Ba’da magrib, aku sempatkan bacakan yasin di sisi bude. Bau-bau gosong terus bermunculan silih berganti dengan aroma bunga-bunga. | Cerpen Misteri Prilaku Aneh Ada Apa Dengan Suamiku Part 19
Aku tetap teguh selesaikan bacaanku. Aku sempatkan melirik bude sekilas. Terlihat beliau mulai menggeliat seperti orang gelisah. Aku bertambah semangat baca Yasin nya. Tidak hanya itu, mendadak dari atap rumah terdengar suara dentuman yang cukup keras. Aku tersentak kaget, ku hentikan sejenak mengatur nafas, lalu ku lanjutkan kembali bacaanku.
Mendekati akhir bacaan kembali aku dapat cobaan. Kali ini jendela kamar bude, terbuka tiba-tiba. Angin masuk kedalam kamar cukup kencang. Semakin keras pula aku membaca surah tersebut. Perlahan-lahan semua mulai berkurang dan akhirnya menghilang dengan sendirinya. Aku pun selesai dengan bacaanku.
Ku perhatikan wajah bude, ada bulir-bulir yang menetes dari kedua sudut matanya. Ada sedikit rasa terharu yang timbul ketika melihatnya. Ku tengadahkan kedua tanganku, berdoa memohon kesembuhan buat budeku. Tak mampu aku bendung lagi, air mataku pun turut tumpah. Semua doa yang terbaik ku minta pada-Nya.
Selesai itu, aku menutup jendela yang terbuka tadi. Ketika mau menutup terlihat dengan jelas sesosok yang bentuknya begitu menyeramkan. Ia memperhatikan aku, seolah tidak senang dengan yang ku lakukan untuk bude. Masa bodoh, segera ku tutup jendela tersebut. Malam itu juga ku putuskan tidur di kamar bude, aku ingin menjaga beliau. Sementara sepupu ku tidur sendiri di kamarnya.
Aku tidur dibawah, dan bude diatas ranjangnya. Sambil memainkan HP ku, sesekali ku perhatikan kondisi bude. Tetap tak bergeming. Sengaja ku hidupkan murottal quran, agar tidak sunyi malam itu. Disamping aku agak sedikit takut juga. Hanya karena kondisi memaksa aku untuk berani menghadapinya. Tanpa terasa aku pun terlelap.
Keesokan harinya kembali hal yang sama terjadi. Hingga hari ketiga tidak lagi muncul suara tersebut. Dan sialnya aku, di malam ketiga ini aku langsung di tampakkan makhluk yang ada dalam tubuh bude. Dia marah dengan kehadiranku.
Apalagi aku selalu menjalankan ibadah di kamar bude dan membacakan yasin setiap malam. Kali ini entah dari mana, aku merasa berani untuk melawan makhluk itu. Aku merasa seperti mendapat sebuah dorongan atau kekuatan untuk melawan. Keyakinanku semakin bertambah ketika sosok orang ku sayangi, tiba-tiba muncul di sampingku.
Ya dia almarhum pakdeku. Aura yang di timbulkan sosok beliau begitu hangat. Beliau hanya tersenyum. Makhluk itu tetap ngotot untuk membawa bude bersamanya. Aku coba melawan. Sayang makhluk itu berhasil kabur. Seketika aku langsung tersadar. Tidak ada siapapun dikamar itu, hanya aku dan bude. Namun kali ini kondisi bude berubah, tidak lagi seperti awal aku tiba di rumah ini.
Ku lihat jam di tanganku juga sudah menunjukkan pukul 4 subuh. Aku kembali memikir kejadian yang barusan ku alami. Bagaimana bisa aku mampu melawan makhluk itu. Rasanya takjub dan tak percaya dengan kejadian tersebut. Ditambah lagi aku dipertemukan dengan orang yang ku sayang, pakde ku.
Setelah selesai subuhan, aku tiba-tiba mencium sesuatu yang tak sedap. Ku cari-cari sumbernya, ternyata asalnya dari tubuh bude ku. Firasatku menyatakan ada sesuatu yang bakal terjadi dan itu biasanya duka buat keluargaku. Aku coba memperhatikan raut wajah bude. Walau hangus tersebut belum hilang, ia seperti berbicara padaku dalam diamnya. Aku memejamkan mataku sejenak dan tanpa terasa air mataku menetes.
Ya benar dugaanku, bude memang harus pergi karena sudah waktunya ia dipanggil Sang Khaliq. “Innalillahi, Engkau kabulkan doa ku ya Rabb, memang ini yang terbaik buat bude…” Aku periksa sejenak denyut nadi bude dan hasilnya memang tak berdenyut lagi.
Paginya hanya beberapa saja warga yang hadir di rumah bude. Bahkan ku lihat beberapa wargaa seperti senang dengan duka kami. Mungkin semasa hidup, bude banyak tidak disukai orang karena sikapnya. Hingga terakhir dikebumikan banyak kejadian aneh yang menimpa jasad bude. Sedih rasanya melihat azab yang harus diterima bude.
Aku tidak bisa bayangkan bagaimana lagi perhitungan bude dengan Tuhan nya di alam setelah mati. Aku berencana selepas dari kubur ini akan keluar kampung sebentar untuk mengabari suamiku Pras. Karena signal dikampung sangat sulit. Maklum kampungku belum terjamah tower provider. Setelah berhasil mendapat signal, aku langsung menelpon suamiku. Pras terkejut dengan kabar duka tersebut, namun ia tidak bisa segera menyusulku karena tugasnya belum selesai. Namun tetap ia berjanji akan menjemputku begitu selesai kerjaannya.
Selama beberapa hari mengadakan selamatan di rumah bude, suamiku Pras tidak juga hadir menjemputku. Sementara keuangan ku mulai menipis. Timbul rasa kekhawatiranku, kenapa Pras belum juga tiba. Tiba-tiba ada suara seseorang mengucapkan salam dari luar rumah “Assalammualaikum…” “Waalaikumsalam…” jawabku.
Ketika ku lihat siapa yang hadir, ada rasa pangling, lupa-lupa ingat dengan sosok didepanku. Rasanya aku mengenal namun karena pakaiannya yang berbeda membuat aku sedikit linglung. “Haha pasti kamu pangling kan dengan gayaku sekarang…” tawa sosok itu mengejekku. “Mimin?” sahutku sambil kernyitkan dahiku. “Huahahahaha kok kamu tau sih…” tawa khasnya membahana.
Rupanya Mimin telah berubah. Penampilan sekarang lebih tertutup, walau baru sebatas kepala yang tertutup. Ia kini menggunakan hijab. Namun sayang pakaian masih menunjukkan lekuk tubuhnya yang aduhai. Walau begitu ia selangkah lebih maju dari yang dulu.
Mimin sempat kesal karena aku tidak mengabari jika sudah di kampung. Ia juga tidak dikabari mengenai kabar duka budeku. | Cerpen Misteri Prilaku Aneh Ada Apa Dengan Suamiku Part 19
Aku pun meminta maaf karena kelalaianku mengabari sahabatku. Mungkin karena terlalu sibuknya aku harus mengurusi budeku, apalagi aku hanya berdua dengan sepupuku.
Kami asyik mengobrol ngalor ngidul, tak tentu arah. Mengenang masa kami kecil dan sekolah dulu. Dan ketika aku mengatakan bahwa aku telah menikah dengan seseorang yang dulu paling dia benci, karena pernah menyakiti aku, Pras. Wajah Mimin seketika berubah merah, terlihat begitu besar amarahnya.
Aku lalu mendinginkan suasana, karena walau Mimin marah, Pras sudah terlanjur menjadi suamiku. Ku katakan Pras sudah berubah, bukan Pras yang dulu lagi. Dia kini sangat sayang terhadap keluarga. Mimin tetep tak berubah mimic wajahnya.
Mimin semakin marah kepadaku. Mengapa ia tidak mengabarinya sebelum menikah dengan Pras. Rupanya bukan karena alasan sifat Pras terdahulu yang membuat Mimin marah. Namun ada sesuatu yang Mimin tahu namun tidak dia ungkapkan selama ini.
Aku coba sabar menghadapi Mimin yang dalam kondisi emosi. Perlahan ku bujuk ia agar mau bercerita banyak mengenai Pras. Mimin memang seorang sahabat yang sangat baik, setia kawan, murah hati, ringan tangan dan sangat peduli terhadap sahabatnya.
Setelah ia mengungkapkan satu persatu keburukan mengenai Pras, aku langsung sedikit shock. Antara percaya dan tidak. Percaya karena Sahabat terbaikku yang mengatakannya, tidak mungkin Mimin berdusta. Tidak nya karena Pras yang kulihat saat ini, rasanya tidak mungkin ia bisa senekat itu.
Semua yang dikatakan Mimin ada hubungannya dengan kematian suamiku. Mimin pun mulai mereda emosinya begitu melihat expresi wajahku yang tiba-tiba berubah. Aku terdiam sesaat. Mencoba menerawang jauh kemungkinan terburuk yang akan ku alami.
Mimin meminta maaf dengan apa yang telah dikatakannya. Aku tetap meminta Mimin melanjutkan informasi yang dia tahu tentang Pras dan hubungannya dengan kematian suamiku. “Kamu yakin Mel mau mendengar?” tanya Mimin ragu. “Ya, apapun yang kamu tau, katakan saja, aku siap” pintaku.
Dulu sewaktu aku baru married dan tinggal di kotaku yang sekarang, Pras mencari info mengenai diriku dan suamiku. Hingga akhirnya dia tau dari bude ku. Pras tidak bisa menerima kenyataan bahwa aku menjadi milik orang lain. Disitu awal mula Pras menunjukkan karakter aslinya. Dia pernah mengatakan pada Mimin akan melakukan segala cara untuk mendapatkan aku. Termasuk dengan cara ‘halus’.
Mimin sudah berusaha mengingatkan Pras bahwa itu akan merugikan dirinya sendiri. Namun Pras bersikeras ingin memiliki aku dengan cara apapun. Dimulai dari jabatan di kantor suamiku. Pras juga turut berperan dalam menggusur posisi suamiku terdahulu.
Siapapun pasti tahu, Pras mempunyai pengaruh besar karena mendompleng nama ayahnya. Tidak cukup sampai disitu. Penyakit yang di derita suamimu, ada campur tangan Pras juga disitu. Aku semakin sedih mendengar semua cerita Mimin. Sedikit banyak ini sangat mempengaruhi diriku.
Belum usai duka kehilangan bude ku, kembali ku di uji dengan kenyataan yang pahit. Aku jadi bimbang mengenai Pras. Jika dirunut kejadian-kejadian yang ku alami bersama suamiku terdahulu, memang ada benarnya juga apa yang dikatakan Mimin.
Terlepas itu memang sudah takdir ku, paling tidak misteri ini mulai terkuak satu persatu.
Rasanya jika aku berpikiran sumbu pendek, mungkin saat itu aku langsung membeli tiket pulang tanpa harus menanti Pras hadir. | Cerpen Misteri Prilaku Aneh Ada Apa Dengan Suamiku Part 19
Mimin kemudian berusaha menenangkan ku. Aku bingung apa yang harus ku lakukan dengan Pras yang telah menjadi suamiku. Hatiku sudah tertambat padanya.
- Bersambung -