Namanya Kiki, Kiki Adinda tepatnya. Anak bungsu dari keluarga terpandang di sebuah kepulauan, satu-satunya anak rempuan di keluarganya. Namun, dia selalu menyebut dirinya Kimut akronim dari KiKi imut karena katanya dia penyayang kucing. Menurutnya semua kucing di bumi ini imut-imut.
Pagi tadi. | Cerpen Lucu Mahluk Lucu Imut Itu Bernama Kiki
Ting
Satu pesan wa masuk ke wag teman kuliah S1 dari Kiki.
[Gaes, Minggu ini datang ya kerumahku, acara akikah sekalian penabalan nama anakku]
Kiki sudah melahirkan? Tapi minggu lalu pas ketemu di Mall sepertinya perutnya rata lah. Apa karena dia mengenakan gamis lebar y? Otakku berputar penuh tanda tanya.
[Wah, Kiki sudah lahiran aja.... pengen jugalah]
[Kapan kau halimnya, Ki?]
[Iya nih, tahu-tahu sudah lahiran saja]
[Hebat Kiki. Barakallah ya]
Mendadak wag pun ramai. Penuh notif hape dengan balasan pesan Kiki.
[Yun, sibuk?]
Tiba-tiba ada pesan dari Kiki di messengerku.
Tiba-tiba ada pesan dari Kiki di messengerku.
[Iya, Ki... . Tidak. Kimut sedang apa?]
Balasku cepat. Sebenarnya aku memang ingin menjapri dia. Penasaran.
Balasku cepat. Sebenarnya aku memang ingin menjapri dia. Penasaran.
[Kimut sedang kerja ni, di kampus. Jangan lupa datang ya Hari Minggu.]
Kerja? Bukannya dia baru lahiran ya? Bingung dirambah penasaran menguasai aku.
[Iya, Ki. Ehem.... aku boleh nanya, Ki?]
Ragu aku membalas.
Ragu aku membalas.
[Haha... aku tahu yang mau Yun tanyakan]
[Iyakah... waktu kita ketemuan minggu lalu, kayaknya perut Ki tidak besar lah. Malah rata kutengok. Maaf lho, Ki.... aku penasaran]
[Iya... memang Kiki tidak hamil.]
[Lho, tapi KiKi bilang akikah anak Kiki, berarti baru lahiran kan Kimutnya? Terus sekarang kamu kerja? Bukannya kalau akikah itu umur bayinya baru-baru seminggu ya... artinya seharusnya Kimut baru melahirkan, sedang nifas, cuti kan?]
Akhirnya meluaplah penasaranku.
Akhirnya meluaplah penasaranku.
[Iya, Yun... jadi setelah kelahiran anakku yang bungsu itu, Aqilah, kata dokter aku sudah tak bisa lagi melahirkan.]
[Laah... tapi baru melahirkan... ]
Aku semakin penasaran.
Aku semakin penasaran.
[Itulah... Bang Ijal kepingin sekali punya anak laki-laki. Dia kan bermarga, Yun.]
[Lalu? Jangan bilang Bang Ijal kawin lagi, Ki.]
[Hehehe.... iya, Yun. Si Abang kawin lagi. Aku yang minta, sih.]
[Apa? Ngaco kali ente, Ki! Terus, anaknya yang lahir itu, laki-laki kah?]
Aku sudah setengah marah menulis balasan messenger ini.
Aku sudah setengah marah menulis balasan messenger ini.
[Perempuan, Yun.]
[Apa? Jadi ini anaknya perempuan. Lalu mengapa Kiki yang membuat acara akikahnya? Apa perempuan itu tinggal sama Kiki?]
[Iya, Ibunya sudah pergi karena sudah bercerai dengan Bang Ijal setelah bayi itu lahir. Memang perjanjiannya begitu. Bayi lahir aku yang mengurus setelah mereka bercerai. Aku tidak mau dimadu]
Mulutku ternganga membaca balasan dari kiki. | Cerpen Lucu Mahluk Lucu Imut Itu Bernama Kiki
Lalu apakah nanti suaminya akan menikah lagi? Bukankah dia sangat menginginkan anak laki-laki. Lalu kalau anaknya perempuan lagi bagaimana? Kepalaku pun mendadak pusing.
Lalu apakah nanti suaminya akan menikah lagi? Bukankah dia sangat menginginkan anak laki-laki. Lalu kalau anaknya perempuan lagi bagaimana? Kepalaku pun mendadak pusing.