Lima Menit Yang Akan Menjadi Sejarah

Lima menit selanjutnya akan menjadi sejarah.| Cerpen Motivasi Lima Menit Yang Akan Menjadi Sejarah

Kau pikir hidup menjelma sempurna saat kita berhasil meraih apa yang kita inginkan? Tapi takdir tidak bekerja sesederhana itu. Terkadang ia gemar bermain-main dengan perasaanmu, memberikan kebahagiaan singkat, lalu menghempaskanmu dalam kekecewaan hebat.

"Aku akan menikahi ibumu," ujarnya padaku di suatu hari di mana angin begitu usil mengusik.

Aku tahu kelak semua ini akan terjadi. Pria di hadapanku ini, yang hidungnya terlalu menggilai aroma uang, dan tiada tempat di hatinya selain dari segala bentuk kemewahan, tentu tidak berpikir akan mendapatkan itu semua dengan menjadikanku pendamping hidupnya. Aku, yang masih bergantung limpahan materi ibuku....

"Untungnya aku tidak terlalu terkejut mendengarnya," sahutku serak. "Semoga kau bahagia."

Sesederhana itu? Ya, terkadang aku memilih cara-cara sederhana untuk menyembunyikan luka. Tidak! Sebenarnya aku tidak sedang mencoba membuatnya tak terlihat. Aku ingin, sekali ini saja, dia mengatakan bahwa dia pun merasakan kehilangan yang sama.

Tapi pria di hadapanku ini hatinya telah menjelma menjadi bongkahan batu-batu berharga. Manik matanya berubah menjadi permata, dan seulas senyum di bibirnya kini serupa lembaran-lembaran cek.

"Kau sudah kuperingatkan untuk tidak jatuh cinta padaku. Aku ini racun yang akan membunuhmu." Jakunnya naik turun. "Kau begitu murni, dan aku tak ingin merusaknya."

Aku hanya tersenyum samar. Bukankah aku telah sekarat berkali-kali sejak mengenalmu, Arjuna?

"Kau tidak perlu mencemaskan kebahagiaanku." Kuhela napas, yang rasanya menghimpit paru-paru. "Dalam hal ini, aku sudah melesat melampauimu."

Dia menatapku tak mengerti. Tatapannya menuntut sebuah penjelasan.

"Ayahmu sudah melamarku jauh sebelum ini." Kuembuskan napas beraroma kemenangan saat kulihat wajah itu menampakkan warna yang begitu kompleks. "Dan aku menerimanya. Kukira ayahmu menyimpan kabar bahagia ini sebagai kejutan saat makan malam nanti."

Kemudian aku berlalu meninggalkannya.

Kudengar dari balik punggungku dia bertanya dengan nada ganjil, "Untuk alasan apa, Srikandi?"

Aku berbalik, memberikan senyum terakhir untuknya, dan menjawab, "Karena aku tak mungkin menikahi bayanganku, Arjuna.| Cerpen Motivasi Lima Menit Yang Akan Menjadi Sejarah

Dan kau pun demikian, bukan?"