Apa Kabar, An? ::
Hai? Bagaimana kabarmu hari ini? Apakah kamu dalam keadaan baik? Aku ingin sekali bertanya kabarmu setiap melihat statusmu. Kadang hanya dengan melihatnya saja sudah membuatku sesak. Aku sesak karena terlalu lama menahan rindu dan luka masa lalu. | Cerpen Romantis Pesan Dari Seseorang Yang Menyukaimu
Aku dan kamu memang tidak pernah berakhir menjadi Kita. Kamu yang selalu berusaha bersikap baik padaku. Aku yang kerap kali bertindak kekanakan yang membuatmu jengah. Bukankah aku dan kamu memang bertolak belakang? Kamu menyukai wanita dewasa sedangkan aku masih bersikap seperti anak kecil dulu. Bukankah sangat tidak mungkin ada 'Kita' diantara aku dan kamu?
An, aku senang karena kamu tidak melupakanku. Walau faktanya, justru akulah yang berusaha melupakanmu dari dulu. Terima kasih karena kamu masih menyimpan nomor ponselku. Bagaimana aku tahu? Karena kamu seringkali melihat status yang kubuat. Itu lebih dari cukup untukku tahu jika kamu tidak berniat menjauh dariku pun melupakanku. Kamu memang laki-laki luar biasa. Dan sebab itulah aku sempat menaruh rasa dulu. Hingga kini. Tapi, aku tahu satu hal. Kamu selalu menganggapku sebagai adik kecilmu. Tidak lebih.
Hari ini aku sedang merindu, An. Salahkan sebuah nuansa Waiting Still milik Kyuhyun yang membuatku terbawa suasana dan wajahmu membayang bersama kenangan tiga tahun silam. Maafkan aku, An. Aku tidak bermaksud apapun.
An, aku ingin sekali menangis. Tapi, aku tidak tahu bagaimana caranya menangisi kesalahan yang justru kubuat sendiri. Sesak sekali, An. Bagaimana bisa kamu membuatku teramat menyukaimu sedalam ini? Bagaimana bisa aku begitu menyukaimu di masa lalu? Jawab aku, An? Beri tahu aku cara agar rasa ini hilang dan aku bisa kembali membuka pintu yang kuncinya bahkan telah kamu patahkan?
An, aku masih ingat bagaimana dulu kamu menunggu di detik terakhir sebelum perpisahan itu terjadi. Bagaimana kamu ingin menyampaikan sesuatu hingga dengan sabar menungguku turun. Lalu, bersikap melucu seperti biasa. Datar. Aku tahu kamu tidak pandai melucu, An. Tapi, kamu tetap melakukannya. Detik itu, kamu berjalan di sisiku. Hanya ada aku dan kamu. Suatu hal yang pernah aku harapkan dan Tuhan mengabulkan meski untuk yang terakhir kali.
An, tahukah kamu? Saat itu terjadi yang ingin aku lakukan justru berada sejauh mungkin darimu. Meninggalkanmu berjalan sendiri dengan helaan napas lalu kamu memandangku berjalan menjauh. Dan aku berhasil melakukannya. Mengalahkan keegoisan hati yang tetap ingin berada di sampingmu. Aku bisa. Kamu, telah bersama seseorang yang lain An..., dan aku tidak mungkin berkata bahwa, aku baik-baik saja jika tetap berjalan di sisimu. Karena faktanya hatiku terluka dan begitu berantakan. Aku butuh menata ulang meski sakit dan teramat sulit.
Walau begitu, entah mengapa aku tidak pernah bisa membencimu.
An, terima kasih telah mengajariku menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Dari seorang yang dulu berperilaku seperti anak kecil menjadi seseorang yang lebih berpikir dewasa. Untuk semua kenangan yang lalu akan selalu menjadi kenangan yang istimewa bagiku. Aku tidak menyesal pernah menyukaimu bahkan hingga saat ini. Kamu pria yang baik. Meski banyak yang berpikir lain tentangmu. Aku tetap percaya padamu.
An, jangan lupakan aku, meski aku hanya sekeping masa lalu yang pernah berharap menjadi pelengkap masa depanmu. Rindu ini akan kubuat menepi dan akan kucari muara baru agar aku tak melulu terjebak nostalgia bersama kenangan berselimut luka tentangmu. Semoga kamu bahagia selalu dengan pilihanmu.
Dari seseorang yang pernah menyukaimu. | Cerpen Romantis Pesan Dari Seseorang Yang Menyukaimu