Petualang Cinta Abang Admin Online Shop Part 9

Pesawat yang kutumpangi tiba di bandara tujuan. Aku tak langsung mengabari abang. Untuk apa. Segera aku memesan taksi pergi ke tempat dimana aku akan mengikuti pendidikan selama 12 hari.

Ku cek gawai yang sedari tadi mati. | Cerpen Lucu Petualang Cinta Abang Admin Online Shop Part 9

[Ping!!!]

[Sudah sampai?]

[Ping!!!]

[Ping!!!]

[Ndutsky?]

Pesan dari abang masuk bertubi-tubi.

[Yaa ini baru sampai hotel]

[Hmm.. kenapa baru ngabarin?]

[Hpnya tadi mati abang. Ini baru nemu colokan] "kenapa ini orang jadi ribet ya." Batinku. Aku merasa berbeda abang jadi semakin posesiv sejak aku sedikit mengacuhkannya.

[Hotel mana?]

[Menara lima]

Lama abang membalas pesanku.

[Besok langsung belajar?] Abang bertanya. Kebetulan aku berangkat di hari rabu. Langsung ada kelas sampai jumat. Sabtu minggu libur.

[Ya lah, masa langsung liburan]

[Hmm berarti sibuk? Sampai jam berapa belajarnya?]

[Dari pagi sampai setengah 6 sore biasanya]

[abang kangen]

[Wii.. abang sehat?] Aku mengatur nafas.. mengendalikan degub jantung yang tidak beraturan. "Arrrhhgg!!"

[Kamu nggak kangen abang?] Balasannya membuatku menenggelamkan muka ke bantal. Lama sekali sampai akhirnya aku tertidur dan terbangun ketika kaget ada telpon yang mengingatkan bahwa sudah tiba waktunya makan malam.

*****

Semalam sehabis makan dan menelepon ibuku, gawai kubiarkan mati. Aku tak ingin menjawab pertanyaan abang itu. Pertanyaan yang sebelumnya bisa membuat aku berbunga-bunga tersenyum-senyum sendiri, sekarang bagai sesuatu yang berat yang tak ku tahu kebenarannya. Aku takut.

Sibuk sekali kelas hari pertama di pusdik. Mentor menyita seluruh alat komunikasi. Hanya boleh di gunakan disaat coffe break, lunch dan berakhirnya kelas. Akupun tidak berminat untuk mengecek gawaiku.

Pukul 17.45 aku sudah kembali ke kamar hotel tempatku menginap. Ku aktifkan gawaiku.

[Pagi ndutsky..]

[Ping!!!]

[Ndutsky.. ]

[Ping!!!]

[I miss you so ...]

Pesan dari abang lagi-lagi masuk beruntun.

Kutarik nafas mengumpulkan mood untuk membalas pesannya.

[Ya abang.. maaf tadi nggak boleh bawa hp. Are you okay?]

[Ndutsky abang pengen ketemu.. tapi kamu susah sekali dihubungi. Abang harus ke Maroko nanti malam. Seminggu. Antar rombongan tour]chatnya yang to the point membuat aku terbelalak.

Huaaaa aku tidak siap kalau harus bertemu dengannya sekarang juga.

[Nggak bisa ketemu dong kalau begitu] balasku mencoba biasa saja.

[boleh abang kesana sebentar?]

"Maakkk.. duh gimana nih! Haduh" aku panik seketika. Penginapan yang kutempati memang tak seketat asrama di pusdik. Pusdik sedang penuh jadi aku kebagian penginapan di hotel. "Nanti kalau ketemuan dihotel terus di culik gimana, nanti diperkosa gimana, nanti di mutilasi gimana haduhh" kebiasaanku untuk sesuatu menakutkan yang berlebihan muncul.

[Kalau disini nggak bisa bang, ada jam malam] aku beralasan. Tanganku panas dingin berkeringat. Takut.

[Hmm... jadi abang harus menunda lagi untuk ketemu kamu?] Dulu abang pernah datang ke kotaku untuk meeting dengan kliennya. Aku yang dulu masih mahasiswi takut untuk diajak ketemuan. Jadinya ku tolak dengan berbagai alasan.

[Jodoh pasti bertemuuu *nyanyikk* hahaa] aku mencoba mencairkan suasana.

[Haha.. abang sedih deh :(] balasnya

[Masih ada hari esok,esok dan seterusnya. Don't be sad big boy]

[Tetap sedih. Emm Ndutsky nanti kalau mau keliling ini nomornya pak Bambang 08123456789. Telpon aja kalau mau jalan ya.. abang nggak bisa nemenin] deg! Balasan abang membuatku bingung.

[Maksudnya bang?]

[Ya kalau kamu mau keliling-keliling bilang aja sama pak Bambang. Nanti diantar jemput sama pak Bambang]

Ku baca berulang-ulang chatnya. "Nggak salahkah ini orang" batinku.

[Pak Bambang itu siapa?]tanyaku

[Pegawai abang yang biasa antar tamu]

[Owhh gitu] aku semakin bingung , mengapa abang membuatku seperti ini. Memang hubungan orang dewasa itu sedikit rumit. Walau abang sering ngajak nikah dan melontarkan kata-kata yang membuatku berbunga-bunga tapi kan abang belum pernah nembak. Jadi kan aku memang bukan pacarnya. Sekalipun aku mengaguminya tapi tetap saja aku bukan siapa-siapanya (pemikiran ABG labil). Terlebih sikapnya yang misterius dan informasi yang sudah ku dapat tentangnya membuatku semakin merasa dipermainkan oleh perasaan takut yang sebenarnya ku buat sendiri.

[Kan sabtu minggu libur ndut. Siapa tau kamu mau keliling-keliling disini]

[Kan bisa pake taksi]

[Sama pak bambang aja. Kalau pake taksi nanti di bohongin argonya dinaikan atau diputer-puter jalannya]

[Hmm ya nanti deh kalau mau jalan. Makasih ya]

[Besok kalau abang nggak balas pesan berarti belum dapat wifi ya]

[Okay. Aku mandi dulu ya .. sudah mau magrib. Sebentar lagi wktu makan malam nanti nggak kebagian makan heheh ]
aku mengakhiri chat dengannya sambil membatin "yakin bener besok aku bakal chat sama you".

Aku tidak memahami apa yang terjadi padaku. Kenapa ketakutanku merubah perasaanku kepada abang.

*****

Sabtu pagi ada panggilan masuk ke gawaiku. Disana tertulis "pak Bambangnya abang" . Ku angkat

"Halo.." sapaku

"Ya halo selamat pagi, dengan mbak Rena ya, saya Bambang mbak supirnya pak Diga ?" Suara dari sebrang medok khas suku jawa.

"Ya pagi.. oh iya ada apa pak Bambang?" Agak sedikit kaget.

"Saya dipesenin sama pak Diga disuruh antarin mbak Rena keliling-keliling."

"Oh iya pak, tapi hari ini saya belum ada rencana mau kemana-mana pak, em nanti kalau saya mau keliling saya telpon bapak lagi ya.."

"Oh begitu baik mbak.. saya stand by mbak.."

"Terimakasih banyak sebelumnya ya pak Bambang"

"Nggeh mbak.. selamat pagi"

"Pagi pak"

Ku matikan telpon dari pak bambang. Beragam pertanyaan muncul dipikiranku "Kenapa abang begini? Apa yang sebenarnya terjadi padaku?

*****

Jika abang sedang mengantar rombongan tour biasanya aku dan abang bisa berkomunikasi dimalam hari setelah jam istirahat. Tapi jika perbedaan waktu yang sangat jauh kami berkomunikasi tidak tentu selama abang pergi. Dan ini tour pertama abang setelah aku stalking tentang abang. Dan aku tak berniat sedikitpun untuk mengetahui kabarnya. Tapi kangen...

[Ndutsky] pesan dari abang masuk ketika aku memikirkannya.

[Ya abang.. ]

[Lagi breakfast ni abang] perbedaan waktu kurang lebih 7 jam dengan Maroko. Di Idonesia sudah lewat dzuhur.

[Oh ya.. makan apa? Bagus nggak Maroko?]

[Roti. Bagus.. pak Bambang sudah hubungi?]

[Sudah. Tapi aku lagi males kemana-mana nanti cari makan dekat-dekat sini aja.]

[Oh ya sudah kalau mau jalan telpon aja nanti. Di sebrang hotel situ kan ada Mall, teman abang ada punya resto ayam bakar betutu di dekat pintu utara. Kesana deh enak banget sambelnya. Kamu kan doyan pedes]

[Em baiklah.. take care ya disana. Kalau sibuk nggak usah ngubungin dulu] balasku.

[Oke nduts, i miss you]

[Tu] balasku singkat.

[Wa ga pat ma nam juh] balas abang menghitung.

[ HAHA]

Abang mungkin tidak berubah. Aku yang berubah sikap terhadapnya. Aku takut jika nantinya ketika aku sudah memupuk rasa ternyata tak seperti yang kuharap.

Sebagai manusia normal yang mulai bisa berpikir aku merasa sampai kapan hubungan roman tanpa tujuan dan abu-abu ini akan terjalin.. | Cerpen Lucu Petualang Cinta Abang Admin Online Shop Part 9

*****

Dua belas hari sudah kulewati saatnya kembali ke kotaku. Aku tak sempat bertemu dengannya karena abang pulang ketika akupun harus pulang.

[Ndutsky.. sepertinya jadwal naik gunung di tunda deh.] Chat abang 2 minggu sebelum keberangkatanku liburan.

[Kenapa gitu?]

[Jalur pendakian ditutup sementara karena gunung yang berdekatan sedang erupsi.. mau di cancel atau ditunda?]

[Tunda aja deh. Tapi ganti rute dulu ya sayang sudah cuti. Mau liat gili aja. Ber 3 sama temen kampus]

[Oh gitu. Ya sudah abang aturkan itinerarynya, abang bole ikut nggak nih]

[Yee ya terserah abang lah, abangkan yang punya. Mau ikut atau enggak ya terserah]

[Haha siapa tahu nanti ganggu acara sama teman-temanmu.. biasanya cewek-cewek kalau sudah kumpul nggak mau diganggu]

[Temen-temenku cowok bang ]

[Whatt?? Kamu perempuan sendiri?]

[Iya, tapi kan nggak tidur sekamar bang ]

[Hmm anak gadis pergi sama temen cowok kepulau. Curiga abang. Pacar mu salah satu dari mereka?]

[Enggakk.. temen kampus, memang akrab. Tadinya mau ber 8 tapi pada nggak jadi ya sudah ber3 aja. Abang kan tau aku nggak pengen pacar-pacaran]

[Hmm abang nikahin mau?] Deg! "Kontrol.. kontrol.. jangan terbuai.. jangan gampang iya-iya" batinku setelah membaca chatnya

[Poligami nggak?? Hahhaa]

[Kalau siap poligami besok abang nikahin]

[Tidakkk BOKIRRRR by Suketi]

[Wkwkwkwkk gemes abang sama kamu!] Pipiku panas, ada rona merah disana. "Abang plisss"

Terlalu nyaman adalah hal yang tidak bisa kupungkiri dalam hubungan ini. Tidak melihat rupa , tak bersentuh raga tapi aku suka. Aku menikmati setiap komunikasi dengan abang. Akhirnya tanpa bisa ku tolak ketakutanku akan sesuatu yang kutebak-tebak terkikis. Hubungan yang sempat ku hindari akhirnya kembali seperti semula. Aku mulai menikmati kembali kata-kata darinya yang membuatku tersenyum-senyum dengan hanya menatap layar gawai.

*****
[Nanti di bandara yang jemput pak Made ya ndut. Abang mungkin nanti nyusul. Masih ada kerjaan yang nggak bisa ditinggal] chat abang ketika aku mengabari akan terbang sebentar lagi.

[Oh okay. Lebih penting mana aku sama kerjaan?]

[Kerjaanlah nantikan hasilnya buat honeymoon di pulau surga sama kamu.. hehe] bibirku melebar sudutnya sepanjang jalan tol pantura. kiri kanan sama sisi. Padahal itu mungkin gombal saja.

[Ya.. ya.. ya.. ya.. haha sa ae lu troly bandara hahahha ] kebetulan yang kulihat depanku troly bandara.

[Buat kamu mau jadi knalpot racing, nafas kudanil, imbasan truck gandeng, asbak Hitler sampai troly bandara abang relaa hahaha]

[Haha abang inget wkwkk] aku tak menyangka dia ingat perumpamaan yang ku buat untuknya ketika dia sedang menggombal. Aku tersenyum-senyum sendiri.

"Ren sehat?" Lutfi teman yang akan pergi bersamaku menegur ketika melihatku senyum-senyum sendiri.

"Hehehe ini na fi, baca artikel lucu."

"Yuk yuk boarding tuh" kemal menyahut mendengar nada panggil penumpang pesawat tujuan yang akan kami tumpangi.

*****
Seseorang yang memakai baju putih dengan membawa kertas dengan tulisan "Mbak Rena" itu pasti pak Made.

"Pak Made ya?" Tanyaku ketika menghampiri dia.

"O iya saya. Ini dengan Mbak Rena betul? Ucapnya dengan logat khas Bali.

"Halo pak.. saya Kemal" kemal menyalami pak Made.

"Saya Lutfi pak, mohon bimbingannya selama di sini ya pak"

"Skripsi kali ah minta dibimbing haha" aku menyahut diiringi tawa mereka.

"Langsung saja mari, kata Pak Diga langsung pergi ke pantai pink saja mumpung masih pagi, sini Mbak Rena saya bawakan ranselnya." Kata pak Made akan mengambil Ransel yang ku gendong.

"Eh nggak usah pak ini enteng kok, itu kopernya Lutfi aja.kasian hehe" tolakku.

"Wah boleh pak, tolong ya pak" kata Lutfi tanpa sungkan. Dia yang selalu ribet dalam setiap liburan tidak pernah mau jika disuruh membawa ransel. Dasar cowok tomboy.

[Bang aku dah ketemu pak Made. Aku matikan Hp ya.. thank you bye] aku mengirim pesan pada abang lalu segera menon aktifkan signal provider tanpa abang sempat membalas pesanku. Kebiasaanku jika traveling gawai hanya ku gunakan sebatas untuk foto-foto. Dan aku tidak ingin diganggu.

Trio KRLku bersama pak Made akhirnya berangkat menuju Pantai Pink.

*****
"Pak Diga sering kesini pak?"tanyaku pada pak Made ketika selesai snorkeling.

"Lumayan mbak, biasanya kalau tamunya pejabat penting Pak Diga selalu ikut menemani." Jawab pak Made.

"Oh ya.. pak Made sudah berapa lama kerjasama sama Pak Diga?" Tanyaku lagi. Memanggil abang dengan sebutan bapak ketika berbicara dengan pak Made membuatku bertanya dalam hati "setua apa si Abang dipanggil Bapak (T.T)."

"Wah lama sekali mbak, dari awal saya di ajari sama beliau buat jadi guide profesional. Tadinya cuma guide abal-abal.. hehe" kata pak Made sambil menaburkan remah roti disekitar kapal yang langsung di serbu ikan-ikan kecil.

Aku mengangguk-angguk mendengar pak Made. Ku Lirik jam tangan, sudah saatnya makan siang.

"Kemal, Lutfi udah yuk.. masih ada pantai yang lain lho" teriakku pada Kemal dan Lutfi yang masih asik snorkeling tak jauh dari kapal.

"Besok kata Pak Diga akan menyusul jika tidak ada halangan mbak." Pak Made berkata lagi padaku.

"Oh ya.." jawabku singkat. Padahal dikepalaku berkecamuk. "Bertemu abang besok di pulau indah seperti ini. Apa yang akan terjadi ya Allah??" | Cerpen Lucu Petualang Cinta Abang Admin Online Shop Part 9

- Bersambung -