Menjadi Warisan Paling Berharga Dari Bapak

Rumah ini punya banyak cerita. Tentang perjuangan Bapak. Tentang kesetian Ibu. Juga seribu satu cerita masa kecil kami. Tanah yang dibeli dengan tabungan Bapak dalam bumbung bambu, salah satu tiang penyangga kontrakan kami. Dan bangunan tembok yang didirikan bersama keringat dan air mata kami. Rumah perjuangan kami sekeluarga. | Cerpen Sedih Menjadi Warisan Paling Berharga Dari Bapak

Jauh sebelum rumah sederhana kami berdiri, Bapak menanam berbagai tanaman. Ada bibit kelapa, bibit mangga, dan jambu. Namun rupanya hanya dua batang mangga saja yang bertahan hid Cerpen Sedih Menjadi Warisan Paling Berharga Dari Bapak up. Setelah di tempati, rupanya ada beberapa benih yang tumbuh tanpa ditanam. Sebatang pohon kersen, dua batang pohon srikaya dan sebatang pohon moris tumbuh di halaman yang tak seberapa luas. Bapak memang suka merawat tanaman itu, katanya pasti ada manfaatnya.

Sebagai anak petani, Bapak sangat menyayangi tanaman. Sambil merawat tanamannya, Bapak selalu brrcerita tentang masa kecilnya yang menyenangkan, walaupun penuh kekurangan. Setiap hari hanya makan tiga tongkol jagung rebus, semenjak pagi hingga malam. Sebagai keturunan Madura, Mbah Buyut dan Mbah Kung membiasakan Bapak dan adik-adiknya untuk berhemat. Selain itu kerja keras dan pantang menyerah melengkapinya.

Bertahun kemudian, pohon-pohon buah itu membalas kasih sayang Bapak dengan buahnya yang lebat. Senang sekali melihat buah berayun di pucuk-pucuk ranting. Berayun manis memamerkan kecantikannya. Seakan menggoda sesiapa saja yang melihatnya. Satu ilmu yang dicontohkan Bapak pada kami, adalah berbagi. Setiap pohon mangga kami berbuah, kami memeramnya hingga matang. Lalu Bapak membagikan ke tetangga sekitar kami.

"Nduk, nanam pohon buah itu, banyak manfaatnya. Selain jadi peneduh rumah kita, bisa jadi buahnya dapat kita nikmati. Bahkan hingga anak cucu kita kelak. Saat mendengat petuah itu, aku tersenyum berusaha menginggatnya dalam hati.

Tahun 2013, Bapak meninggal dunia. Setelah tubuhnya menyerah pada keganasan kanker kelenjar getah bening. Saat itu, tanaman Bapak seakan kehilangan semangat hidupnya.

Daun-daunnya menguning, mengering, lalu berguguran. Seakan kesedihan melanda karena ditinggal pemiliknya. Lalu aku berinisiatif untuk ngajak " ngobrol" mereka. Bila memang mereka mau bertahan, aku berjanji merawatnya. Namun bila mereka memilih pergi, aku pun iklas melepasnya.

Keajaiban terjadi, ranting-ranting kering itu mulai bertunas. Alhamdulillah, pohon-pohon itu bertahan hidup hingga saat ini. Bahkan buahnya semakin banyak, besar, dan manis. Dan hingga kini, ketujuh cucu Bapak masih bisa menikmatinya. Buah srikaya, yang kami beri nama buah cacak selalu berbuah sepanjang tahun.

Setelah empat tahun kepergian Bapak, sebatang mangga gadung, sebatang moris, dan dua batang srikaya, menjadi warisan paling berharga dari Bapak. Setiap kali memandang pohon-pohon itu, aku selalu merasakan kehadiran Bapak. |  Cerpen Sedih Menjadi Warisan Paling Berharga Dari Bapak