ada. Sekelilingku pun tiada. Langsung ku bergegas keluar kamar dan… Gedubrakkk!!! Aku lupa membuka pintu kamar, langsung aku terjatuh di lantai. Sambil memegang kepalaku yang kesakitan.

“Kamu itu ngapain tho nduk malam-malam buat keributan, ga tau orang lagi tidur istirahat!!!” suara khas budeku yang pemarahan terdengar keras. “Maaf maaf bude, Meli buru-buru mau pamitan pulang,” kataku tergesa-gesa. “Ya sudah kalau mau pulang, pulang aja, jangan buat keributan, ganggu tidur orang saja” bertambah ngomel budeku. Nah kali ini aku yakin yang aku ajak bicara ini budeku.

“Yo wes saya ta pamit bude ya.” kataku sambil mencium tangannya. “Iyo…” kata budeku agak keras. “Ass…” ku urungkan niatku ucapkan salam, karena ada sesuatu yang terlihat lagi berdiri di belakang bude. Sosok itu merangkul bude dari belakang sambil melempar senyum setan yang teramat manis. “Pamit bude, Assalammualaikum!” ku palingkan wajahku sambil berteriak pamit ke bude. “WAALAIKUMSALAMMMM…” suara berat makhluk itu yang menjawab. "Masa bodoh ah," jawabku dalam hati.

Alhamdulillah akhirnya aku bisa keluar dari rumah itu. Sekarang yang harus ku pikirkan adalah keluar dari kampung ini lagi. Setiap langkah aku berpikir keras bagaimana caranya aku bisa keluar kampung dan melewati jembatan kemarin, Jembatan horror. Tiba-tiba dari arah belakangku… “Mel…mel, tunggu aku…” ada suara yang memanggil namaku dan sepertinya aku kenal dengan suara itu. Ternyata si mimin, walau cahaya di kampungku agak remang-remang aku masih bisa mengenali suara itu. “Lho malam-malam begini kamu ngapain keluar Min?” tanyaku keheranan. “Dirumah aku kepanasan, mau cari hawa segar makanya, lagian perutku juga lapar Mel” kata Mimin. | Cerpen Misteri Prilaku Aneh Ada Apa Dengan Suamiku Part 11

“Edan kamu Min, cewek bujang, keluar sendirian di tengah malam, dikampung yang angker begini lagi…” kataku dengan sedikit keras. “Belum lagi nanti ada begal, atau rampok atau pemerkosa…” tambahku. “Tenang aja Mel, mana ada yang doyan dengan perempuan jadi-jadian seperti aku, hehehehehe…” kata Mimin dengan santainya. “Kamu mau pulang kan, aku temani sampai jembatan ya…” kata Mimin lagi. Aku langsung tersentak dengan omongan Mimin. “Beneran, ga salah denger aku Min, itu jembatan spooky lho…“. “Iya beneran Mel, kapan lagi aku bisa ketemu kamu Mel, kalau ga sekarang? Ya kan.” Jawab Mimin enteng. “Edan banget lho kamu nih Min, terserah kamu aja dah..” kataku.

Dan akhirnya kami berdua sampai di jembatan. Aku langsung menggandeng tangan Mimin, karena sedikit trauma dengan kejadian tempo hari. Si Mimin langsung bertanya “kenapa kamu Mel, takutan ya???” “its ok min, biasalah reflek, hehehe…” kataku sambil tertawa. Sepanjang jembatan itu kami asyik bercerita, tentang masa kecil kami. Hingga akhirnya aku sampai pada penghujung jembatan tersebut. Tibalah saatnya aku harus berpisah dengan sahabat kecilku, Si Mimin.

Namun ada yang ganjil dari perpisahan kami tersebut. Mimin perlahan menangis dan meminta maaf, aku jadi tambah bingung karena selama ini dia tidak pernah berbuat salah padaku, dan begitu juga aku sebaliknya. Aku benar-benar tidak paham maksud si Mimin. Hingga saat tiba berpisah, aku disuruh Mimin membalikkan badan ke depan dan jangan pernah menoleh ke belakang lagi. Aku jadi bertambah penasaran. Ada apa dengan si Mimin.

Baru beberapa melangkah, rasa penasaran yang akut membuat aku melupakan pesan si Mimin. Aku langsung membalikkan badanku ke belakang. Seketika aku disuguhi pemandangan yang tidak ku duga. Hanya bisa melongo memandang si Mimin pergi. Astaghfirullah… cahaya itu kan…?

“Aku tidak percaya jika cahaya yang kulihat malam itu si Mimin. Tidak…tidak mungkin, itu bukan mimin sahabatku…” dalam hatiku berkecamuk. “Itukah arti tangisan dan permintaan maaf si Mimin?” hatiku terus bergejolak, aku masih tak percaya.

Sepertinya ada yang salah dengan kampungku. Ada apa dengan kampungku?? Pikiran dan hatiku terus berkecamuk setelah melihat yang barusan terjadi. Aku harus kembali melangkah. Paling tidak aku sudah berhasil keluar dari kampungku. Suatu hari aku harus kembali. Aku merasa ada urusan yang belum selesai disini. Ada si Mimin dan keluarga pakdeku. | Cerpen Misteri Prilaku Aneh Ada Apa Dengan Suamiku Part 11

Sementara biarkan dulu misteri ini.

- Bersambung -