Nagita Matanya Teduh Senyumnya Manis

Namanya Nagita, usianya 2 tahun dibawahku, kata Ibu, gadis ini berperawakan sedang, hampir sepundakku, matanya teduh, senyumnya manis.

Masih kata ibu, Nagita selalu memakai gamis berwarna hitam, tak pernah Ibu melihatnya memakai warna lain, kemarin hitam, hari ini hitam, mungkin juga besok begitu.

Tak banyak yang aku dengar tentang sifat Nagita, kata ibu dia jarang bicara, amat pendiam cenderung menutup diri. Tak banyak pula harapanku untuk dapat meminangnya, aku sadar aku hanya seorang pria dengan keterbatasan fisik.

Sebenarnya aku ingin ikut bergabung
Ketika ibu, dan Keluarga Nagita sedang membahas pertunangan kami, tapi aku urungkan niat itu, aku memilih tetap dikamar dan menunggu Ibu datang membawa berita baik.

"Assalamualaikum Raffi " | Cerpen Cinta Nagita Matanya Teduh Senyumnya Manis
Suara ibu menyadarkan aku dari lamunan kosong, aku tersenyum dan menjawab salamnya. Ibu mengawali perbincangan kami dengan nada bahagia, sesekali suaranya bergetar, seperti ingin menangis.

Tibalah hari pernikahan kami.
Tak pernah aku bermimpi bisa duduk di pelaminan seperti saat ini, meski aku dan Nagita sedari tadi pagi hanya terdiam tanpa kata. Sesekali aku tersenyum terutama pada setiap tamu yang memberi selamat atas pernikahan kami.

Aku mendengar suara Nagita saat ia menolak dengan lembut tawaran Ibu yang meminta nya untuk makan, setelah itu ia terdiam lagi, Wajahnya terlihat pucat pasti ia sangat lelah setelah seharian ini menjadi mempelai wanitaku

Malam, di hari yang sama.
Seharusnya aku bisa menikmati malam pertama ini, tapi aku Bingung, apa yang harus aku lakukan, lagipula berbagai prasangka mulai berkecamuk di fikiranku.

Apakah Nagita bahagia? Bagaimana perasaannya saat ini? Hmm.. aku harus berani memulainya.