Elegi Cakrawala nama pemuda tampan bermata biru, dengan kulit putih. Tidak ada senyum di wajah menawannya. Wajah dingin dan tak bersahabat menjadi image Elegi selama ini. Elegi memasang wajah datar saat lelaki bertopeng membacakan wasiat Ayahnya. | Cerpen Remaja Panggil Saja Aku Dengan Nama Jelita Part 2
Dia tidak habis pikir di usianya yang ke-22 dia harus menikah agar semua harta kekayaan yang Ayahnya miliki jatuh ketangannya.
"Apa aku harus benar-benar menikah?" tanya Elegi emosi.
"Iya, Tuan. Anda harus menikah sehingga semua kekayaan Tuan besar menjadi milik Anda. Begitulah yang tercantum dalam wasiat ini," Jawab lelaki bertopeng meyakinkan Elegi.
Elegi meremas rambutnya karena frustasi dengan wasiat Ayahnya. Dia akan menikah dengan siapa? Jelas-jelas tidak ada wanita yang dekat dengannya.
Sudah dua jam Jeje menunggu tapi yang ditunggu tak muncul juga. Jeje sudah menghabiskan tiga gelas es campur dan dua mangkok bakso jumbo tapi sosok yang dinanti tak kunjung menampakkan batang hidungnya.
Sudah berkali-kali Jeje menelpon tapi tak ada jawaban, dan chat pun tak kunjung dibalas. Rasanya dia ingin pergi saja dari tempat ini, tapi hatinya tidak membiarkan hal itu terjadi.
"Hei … maaf telat aku sibuk. Ada apa kamu memintaku kesini?" Lelaki bertubuh tinggi memakai kaca mata, tampak dua lesung pipit tercetak jelas di kedua pipinya.
Rasa kecewa yang sempat singgah di hati Jeje berubah menjadi kebahagiaan karena lelaki yang sudah dia tunggu selama dua jam akhirnya muncul juga.
"Kamu tidak ingin pesan sesuatu?" tanya Jeje gugup.
"Tidak, langsung saja apa yang ingin kamu katakan. Aku tidak punya banyak waktu," Ucap Radit sambil melihat jam tangannya.
"Aku menyukaimu, Kak Radit." Kalimat itu langsung saja meluncur dari bibir Jeje.
Radit kaget mendengar ucapan tegas Jeje. Dia tersenyum geli mendapatkan pernyataan cinta dari seorang Jeje.
"Kamu punya cermin? Wanita berambut singa seperti kamu, menyukaiku? Jangan mengkhayal! Kamu operasi plastik dulu sana, baru kamu pantas menyukaiku. Kamu hanya membuang waktuku saja."
Radit beranjak dari tempat duduknya lalu pergi tanpa menyadari kata-katanya yang sudah melukai hati Jeje.
Radit beranjak dari tempat duduknya lalu pergi tanpa menyadari kata-katanya yang sudah melukai hati Jeje.
"Hei … tunggu!" teriak Jeje.
Radit menghentikan langkahnya lalu menoleh kearah Jeje.
Byuuuurrrrr
Es campur mendarat dengan sempurna di wajah tampan Radit.
"Rasakan itu! Aku menyesal menyukai lelaki bodoh dan tidak punya otak sepertimu," teriak Jeje.
Dia pun beranjak pergi meninggalkan Radit yang masih bengong tak percaya bahwa telah dipermalukan di depan umum. | Cerpen Remaja Panggil Saja Aku Dengan Nama Jelita Part 2
Dari kejauhan Elegi tersenyum tipis melihat hiburan yang diperankan oleh Jeje.
Narnia dan Vega tertawa mendengar cerita Jeje yang berapi-api. Jeje hanya cemberut melihat dua sahabatnya yang menertawakan kegilaannya. Terkadang dia iri pada dua sahabatnya. Narnia adalah model, dengan tubuh tinggi dan kulit putih mulus sangat mudah baginya untuk menjadi seorang model majalah. Vega dia memiliki tubuh mungil dan kulit kuning langsat, dia terlihat imut dan manis, banyak lelaki yang menyukainya. Tidak seperti dia yang pendek, hitam, dengan rambut kriting ala singa.
Tapi, Narnia dan Vega selalu mengatakan dia cantik karena memiliki kulit eksotis, ditambah dengan kecerdasan yang dia miliki.
Tapi, Narnia dan Vega selalu mengatakan dia cantik karena memiliki kulit eksotis, ditambah dengan kecerdasan yang dia miliki.
Sebenarnya Jeje tidak memikirkan bagaimana fisiknya, tapi karena dia sering di ejek oleh orang sekitar, itu yang membuat dia menjadi sering membandingkan fisiknya dengan dua sahabatnya ini.
"Kamu sih ngapain pakai acara nembak Radit?" tanya Narnia masih menahan tawanya.
"Karena aku suka. Kalau nunggu dia nembakkan itu nggak mungkin," jawab Jeje datar.
"Buset deh, kamu nggak mikir apa kalau ditolak." Giliran Vega yang membuka suara.
"Nggak apa-apa ditolak asal dia menolak dengan baik. Ini mah aku malah dikata-katain seenak jidatnya. Ah … aku sudah ilfeel dengan orang itu." Tampak raut kesal masih menghiasi wajah Jeje saat teringat ucapan kasar Radit.
"Mulutnya nggak pernah makan bangku sekolah kali," celetuk Narnia sambil membaca pesan yang masuk di ponselnya.
"Kamu kira dia rayap," ucap Vega menahan tawanya yang siap pecah.
Jeje terdiam mendengar ocehan Narnia dan Vega. Tatapan Jeje tertuju pada Elegi yang datang menghampirinya.
"Urusan kita belum selesai." Elegi menarik tangan Jeje. Jeje memberontak berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman Elegi. Elegi pun menggendong Jeje, agar dia tidak bisa berkutik lagi.
Jeje kaget karena pertama kalinya ada lelaki yang menggendongnya.
Jeje kaget karena pertama kalinya ada lelaki yang menggendongnya.
"Bodoh, kamu mau membawaku kemana? Cepat turunkan aku!" teriak Jeje sambil memukul dada Elegi. Elegi tidak memperdulikan teriakan Jeje.
Vega dan Narnia kaget melihat lelaki pendiam dan misterius itu menculik sahabatnya. Tapi, mereka langsung senyum-senyum penuh makna.
Jeje semakin kencang memukul dan menjambak rambut Elegi, sambil berteriak-teriak hingga menjadi tontonan banyak orang.
"Hei … kalau kamu tidak bisa diam, aku akan melemparkanmu ke tengah jalan agar kamu tertabrak mobil lalu tewas di tempat." | Cerpen Remaja Panggil Saja Aku Dengan Nama Jelita Part 2
Ancam Elegi sambil menatap lekat wajah Jeje.
- Bersambung -