Menu Ala Asrama Mandai Yang Lezat

Menu makanan yang tak pernah berubah dari sejak asrama ini dibangun, sampai sekarang ini membuat para santri tak lagi mengeluh. | Cerpen Remaja Menu Ala Asrama Mandai Yang Lezat

Pagi dengan lauk telur dadar dibelah dua bagian untuk dua orang santri, siang dengan menu sayur kangkung dan ikan asin, pucuk daun ubi jalar untuk sayur makan malam ditemani lauk mandai. Huh ... enak banget, kan?

"Hah? Ini lagi? Apa ga ada menu lain?" Seorang santri baru menunjuk makanan yang baru saja kudapatkan dari dapur dengan penuh pengorbanan, berdesak-desakan dengan santri lainnya demi mengambil sepiring nasi dan sayurnya.



"Kenapa emangnya? Hadja mandai ladzizun jiddan! Aku suka banget. Udah, jangan ngeluh! Terima aja atau ga makan sama sekali!" Aku berlalu dari santri baru itu. Kutinggalkan dia sendiri.

***

"Iuuuh ... sayur daun ubi jalar lagi?" Kata seorang santri baru.

"Mbeeek ... mbeeek ..." salah seorang santri lama menirukan suara kambing.

"Udah! Emang begini adanya. Mandai, coba deh!" Hadza ladzizun jiddan, sumpah!" Seorang santri berkaos coklat terlihat sangat menikmati menu tiap malam yang tak pernah berubah itu.

"Mandai ... oh mandai! Kenapa kamu enak? Mandai ... oh mandai! Kenapa kamu lezat? Satu kali memakannya, siapa pun itu akan ketagihan, minta nambah lagi, lagi, lagi. Orang yang baru menginjak kalimantan pasti akan rindu dengan mandai. Makanan khas orang kalimantan, mandai. Oh ... mandai" seorang santri lama nyerocos, mencoba memancing santri baru itu agar mau mencicipi mandai.

Saat semua santri telah terlelap, santri baru itu terpaksa makan karena kelaparan.

"Iuuuh ... aku terpaksa memakan ini" santri baru menunjuk mandai, makanan yang ada dihadapannya.

Santri baru itu ternyata sangat menyukai mandai, setelah mencicipinya, santri baru itu selalu rindu untuk makan malam, mencicipi mandai.

Beberapa tahun berlalu, seluruh santri yang seangkatan denganku telah pulang ke tempat asalnya, pulang kampung. Ada yang berkuliah, ada yang sudah bekerja, ada yang melanjutkan belajar di Kairo, dan lainnya.

Santri yang berasal dari luar kalimantan, dia menghubungiku melewati sebuah pesan.

'Hei ... ini aku yang dulu, aku santri baru yang sekamar denganmu dulu, maksudku menghubungimu ini karena aku ... aku rindu dengan mandai ladzizun itu. Aku ingin kamu mengirimkannya untukku!'

'Hahaha ... rindu mandai ya? Sudah kubilang, kan? Mandai khas kalimantan ini tak ada di daerahmu. Akan kusiapkan untukmu.'

Hadza ladzizun jiddan = ini enak sekali

Mandai = kulit buang Nangka atau buah tiwadak yang di kupas, di oseng, di olah jadi lauk dengan bumbu-bumbu tertentu. | Cerpen Remaja Menu Ala Asrama Mandai Yang Lezat