Prilaku Aneh Ada Apa Dengan Suamiku Part 18



Hari berganti minggu dan minggupun berganti bulan. Tak terasa sudah 3 bulan ku menjalani kehidupan bersama Pras. | Cerpen Misteri Prilaku Aneh Ada Apa Dengan Suamiku Part 18

Hingga suatu hari kembali aku dapat kabar dari kampung. Bahwa bude ku di kampung sakit keras. Sebuah dilemma, mengingat perlakuan terakhir bude terhadapku dan berbagai kejadian aneh di rumah itu. Aku coba mengajak Pras discuss mengenai kabar tersebut dan juga hal-hal yang pernah ku alami di kampung.

Pras orangnya sangat bijak dimataku. Dia menyarankan agar aku pulang untuk menengok keadaan bude, karena bagaimanapun jeleknya perlakuan bude terhadapku tetaplah ia pernah merawatku bersama pade. Dalam artian bude dan pade sebagai pengganti almarhum orang tuaku.

Mimin langsung ku kabari saat itu juga. Aku sudah melupakan kejadian dijembatan itu. Hanya Pras belum mengetahui soal si Mimin dan jembatan tersebut. Mimin yang tahu aku akan pulang kampung sangat antusias mendengarnya.

Keesokan harinya, aku langsung memesan tiket pesawat menuju kampung halamanku. Kali ini aku schedule untuk penerbangan pagi agar tidak larut malam tiba disana. Adikku sudah ku hubungi, agar membantu persiapan berangkatku. Terutama para malaikatku, karena mereka sementara akan tinggal dengan tantenya.

Semua oleh-oleh sudah ku persiapkan. Perlengkapan mandi dan segala keperluan kali ini lebih matang persiapannya. Ditengah persiapanku, ada rasa sedikit was-was karena aku harus meninggalkan suamiku. Pras memang tidak bisa mendampingiku, karena ada job yang tidak bisa dia tinggalkan. Namun Pras berjanji akan langsung menyusul begitu kerjaanya selesai.

Akhirnya setelah menempuh beberapa jam perjalanan, aku pun tiba di bandara tujuan. Alhamdulillah semua berjalan lancar, tidak ada kendala yang berarti. Kejadian beberapa waktu yang lalu ternyata tidak terulang. Kemudian ku lanjutkan perjalanan ke kampungku. Kali ini aku lebih santai, bisa menikmati perjalananku tanpa harus diburu waktu.

Aku memilih menumpang bis daripada taxi, agar aku bisa mengenang masa-masa ku dulu. Selain menghemat ongkos, aku juga bisa lebih leluasa. Perjalanan ke kampung waktunya cukup lama. Tanpa terasa aku pun terlelap dalam bis. Tak berapa lama tersentak aku terbangun karena bis berhenti mendadak. Beruntung depanku ada tas yang ku peluk, jadi kepalaku tidak terbentur kursi didepan. Aku kucek-kucek mata, mencoba melihat kedepan.

“Astaghfirullah!!!” pekikku reflek. Satupun tak ada penumpang dalam bis tersebut. Hanya tersisa supir dan kernet nya. Rupanya aku ketiduran sepanjang perjalanan tadi. Beruntung aku masih mengenal kampungku. Ternyata sudah dekat jaraknya.

Beberapa menit kemudian aku tiba di depan sebuah gardu atau pos kamling warga kampungku. Melihat jembatan yang ada di depan mata, kembali memory ku terulang. Kejadian seram dan aneh menurutku. Namun sekarang rasa itu tidak aku rasakan lagi. Mungkin suasananya sudah beda, apalagi sekarang masih siang. Aktivitas warganya masih terlihat ada, meski masih bisa dihitung dengan jari.

Menyegarkan mata dengan pemandangan alam. Suara air yang mengalir di bawah jembatan, dengan jernihnya air tersebut menambah nikmatnya suasana hatiku saat itu. Sudah lama suasana ini tidak aku rasakan sejak aku meninggalkan kampung ini. Suasana ini yang buat ku selalu rindu akan kampung halamanku.

Dan akhirnya aku tiba di sebrang rumah padeku. Rasanya belum lama aku meninggalkan rumah ini, semenjak pade ku meninggal. Tapi kondisi rumah tersebut sangat mengenaskan. Begitu usang, terkesan seperit sangat tidak terawatt. Dalam hatiku “kemana penghuninya? Bukannya mereka hidupnya dulu nyaman?” Perlahan aku memasuki rumah tersebut. Tidak ada suara aktivitas di rumah itu.

Hanya suara-suara ayam berkeliaran di pekarangan rumah pade, menambah kesan kumuhnya rumah tersebut. Dari depan pintu yang sudah terbuka aku mengucap salam “Assalammualaikum…” Tidak ada suara yang menyahut salamku.  | Cerpen Misteri Prilaku Aneh Ada Apa Dengan Suamiku Part 18

Beberapa kali aku mengucap salam, tetap tak ada yang menjawab.

Akhirnya aku masuki saja rumah itu. Aroma tak sedap mulai menyeruak begitu masuk rumah tersebut. Sambil berlalu ku panggil bude ku dan para sepupuku. Sampai aku berada di sebuah kamar yang pernah menjadi tempat tidur sepasang suami istri yang pernah merawatku.

Ya itu adalah kamar yang sekarang di tempati budeku. Mendadak angin berhembus melayangkan gordyn penutup kamar bude. Terlihat seseorang terbaring lemah sendiri tanpa ada yang menemani. Aku sedikit terkejut melihatnya, karena sosok itu berambut putih menjuntai ke bawah ranjang. Aroma nya pun semakin tak sedap dari kamar ini. Mendadak bulu dibadan terasa merinding. Sekilas aku merasakan ada yang lewat. Karena baunya seperti pernah ku kenal. Namun hanya sekilas.

Aku lanjutkan langkahku menuju kamar itu. “Ya Allah…” jeritku pelan, khawatir sosok yang terbaring itu mendengar. Nyaris aku tak mengenalinya, karena kondisi tubuh sosok itu banyak berubah. Wajah hitam hangus seperti habis terbakar, mata melotot seperti hendak terkeluar dan mulut terbuka lebar.

Kulit di wajahnya sebagian mulai mengelupas, ada luka yang bernanah yang sedang di hinggapi beberapa lalat. Dan kotoran dari (maaf) BAB masih ada di ranjang itu juga. Sungguh pemandangan yang mengerikan sekaligus menjijikkan. Sepertinya sosok ini dibiarkan begitu saja. Ia tidak bergerak sedikitpun, seperti orang koma.

“Mba Mel!” tiba-tiba terdengar sebuah suara dari belakangku. “Astaghfirullah, kamu yon kagetin mba aja…” kataku kesal. Ternyata sepupuku, anaknya bude ku. “Ini siapa yon?”tanyaku. “Itu bude, ibu nya saya mba…” jawab si yon. “Ya Allah kenapa bisa begini yon?” tanyaku tanpa terasa air mataku mulai menetes. Walau bagaimanapun sosok dihadapanku ini adalah budeku.

Dulu pernah ikut merawat ku bersama suaminya. “Ceritanya panjang mba Mel…” raut sepupuku mulai berubah. Terlihat ada kesedihan di mata si Yon sepupuku. “Semenjak Mba Mel terakhir dari rumah ini, tingkah ibu berubah drastis…” lanjut yon. “ Ayo kita ngobrol diluar Yon…” ajakku sambil menarik tangannya.

Rupanya Bude termakan ilmu nya sendiri, mungkin saja ini karmanya. Masih ingatkan pembaca dengan hubungan terlarang bude dengan Pak Bodo. Hingga Pak Bodo meninggal, ilmu pesugihannya diteruskan oleh bude, istri pakdeku. Karena tak mampu memenuhi syarat yang diminta, maka korbannya adalah bude. Makhluk gaib yang menjadi sekutunya malah sudah menyatu dengan diri bude.

Akibatnya sudah bisa ditebak, kondisi bude yang seperti sekarang inilah efeknya. Dan bisa jadi ini sebagian dari azab yang diterima bude karena perbuatan masa lalunya. “Astaghfirullah…” berkali-kali aku mengelus dada mendengar cerita dari sepupuku. Hari itu juga aku dan sepupuku kerja bakti membersihkan kamar budeku. Kami gerak cepat, sebelum magrib tiba. | Cerpen Misteri Prilaku Aneh Ada Apa Dengan Suamiku Part 18

Alhamdulillah semua selesai sesuai perkiraanku.

- Bersambung -