Mohon Titip Kan Doaku Tanpa Nama

Pagi ini,aku duduk dibalik jendela kamarku dengan menatap layar monitor dan ditemani secangkir kopi hangat. Dari tanah Jawa ku beri salam. | Cerpen Motivasi Mohon Titip Kan Doaku Tanpa Nama  

"Hai, salam kenal aku Medina."

Bahagia karena hari ini libur,syukurlah aku bisa sedikit menikmati me time walaupun sekedar meminum secangkir kopi.

Aku menoleh ke samping kiri dan kanan ku, namun kosong tidak ada siapapun. Lalu imajinasiku mulai menggelitiki pikiranku.

Membayangkan dia ada disampingku,menemaniku minum kopi hangat,berbincang dengan topik lelucon hingga serius,menghabiskan waktu berjam-jam bersama walau pundaknya lelah menahan beratnya pikulan sandaranku.

Sambil berimajinasi,ku lihat sosial mediaku. Entah ini kebetulan atau sudah rencana Tuhan, muncul lah namanya memosting sebuah tulisan yang menyejukkan hati bagi pembacanya. Dalam hati akupun berkata

"sepertinya dia juga merindukan hal yang sama denganku,"

sambil tersenyum ku masih tetap memandangi tulisan itu. "Oh, sudahlah. Abaikan saja!, ini hanya akan membuatmu terus berangan."

Seolah hatiku berontak untuk berhenti memandangi postingan itu. Baiklah,aku lanjutkan saja berselancar di sosial media kalau begitu

Waktu menunjukkan pukul 09.00, dan kopiku sudah habis. Ku tutup sosial mediaku, dan kulanjutkan beraktifitas seperti biasa.

Seharian beraktifitas, rasanya lelah sekali. Tak terasa sudah malam, waktu pun menunjukkan pukul 22.00, saatnya tubuhku untuk beristirahat dan mengumpulkan energi untuk beraktifitas esok hari.

Lantuan suara adzan terdengar

Alhamdulillah, semangat pagi. Selalu bersyukur karena Allah begitu baik kepadaku, aku masih diberi kesempatan untuk menghirup udara dan menikmati indahnya dunia.

Aku pun bergegas untuk segera ambil air wudhu dan menunaikan kewajibanku sebagai hamba-Nya.

Setelah sholat,kembali ku duduk di kursi kesayanganku lalu ku membuka laptopku.

"Ups, ada yang kulupakan,secangkir teh hangat."

Dengan wajah penuh semangat tergerak kakiku untuk segera menuju dapur dan membuat secangkir teh manis.

Ku taruh cangkirku disamping laptopku, sambil sedikit demi sedikit menyeruput teh buatanku aku pun terus mamastikan bahwa tugas kantorku telah ku selesaikan dengan rapi. Setelah memastikan semua siap, ku tutup layar monitorku. Dan aku pun bersiap untuk memulai ibadahku dalam mengais rezeki.

"Bismillahirrahmanirrahim..."

Ku langkahkan kakiku penuh semangat dan antusias,dengan harapan target penjualan hari ini bisa sesuai rencana.

Ku buka ponselku, dan ku kirim pesan kepada rekan kerjaku

"Mbak, aku tunggu di Pos ya"

Suara dering ponselku tanda pesan masuk "ok"

Sembari duduk di depan Pos Ronda,kutunggu ia tak lebih dari 2 menit,

"Ayo" Sahutnya sembari memberikan senyum padaku.

Perkenalkan, dia adalah Novita. Satu-satunya partner kerjaku di kantor, kami pun sebelumnya sudah kenal karena kami pernah bekerja di suatu perusahaan yang sama,namun pada waktu itu aku memutuskan untuk resign.

Karena dia adalah satu-satunya teman, setiap hari bertemu,bercerita, walaupun kami beda generasi namun kami kompak dan sudah seperti sahabat. Banyak yang ia ceritakan padaku,pun sebaliknya.

Menuju kantor kami berjalan kami,karena jarak tak begitu jauh dari rumah kami. Sambil berjalan kamipun mengobrol dan bercerita banyak hal.

Tak terasa tibalah kami di kantor, dan melakukan aktifitas,tugas kami seperti biasa. Melayani pembeli,melayani komplain, mengecek barang pesanan yang akan dikirim ke pembeli dan lainnya.

Hari mulai terik, suara adzan dzuhur pun telah memanggil. Waktunya beberes untuk pulang. Kami hanya bekerja parttime,selebihnya tugas kami kerjakan dirumah.

Perjalanan pulang sambil menahan teriknya matahari

"aku duluan ya"

"daaa" sahutku.

Berjalan sendiri ditemani terpaan angin yang mengibaskan hijabku

"Alhamdulillah,sampai juga"

Sejenak beristirahat, suara iqomah sudah terdengar,tergerak hatiku untuk bergegas menunaikan ibadah untuk bersujud kepada Rabbku.

"Assalamu'alaikum warrahmatullah,Astaghfirullah,Astaghfirullah,."

Terus berdzikir di dalam hati, sejenak terhenti karena terdengar suara dering dari ponselku. Seusai berdo'a ku lipat mukenaku, dan segera mengecek pesan dari siapakah itu.

Ada sebuah pesan, yang begitu misterius ,ku baca perlahan dengan hati penuh penasaran.

"Assalamu'alaikum Medina"

"Apa kabarmu?"

"Masih ingat denganku?"

"Lewat pesan ini, aku ingin meminta maaf padamu. Karena dahulu aku sudah meninggalkanmu,aku harap kamu pun dengan tulus memaafkan kebodohanku."

"Din" "Apa kamu sudah membaca pesanku?"

"Aku tunggu kamu untuk membalas pesanku"

Dengan jantung yang berdegup lebih kencang dari biasanya, hatiku masih penuh tanda tanya

"Siapakah dia?"

Pesan itupun hanya kubaca,tanpa sedikitpun niat membalasnya,sampai dia menyebutkan namanya

Ku alihkan pesan itu, lalu ku lanjutkan aktifitasku dengan laptopku.

Masih banyak tugas menunggu,aku tak mau waktuku habis terbuang hanya karena pesan dari seseorang yang berani bersuara namun tak menampakkan dirinya. | Cerpen Motivasi Mohon Titip Kan Doaku Tanpa Nama

- Bersambung -