Meskipun Bukanlah Aku Bahagiamu

"Saya akan menikah besok" ucap Fatih

"Lantas, apa arti hubungan kita selama ini?" Wajah Nadira memerah.

"Maaf Dira, tapi aku harus mengikuti perintah dari ibuku, ridho Allah tergantung ridho orang tuanya. Aku mencintaimu tapi aku lebih mencintai kedua orang tuaku.

Sesungguhnya jika Allah menakdirkan kita bersama, bagaimana pun caranya kita akan di pertemukan kembali." Nada putus asa tersirat dari perkataannya. | Cerpen Sedih Meskipun Bukanlah Aku Bahagiamu

Mata Nadira berkaca-kaca "Begitu tiba-tiba mas, tanpa saya perlu menata hati saya, saya harus menghadiri pernikahan orang yang saya sayangi?" Nadira menyerahkan undangan berwarna biru tosca itu, dengan nama kekasihnya disana, kekasih yang baru di temuinya 3 bulan yang lalu di Bandung. "Ambil kembalilah undangan ini, saya tidak akan datang. Maaf untuk itu"

"Saya sudah ingin memberitahumu sejak lama, tetapi urung karena saya pun belum siap kehilanganmu, saya pun belum bisa menata hati saya. Kamu tahu Nadira, tidak cukup satu menit saya sudah mencintaimu, sedang untuk melupakan kenangan kita selama tiga bulan ini begitu sulit."

Air mata Nadira lolos, mengalir begitu saja

"Dira" Fatih menarik napas dalam-dalam "Mas bukan orang yang baik untukmu, mas ingin memilikimu bahkan ketika kata halal belum terucap, mas yakin lelaki yang baik telah menantimu di luar sana." Ucap Fatih

"Dira yakin mas, tidak lah sesuatu di ambil kembali oleh Allah kecuali sesuatu itu akan di ganti dengan yang lebih baik."

"Semoga kita bisa tabah Dira, semoga Allah berkenan untuk menghilangkan perasaan yang tidak sepantasnya ini"

"Semoga kita juga dapat menerima takdir dari yang Kuasa, jika mas Fatih bahagia, Nadira pun akan ikut bahagia. meskipun bahagia mas Fatih bukan bersama Dira"

Setelahnya mereka berpisah, meski dengan air mata yang mengalir deras, Dira yakin bahwa dia masih bisa berbahagia setelah ini, alih-alih menyiksa dirinya, lebih baik dia memperbaiki diri menanti jodohnya tiba.

Sedang Fatih, dia akan mencoba mencintai Raisa, dia akan mencoba memberi separuh hatinya, separuh hati yang pernah di berikannya kepada Nadira.

Tulisan ini terkhusus ku tulis ketika mendengarkan sebuah lagu dari Sigma yang berjudul Mengertilah dan Sinaran Hati. | Cerpen Sedih Meskipun Bukanlah Aku Bahagiamu