Kisah Seram Bis Hantu Yang Kunaiki

Hari hampir senja, mentari ingin menamatkan peraduannya. Selaras dengan kepulangan petani dari sawahnya, dan anak-anak dari permainannya. | Cerpen Misteri Kisah Seram Bis Hantu Yang Kunaiki

Semua kembali ke rumah, kembali ke istananya. Menunggu cahaya bulan dan dentingan bintang untuk menghiasinya.

Sayangnya aku tidak bisa. Aku harus mengejar mimpiku. Berangkat untuk interview di sebuah perusahaan ibukota. Surat panggilan yang datang terlambat tidak menghalangiku untuk menggapai cita. Aku harus berangkat malam ini. Dan aku punya sedikit kesempatan untuk menunggu dua bis yang lewat malam ini.

Jarak desaku dengan ibukota 8 jam melalui darat. Jika aku berangkat malam ini, aku bisa istirahat di bis, dan besok pagi sudah tiba di ibukota. Tempat yang strategis untuk menunggu bis adalah di tikungan dua. Karena bis mulai melambat dan bisa melihat penumpang yang menunggu. Lagipula, biasanya ada penumpang yang turun disitu. Lokasinya berdekatan dengan jalan utama menuju pusat desa.

Satu hal yang mengganggu pikiran, bahwa kabarnya sering ada bis hantu. Akan ada bis yang lewat dan membukakan pintu untuk anda. Namun di dalamnya lengang, orang orang tidak menghiraukan anda. Pernah ada seorang bapak yang naik bis itu, dan sampai di ibukota seminggu setelahnya. Pernah juga warga melihat seorang pemuda yang naik bis itu, sampai sekarang tidak tahu dimana rimbanya.

Ah, mitos. Kalaupun bis itu lewat, yang penting aku bisa sampai di ibukota, titik. Bayanganku untuk interview besok, menghilangkan kekhawatiran terhadap kabar tersebut. Aku menunggu, sendirian. Di bawah temaram lampu yang enggan berpijar namun tidak punya pilihan selain menemaniku.

Sudah dua jam aku menunggu, belum ada tanda-tanda kehadiran yang ditunggu. Aku mengantuk, terlelap sambil duduk, tapi telingaku tetap terjaga.

Sekelebat, cahaya terang menerpa wajahku kemudian diiringi dengan suara mesin. Butuh lima detik untuk menyadari bahwa bis yang kutunggu sudah lewat. Aku berlari hingga berhasil menggapai pegangan di bis itu. Tas yang kubawa membuat badanku tidak seimbang. Dengan bis tetap melaju aku merasa akan jatuh. Brak.... detik berikutnya aku terjatuh!

Aku terbangun ketika kudengar suara dua orang pria dan wanita. Mereka berdiri di pinggir jalan tepat di sampingku. Sepertinya mereka juga menunggu bis untuk ke ibukota. Untung saja, ternyata aku bermimpi, dan aku mendapat teman untuk menunggu bis. Sayangnya aku tidak kenal siapa mereka, dan aku tidak tertarik untuk menyapa.

Tidak berapa lama cahaya mulai kelihatan di aspal, deruman mesin terdengar. Inilah bis yang kami tunggu-tunggu. Sopir bis melihat kami, dan memperlambat bis-nya. Pintu terbuka, kernet meminta kami naik. Wanita dan pria tadi mendapat kesempatan terlebih dahulu, kemudian giliranku. Ah, gak sopan, pintu terlalu cepat ditutup padahal aku belum sepenuhnya masuk.

Lampu bis remang-remang namun aku bisa melihat bahwa hanya sedikit kursi yang kosong. Hanya sedikit orang yang bangun, lainnya tertidur.

Aku duduk di samping seorang kakek, dia tidak bergeming saat ku ucapkan permisi. Ku ajak bicara pemuda di seberang ku, dia terlalu asik dengan hapenya. Tumben, kernet tidak menghampiri dan meminta ongkos. Suasana hening, ada yang aneh. Seolah-olah mereka tidak menyadari kehadiranku. Jangan-jangan ...?

Bis melaju dengan pelan, dan lampu dimatikan. Ada yang aneh, tidak ada yang mau berbicara denganku, seolah kehadiranku tak diharapkan. Ah biarlah, yang penting aku bisa sampai di ibukota tepat waktu. Aku mencoba mengatur nafas, dan mencari ketenangan.

Ketenangan itu tidak bertahan lama sampai aku mendengar pembicaraan dua orang di kursi belakang. "Disini lokasi kecelakaan kemaren pak, ada pemuda yang diperkirakan tertabrak atau terjatuh dari bis. Kabarnya dia ingin melamar kerja di Ibukota, sayang nasib berkata lain"

Suasana kembali hening. | Cerpen Misteri Kisah Seram Bis Hantu Yang Kunaiki

Kepalaku terasa berputar, mataku tidak dapat melihat apa-apa lagi. Semua gelap.