Kapal yang ku tumpangi meninggalkan spot snorkeling di gili Petelu menuju pantai pink.
Keeksotikan pantai di Lombok Timur membuaiku. Pasir yang terkena sinar matahari memantulkan warna pink yang begitu cantik, walau tak seterang di gambar google. Andai bersama orang terkasih indahnya. "Tapikan nggak punya pacar" batinku. | Cerpen Lucu Petualang Cinta Abang Admin Online Shop Part 10
Kapal pun menepi agak jauh dari bibir pantai karena air sedang surut.
"Huaaa surga Ren!!" Lutfi berteriak sambil melompat turun dari kapal.
"Ho'oh. Harusnya bawa pasangan kenapa jadi sama kalian berdua huaaa" sahutku sambil ikutan lompat dari kapal.
"Nikmati gaes ada atau tanpa pasangan. Sejatinya hidup tetap harus dinikmati. Aseek!" Kemal ikutan menyahut dengan kamera Gopro ditangannya. Generasi setengah tua yang hidup dijaman milenial pun akhirnya terikut menjadi generasi tongsis. Termasuk aku. Kami bertiga masing-masing membawa kamera yang identik dengan selfi dialam bebas itu dalam genggaman. Kurang milenial apa coba?
Aku, Lutfi dan pak Made tertawa mendengar kata-kata Kemal yang seperti sedang berpuisi.
"Mbak rena ini mau makan dulu atau mau main air lagi?"
"Disiapkan aja makannya pak, kami selfie dulu"Lutfi langsung menjawab.
"Iya pak, disiapin aja." Aku ikut menimpali.
*****
Menu makan siang luar biasa di pantai Tangsi. Ikan bakar, gulai seafood yang isinya terdiri rajungan, kerang, udang, dan cumi, cumi bakar, cumi goreng tepung, plecing kangkung, dan es kelapa muda langsung dari buahnya." Nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan, but welcome back kolestrol hehe" aku membatin.
"Itu plecing kangkung yang satu tidak terlalu pedas, yang satu pedas sekali, pesan pak Diga khusus untuk mbak Rena." Pak Made berkata kepadaku, yang kemudian dilirik oleh Lutfi dan Kemal.
"Jadi nggak boleh makan yang khusus punya Rena Ke." Lutfi menyikut Kemal sambil tersenyum jahil.
"Apaan sih.makan aja kan memang aku pesen pengen rasa plecing yang super pedas. Kau berdua kan nggak doyan pedas" aku membuat alasan. Walau sebenarnya aku tak pernah memesan yang seperti itu. Dilain sisi juga kegirangan mendengar kata khusus. "So suiiit abang tau sukanya akuuh" batinku. Mungkin warna mukaku jika belum gosong karena sinar matahari sudah merah seperti kepiting rebus.
Kemal dan Lutfi paham jika aku memang dekat dengan si empunya travel yang kami pakai. Makanya bisa murah dan eksklusive."senang kau berdua!"
*****.
Tanjung ringgit, pantai yang tak kutahu namanya dan gusung pasir yang dipenuhi Patrick si kawan Sponge Bob itu menjadi tujuan liburan hari pertama. Malamnya sebelum pulang ke hotel pak Made mengantar kami pergi ke tempat makan khas sate Rembige. Perjalanan yang menyenangkan. Ketika hendak pamit pak Made menghampiriku
"Em mbak Rena, tadi Pak Diga pesan minta supaya mbak mengaktifkan hpnya" kata pak Made setengah berbisik.
"Oh iya pak terimakasih. Nanti saya aktifkan"
"Kalau begitu saya permisi dulu Mbak, sampai bertemu besok pagi. Mari mas Lutfi, mas Kemal." Pak Made pamit.
*****
Karena aku perempuan sendiri, jadi aku mendapat kamar sendiri dengan tipe double. Ku buka pintu kamar , menyalakan lampu, dan terbelalak melihat susunan kelopak mawar merah berbentuk hati diatas kasur berseprei putih bersih. Dengan towel berbentuk angsa. Ada note disana "selamat istirahat ndut, by Bang Diga Bokir".
Karena aku perempuan sendiri, jadi aku mendapat kamar sendiri dengan tipe double. Ku buka pintu kamar , menyalakan lampu, dan terbelalak melihat susunan kelopak mawar merah berbentuk hati diatas kasur berseprei putih bersih. Dengan towel berbentuk angsa. Ada note disana "selamat istirahat ndut, by Bang Diga Bokir".
"Aakkkkkk so suitttttt" aku teriak dan langsung senyum-senyum.
"Tapi ini beneran buat aku" aku bergumam tak percaya. Kubaca lagi note itu.
"Emm so suittt" aku bicara sendiri lagi. Ingin menggaruk-garuk dinding dan mimisan.
Seumur hidup tak pernah dikasih pacar yang sekarang sudah jadi mantan bunga-bungaan. Abang paling tahu bagaimana melambungkan aku.
Aku tak sabar untuk mengaktifkan gawaiku. Tapi dalam keadaan baju yang kotor aku memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.
Tersenyum-senyum dibawah shower. Tersenyum-senyum di depan kaca wastafel, senyum-senyum sambil duduk di closet. Ah gila maksimal. | Cerpen Lucu Petualang Cinta Abang Admin Online Shop Part 10
*****
Selesai sholat, aku masuk kedalam selimut mengaktifkan gawai dan terdengarlah bunyi notifikasi yang bersahut-sahutan.
Selesai sholat, aku masuk kedalam selimut mengaktifkan gawai dan terdengarlah bunyi notifikasi yang bersahut-sahutan.
[Ya hati-hati, have fun ndut]
[Yang lagi lagi liburan nggak inget-inget]
[Yah di cuekin]
[Enak nggak plecingnya?]
[Yah masih di cuekin]
[Sudah sampai mana ndut]
[Hmmm...]
Pesan dari abang masuk beruntun.
[Bangs..] balasku
[Oi..]
[tengs]
[Septitengs?]
[Capek ya? Gimana kamarnya?]
[*emoticon malu-malu meong* sukaak]
[Coba abang disana ya.. hehe]
[Abangkan memang disiniii]
[Dimana?]
[Dihati akoooh wkwkwk]
[Ciyus, miapa, migelas, minyak tawon?] Balasanya itu garing. Tapi entahlah bisa membuat aku tersenyum-senyum. Receh!
[Jangan so sweet kebangetan. Nanti kalau aku jatuh cinta beneran gimana hayoo?] Balasku.
[Bagus dong. Memangnya sekarang belum ?] Tanyanya.
[Em kasih tau nggak yaaa hahaha]
[Awas ya kalau ketemu]
[Dih ngancem :p]
[Ya sudah istirahat sana]
[Siap bos]
[Hmm miss you..]
[Tu]
[Wagapatmanamjuh :*]
[Wkwkwkwkk]
Karena terlalu lelah aku tertidur dengan pulas begitu cepat.
****
Pantai ini indah sekali. Aku berdiri diatas gunung mirip sekali pulau Padar. Dari atas kukihat Kemal dan Lutfi sedang asik berfoto di bibir pantai. Ku nikmati angin yang berhembus agak kencang yang membuat kerudungku terkibar..
"Ndut.." suara laki-laki dari belakang memanggil. Aku menoleh.
"Abang? Kapan sampai?" Aku terkejut ada abang disana. Lebih ganteng dari foto yang ku lihat. Dengan celana pendek model cargo khas traveler, kaos polo berwarna biru tua. Sedikit jambang dipipinya menambah kesan "laki". Abang berjalan ke arahku. Tepat didepanku. Aku hanya setinggi pundaknya.
"Baru aja. Langsung kesini. Kata pak Made kamu ada disini. Abang rindu" dia tersenyum manis sekali. Dadaku berdegub kencang.
Aku hanya tersenyum lantas membalikkan badan. Abang berdiri disebelahku. Menggenggam tanganku. Angin bertiup kencang membawa daun kering berterbangan dan mengenai wajah abang.
"Awww" abang mengaduh sambil menutupi mukanya.
"Abang nggak papa? Aku buru-buru melihat wajahnya.
"Ndut apa ini? Kok mulut abang sakit banget." Katanya sambil menutupi mulutnya..
"Coba aku lihat. Huaaaaaa kok abang berubah jadi bokir.. akkkkk." Aku lariii sambil memejamkan mata meninggalkan abang yang terus-terusan memanggil namaku.
Ku buka mata. Nafasku menderu kencang sekali.
"Astagfirullah untung cuma mimpi. Dasar Diga Bokir" gumamku.
Kulihat jam pukul 03.35 dini hari. Masih sempat untuk qiyamul lail. Ku ambil wudhu dan sholat.
Dalam doa ku minta" jika memang dia jodoh dekatkan. Kalau buka jauhkan. Gantikanlah dengan yang lebih baik darinya aamiin." | Cerpen Lucu Petualang Cinta Abang Admin Online Shop Part 10
- Bersambung -