Kisahku Yang Kesasar Tidak Tahu Jalan

"Gung ... Darimana aja kamu?? Bapak Ibu khawatir ..." Surya menyambut adik kembarnya yang baru pulang lewat tengah malam. | Cerpen Lucu Kisahku Yang Kesasar Tidak Tahu Jalan

Agung tak langsung menjawab. Ia sibuk mengusap sisa-sisa air mata yang jatuh berderai membasahi pipinya. "Aku habis nyasar, Bang ...."

"Nyasar dimana??" Ibunya kaget sekaligus penasaran.

"Huaaaaaaaa ....."

Malam ini jalanan begitu sepi. Hujan yang mengguyur kota sejak sore tadi rupanya menambah suasana menjadi semakin mencekam, meskipun kini tinggal gerimis. Hanya sesekali terdengar suara binatang malam.

Agung mengendarai motornya membelah kegelapan jalanan kota seorang diri. Dua karyawan lain yang satu shift dengannya, tidak searah jalan pulangnya.

"Aduh, malam jumat lagi. Lain kali aku mau tukar shift aja deh, sama mas Yudi," gumamnya.

Tiba-tiba dari belakang ada kakek-kakek menyalipnya. "Ayo, Dik. Melu aku[1]," ajaknya.

Tanpa sadar, Agung mengikuti kakek itu. Terus, tanpa tahu mau kemana tujuan si kakek. Waktu melewati jembatan, ada segerombolan orang-orang sedang nongkrong. Tapi aneh, mereka semua hanya duduk di pagar pembatas jembatan sambil diam. Tiba-tiba di sebuah jalanan yang gelap, motor Agung mati.

"Aku dimana ni??" Agung baru sadar. Keringat dingin bercucuran dari pelipisnya. Matanya mencari-cari dimana kakek-kakek tadi. Tapi ternyata, sang kakek hilang bagai ditelan bumi.

"Bapaaak .... Ibuuuuu .... Aku dimana ini?? Aku pengen pulaaaanngg ..." jiwa penakutnya mulai keluar.

Dia memancal pedal starter motornya berulang kali, tapi tak kunjung menyala juga. Setelah beberapa menit mencoba, hingga tubuhnya basah dibanjiri keringat, akhirnya motor itu menyala.

Grrreeeeeeeennngggg..........

"Aaaaaaaaaaaaaa ................"

Agung menjerit sambil menangis, mengendarai motornya. Menjauh dari apa yang baru saja dilihatnya. Dia tidak bisa berkata-kata lagi. Sampai akhirnya dia menemukan sebuah warung yang masih ramai. Ada bapak-bapak yang ngopi disana. Sampai di depan warung, Agungpun berhenti.

"Lhoh, Mas ... Kok nangis? Kenapa?" tanya bapak-bapak yang sedang ngopi di warung, sebut saja namanya Pak Senang.

Agung masih belum bisa menjawab. Mulutnya kaku seperti dikunci. Tapi tangisannya tak kunjung reda. "Huuuuu .... Huuuuuuu ...."

"Tenang, Mas. Tenang ... Iki lo, ngombe disik![2]" Pak Senang membawakan minuman.

"Ono opo to, Mas? Wis to, ojo nangis maneh. Ndang menengo ...[3]" Bapak-bapak yang lain coba menenangkan sambil mengipasi Agung dengan kardus bekas, sebut saja namanya Pak Ramah.

"Aku habis nyasar, Pak. Tadi motorku mati disana. Pas bisa nyala, ternyata aku ada di kuburan. Pas depan keranda mayat, Pak," cerita Agung setelah minum air yang dibawakan Pak Senang.

"Ya Allah, Mas ... Kok iso sampeyan nang kuburan? Piye ceritane?[4]" tanya bapak-bapak yang lain, sebut saja namanya Pak Galau.

"Aku gak ngerti, Pak. Tadi ada wong lanang tua, ngajak aku. Aku gak sadar ngikutin si mbah-mbah itu. Pas ngelewatin jembatan yang bekas rel kereta itu, ada segerombolan orang, tapi aneh to, Pak. Mereka diem semua. Terus beberapa meter kemudian, tiba-tiba motorku mati.

Pas bisa nyala, aku baru tahu kalau aku pas di depan keranda mayat. Ada pocongnya, Pak. Huaaaaaa .........." cerita Agung, nangis lagi. | Cerpen Lucu Kisahku Yang Kesasar Tidak Tahu Jalan

"Ya Allah, Mas ... Isih selamet sampeyan[6]. Untung sampeyan masih bisa pulang. Banyak yang celaka, Mas disitu. Sampeyan masih selamat. Sudah sering, Mas disini ada orang nyasar," jelas Pak Ramah.

"Lha terus piye, Pak. Aku gak wani mulih, iki piye??[7] Ibuuuuukkkk ........"

"Wis ta lah, Mas ... Ojo nangis maneh. Ayo tak anter pulang![8]" Pak Ramah mengajak Agung pulang, karena kasihan.

"Beneran, Pak? Nggih sampun, Pak. Matursuwun,[9]" Agung akhirnya sedikit lega.

"Sik ta, Mas. Lha omahe sampeyan endi?[10]" tanya Pak Senang.

"Rumahku deso Sekartanjung gang Kembang Kanthil, Pak."

"Walah, nyasare adoh tenan, Mas. Iki wis luar kotane sampeyan lo, wis melu kabupaten Toak,[11]" Pak Senang kaget. Karena ternyata Agung tersesat sampai jauh ke luar kabupaten. Desa Sekartanjung berada di kabupaten Ledre.

"Lhoh, beneran, Pak? Iki wis melu kabupaten Toak?[12]" Agung juga kaget. Padahal rasanya dia tadi berkendara hanya sebentar dan belum jauh dari tempat kerjanya. "Lha sekarang jam berapa, Pak?"

"Jam siji, Mas,[13]" jawab Pak Senang. Agung makin merinding. Padahal rasanya tadi dia berkendara hanya beberapa menit saja, dan tadi baru jam setengah sepuluh dari tempat kerjanya.

"Ayo, Mas. Sido mulih ora?[14]" tanya Pak Senang.

"Inggih[15], Pak. Jadi ...."

Akhirnya Agung diantar pulang oleh Pak Senang dan Pak Ramah.

"Gung ... Darimana aja kamu?? Bapak Ibu khawatir ..." Surya menyambut adik kembarnya yang baru pulang lewat tengah malam.

Agung tak langsung menjawab. Ia sibuk mengusap sisa-sisa air mata yang jatuh berderai membasahi pipinya. "Aku habis nyasar, Bang ...."

"Nyasar dimana??" Ibunya kaget sekaligus penasaran.

"Huaaaaaaaa ....." Agung menangis lagi.

Akhirnya Pak Senang dan Pak Ramah yang menceritakan kejadian tadi. Setelah itu, mereka pamit pulang.

"Wis, Gung. Kamu ndang tidur![16]" perintah Bapaknya Agung.

"Pak ...."

"Kenopo maneh?[17]"

"Aku tidur sama Bapak dan Ibuk ya ...."

Surya tepok jidat. | Cerpen Lucu Kisahku Yang Kesasar Tidak Tahu Jalan