Kisah Perjalanan Gadis Remaja Mencari Jati Diri

Aku seorang anakyang dilahirkan di sebuah desa. Pada saat aku masih dalam kandungan ibuku yangmasih berbentuk janin, kehadiranku di dunia tak diharapkan olehnya, mungkinjuga oleh sebagian keluargaku, sehingga proses untuk menggugurkanku darikandungan ibu semakin gencar dilakukannya. Saat itu bapakku tak ada, beliaumelarikan diri dari kampungku karena tak sanggup membayar utang pada toke-toke pala yang semula menjadi rekankerjanya, itu juga alasan pertama ibu untuk menggugurkanku dari kandungannya.Ibu tak sanggup mendengar sindiran dari mulut para tetangga yang memangterkenal sangat ’pedas’itu. Mereka mengatakan bapak tak akan kembali lagi ke desa, dan akan mencariperempuan lain sebagai pelipur lara dan berbagi ‘peluhnya’. Mereka jugamengatakan jangan-jangan aku (yang saat itu masih dalam kandungan ibu) adalahanak haram hasil hubungan gelap antara ibuku dengan lelaki lain, karena taktahan ditinggal pergi oleh bapakku sehingga ibuku butuh kehangatan dari lelakilain. | Cerpen Motivasi Kisah Perjalanan Gadis Remaja Mencari Jati Diri 

Ibuku setiaphari meminum pil yang dianjurkan oleh salah seorang temannya untuk memudahkanproses ‘jatuh’nya aku dari rahim ibu, tak hanya itu saja yang dilakukan ibu,beliau juga memakan nenas muda, meminum minuman kaleng yang bersoda, danberbagai cara lainnya juga beliau lakukan supaya aku tak lahir ke dunia ini.Maha besar Allah yang menciptakan jagad raya ini, aku masih tetap bertahandirahim ibu, malah semakin hari perut ibu semakin membesar. Ibu mulai panik,tapi beliau tak putus asa. Beliau mulai meloncat-loncat, berlari-lari ke sanake mari, bahkan dengan kejamnya ibu sering memukul-mukul perutnya, berusahasupaya aku cepat keluar dari tubuhnya. Dan aku masih saja bertahan di dalamperutnya. Ibu mulai iklas dengan keadaannya, tepatnya disebut pasrah karena taktahu lagi bagaimana cara menggugurkanku.

Disaat kehamilanibu mulai memasuki bulan ke sembilan, ibu mulai panik lagi. kali ini bukanpanik karena aku tak bisa digugurkannya, tapi lebih tepatnya ibu takut seandainyamelihatku lahir dengan fisik yang tidak normal karena efek dari obat-obatanyang diminum ibu saat berniat ‘menjatuhkan’ ku dari rahimnya. Ibu mulaigelisah, Sholatnya mulai rajin, memohon ampun kepada Tuhan atas apa yang telahdilakukannya terhadapku.

Ibu mulai merasasakit-sakitan dibagian perut, tepat pertengahan malam ketuban ibu pecah, takada orang yang bisa membantunya saat itu, karena jaraknya rumah tetangga denganrumahku terlalu jauh untuk dijangkau. Ibu mengalami kesakitan seorang diri,untuk membangunkan nenek yang sedang tertidur lelap saat itu ibupun tak sangguplagi. Akhirnya dengan rasa kesakitan yang sangat, ibu melahirkanku seorang diritanpa ada seorangpun yang memandunya. Ibu menjerit tertahan, sesudah itu ibutak sadarkan diri.

4 tahun kemudian

“Serita. Ayo kesini, bermainlah bersama kami, kebetulan kami kekurangan satu pemain lagi” ajakNana yang saat itu sedang bersama Kayla.

“Baiklah”jawabku antusias.

Aku, Nana, danKayla langsung menuju ke bahan pohon mangga, di bawah pohon itu tempat kamiselalu bermain lompat karet.

Saat tibagiliranku untuk meloncat di atas tali karet yang sedang dipegangi oleh Nana danKayla tiba-tiba Firman dan beberapa orang teman yang lainnya datang mendekatikami, lalu beramai-ramai mereka menyorakiku dengan kata-kata yang selalumembuat ulu hatiku sakit dan air mataku tumpah ruah saat itu juga.

“ Khuntsa, khuntsa main karet, wadam,wadam main karet, bencong, bencong lompat karet, huuuu” Sorak merekaberamai-ramai sambil bertepuk tangan.

“Eh pinter ya siSerita itu, dia mencari kesempatan dalam kesempitan, nanti pas tiba giliranNana dan Kayla yang melompati karetnya, pasti si Serita menunduk melihat rokNana dan Kayla yang terangkat, dasar wadam” Firman memakiku dengan sangatkejam, lalu teman-temannya yang lain juga ikut mencemoohkanku. Ah terlalu sakitaku dibuatnya.

“Cukup Firman”Kata Kayla yang berusaha membelaku. “Tak tahu malukah kamu, sudah SD tapi masihseperti anak bayi, Serita salah apa sama kamu hah? Sehingga kamu selalu sajamengejek dan mempermalukannya di depan orang-orang. Apa kamu tidak takut dosaFirman?”

“Alah sokmembela si bencong itu lagi” sahut Firman. “ Dasar bencong, pinternya sembunyidibalik ketiak wanita..huuuu” sambungnya lagi sambil menyorokiku bersama dengangerombolan kawannya itu.

Ya!!! KetakutanIbu akhirnya terbukti juga saat melahirkanku. Aku lahir dengan memiliki duajenis kelamin, atau yang sering dikenal dengan kelamin ganda. Yang lebihparahnya lagi, kedua kelaminku itu berfungsi sama. Ibu menjerit histeris saatmelihat kedua kemaluanku itu, Ibu menangis tersedu-sedu tak bisa membayangkanjika nasib anak tunggalnya akan seperti ini.

“ Malang niannasibmu nak, sudah lahir tanpa mendengar azan dari Bapakmu, sekarang ditambahlagi dengan fisikmu yang abnormal, hu..huu..hu” kata Ibu sambil menangis dengansesunggukan.

“Ini semuasalahku, aku yang telah membuatmu seperti ini nak, maafkan aku. Aku berjanji,apapun yang terjadi nanti, aku tetap ada di dekatmu, aku akan menyayangi danmencintaimu karena kamu adalah darah daging ku”.

19 tahun sudahberlalu, tapi aku belum juga bisa menemukan jati diriku yang sesungguhnya.Apakah aku memiliki gen yang lebih condong ke pria ataukah kewanita. Pernahsewaktu dulu, pada saat aku kelas I SMP, setelah pembagian raport, sekolah mengadakan berbagai macam perlombaanuntuk siswa-siswinya. Di kelasku hanya ada 10 orang laki-laki dan selebihnyamurid di kelasku didominasi oleh perempuan, hanya aku yang tidak tahu harusdiletakkan ke kategori yang mana, perempuankah atau lelakikah?

Saat itu, kelaskami ingin mengikuti pertandingan sepak bola, semua anak lelaki di kelaskumenyukai permainan itu, tetapi pihak panitia tidak mengizinkan mereka untukmengikuti pertandingan sepak bola itu, karena jumlah murid lelaki di kelaskuhanya 10 orang, sedangkan untuk mengikuti pertandingan tersebut membutuhkan 110rang. Untuk mengajak anak kelas lain bergabung bersama mereka tidak mungkin,karena panitia sudah membuat aturan permainan hanya boleh diikuti oleh siswayang ada di dalam 1 kelas saja. Mereka sungguh kecewa saat itu. Tiba-tibaseorang temanku yang bernama Andi mempunyai ide yang cermerlang, dia mengatakankepada teman-teman yang lainnya untuk mengikutkan aku dalam pertandingan sepakbola itu.

“ Aku punya ide,bagaimana kalau kita ikutkan saja si Serita ke dalam pertandingan ini” katanya antusias.

“Ah… Tidakmungkin, dia kan gak bisa main sepakbola, lagian dia itukan cewek, lihat ajateman-temannya semua cewek” Sahut salah seorang yang bernama Muji

“ Iya, betul itukata si Muji, Serita itu cewek, kostumnya saja yang cowok tapi perangainya seperticewek, dia itu kemayu dan gemulai, bagaimana dia bisa kita ikutkan dalampertandingan ini, menendang bola saja dia tidak bisa” Sahut teman yang lainnyalagi yang bernama Bayu.

“ Nah sekarangcoba kalian pikirkan” Kata Andi, “kalian lebih memilih kita tidak ikutbertanding sehingga dianggap pengencut oleh anak-anak kelas lain atau kita ikutpertandingan ini dengan cara kita harus menjadikan Serita sebagai salah seorangpemain kita” Lanjutnya lagi dengan sedikit menantang teman-temannya.

“ Betul jugakata Andi, kita pasti tidak mau kan dianggap pengecut oleh anak-anak kelaslain? Ok, kalau begitu aku ikut Andi”. Celetuk teman yang lainnya lagi.

Yang lainnyamulai berpikir, dak akhirnya diputuskan bahwa aku harus ikut dalam pertandinganbola tersebut.

Tibalah padahari pertandingan itu, mereka menyuruhku untuk memakai kostum kesebelasanmereka, memberikanku sepatu bola, dan menyuruhku untuk berdiri diposisi kiper . Jujur aku gugup saat itu. Sangatgugup malah, tapi mereka mencoba menyemangatiku dan mengatakan semuanya akanbaik-baik saja.

Wasit meniupkanpeluitnya, dan pertandinganpun dimulai.

Striker mulaimenendangkan bolanya, lalu semua pemain mulai berlari mengejar bola. Saat ituyang kulihat salah seorang pemain lawan mengiringi bola dan menuju ke arahku. Akupanik, keringat bercucuran keluar dari pori-pori tubuhku. Apa yang harus kulakukan? Dengan naluri alamiah aku merentangkan kedua tangan mencoba menghalausupaya bola tak masuk ke arah gawangku, kaki kulebarkan, kepala sedikitkutundukkan persis seperti bentuk kepala angsa yang sedang mengejar orang yangmengganggunya. Andi yang saat itu memegang posisi center back mulai berteriak ke arahku “ Siap-siap Serita, jangansampai lawan memasukkan bolanya ke gawang kita, jangan sampai jebol”.

Pemain lawanmulai mendekat kearahku, aku sudah siaga penuh untuk menangkap bola yang akanditendang ke arah gawangku. Lalu dengan gerakan yang sangat cepat lawantersebut menendang bola ke arah kanan gawang, dan dengan gerakan yang sangatcepat pula aku menjatuhkan badan ke arah kiri gawang. Ah pemandangan yangsangat memalukan saat itu. Bola melesat ke kanan, dan aku melesat ke kiri.

“Goooollllll”.Teriak semua penonton.

Dan pertandinganselanjutnya berjalan dengan sangat dramatik.

“ Hati-hatiSerita, jangan sampai bolanya masuk ke gawang kita lagi” Teriak Bayu yangberposisi sebagai full back saatmelihat pemain lawan mengiring bola ke arahku.

Aku ketakutansaat melihat wajah pemain lawan yang sangat menyeramkan tersebut, postur tubuhnyayang tinggi besar dan warna kulitnya yang hitam legam. Sebelum menendang bolake a rah gawangku, dia menatapku beberapa detik lalu tersenyum licik ke arahku.Aku sangat ketakutan, dan saat bola melesat cepat ke arahku, aku bukannyamenahan bola tersebut supaya tidak masuk ke gawang, malah aku berlaritterbirit-birit dan memeluk tiang gawanguntuk menyelamatkan diri dari hantaman bola tersebut. Ah sekali lagi,pemandangan yang sangat memalukan saat itu.

“Goooollllll”.

Penontonpunberteriak kegirangan.

“ Serita tahan,jangan sampai bolanya masuk ke gawang kita lagi”. Teriak Andi

Aku mulai paniklagi, bajuku sudah basah dengan keringat. Bagaimana ini? Apa yang haruskulakukan agar bola tak masuk ke gawangku lagi? Dengan mengumpulkan tenaga yangmasih tersisa, aku berlari kencang ke arah lawan yang akan menendang bola kegawangku, tiba-tiba aku menjatuhkan tubuhku tepat dikakinya, lalu memeluk eratkedua kakinya supaya dia tak bisa menendang bola. Penonton terpana denganaksiku saat itu, suara-suara kawan-kawan se-timku tak kuhiraukan lagi. Lawanmain yang sedang kupeluk kakinya itu meronta-ronta memintaku untuk melepaskankakinya, Wasit sibuk meniupkan peluitnya juga tak ku gubris, aku tetap bertahandengan posisi seperti itu.

Danpertandinganpun selesai. Bagaimana dengan nasib kesebelasan kami? Pastipertanyaan itu yang terlontar. Jelas! Kami kalah telak, pemerolehan skor 0-9.

Saat memasukiruangan kelas, teman-teman yang merasa kecewa dengan aksiku mulaimencemoohkanku.

“Ah, dasar kamubencong memalukan, cuiihh”. Ludahnya ke lantai.

“ Hei Serita,sebetulnya kamu cewek apa cowok sih? Masa menangkap bola saja tak bisa”.Celetuk kawan yang lainnya lagi. Pertanyaan ini yang tak bisa kujawab, karenasampai detik ini aku sendiri juga tak tahu, apakah aku perempuan atau lelaki. | Cerpen Motivasi Kisah Perjalanan Gadis Remaja Mencari Jati Diri 

“Wadam, wadam…Mati aja sana, yang ada hidup hanya menyusahkan orang”. Celetuk yang lainnyalagi.

Saat itu, hanyasebagian teman-teman perempuanku yang mencoba menghiburku supaya aku takterpuruk dengan cemoohan teman-teman lelakiku itu.

Aku kuliah disalah satu Universitas Negeri ternama di kotaku. Tempat kuliahku sangat jauhdari rumah. Sehingga aku diperbolehkan oleh ibuku untuk menyewa kos-kosanbersama teman-temanku yang lainnya. Di saat kuliah inilah aku mencoba mencarijati diriku yang sebenarnya. Siapakah aku ini? Perempuankah atau lelakikah? Akuakan mencoba menguak misteri hidupku ini.

Dimulai babakpertama pencarian jati diriku. Aku bergabung dengan komunitas mahasiswa pencintaAlam. Kususnya di kampusku komunitas ini hanya diminati oleh mahasiswa yanglelaki saja. Dua minggu sekali, komunitas ini pasti akan melakukan pendakian,dan kebetulan pada minggu aku bergabung mereka akan melakukan pendakian kesalah satu gunung yang terjal di kotaku. Aku ikut bergabung untuk melakukanpendakian itu, yang akan kami lakukan saat pendakian tersebut adalah kegiatanreboisasi di kawasan gunung Dimulai babakpertama pencarian jati diriku. Aku bergabung dengan komunitas mahasiswa pencintaAlam. Kususnya di kampusku komunitas ini hanya diminati oleh mahasiswa yanglelaki saja. Dua minggu sekali, komunitas ini pasti akan melakukan pendakian,dan kebetulan pada minggu aku bergabung mereka akan melakukan pendakian kesalah satu gunung yang terjal di kotaku. Aku ikut bergabung untuk melakukanpendakian itu, yang akan kami lakukan saat pendakian tersebut adalah kegiatanreboisasi di kawasan gunung tersebut.

Pendakian kaliini hanya dilakukan oleh 6 orang saja, aku termasuk salah seorang yang akanmengikuti kegiatan pendakian tersebut. Ketua tim kami bernama Rico, sepertinyadia adalah tipe lelaki yang bertanggung jawab, hal itu bisa dinilai dari caradia melakukan pendekatan kepada anggotanya. Salah satunya Seperti menanyakankesanggupan anggotanya dalam melakukan pendakian tersebut.

“Pendakian kaliini sepertinya akan sedikit susah kita lakukan, kemungkinan besar saatmelakukan pendakian nanti akan turun hujan. Apakah kalian sudah membawa semuaperlengkapan yang kita butuhkan saat pendakian nanti?” Tanya Kak Rico kepadakami semua.

“ Sudah kak”jawab kami serentak.

Lalu Diabertanya satu persatu kepada kami “ Bagaimana dengan kamu Indra, serter,mantras, dan sleeping bag apakah adadibawa?”

“Siap, semuanyaada kak”. Jawab Indra.

“ Apakah kamumembawa makanan yang cukup Akbar?”

“ Siap, cukupkak” Jawab Akbar

“ Ada bawa poncoatau jas hujan kan Angga?”

“ Ada kak” JawabAngga singkat.

“ Makanan yangkita bawa saat pendakian nanti pasti akan menghasilkan sampah, Saya tidak maujika kalian membuang sampah di dalam hutan, jadi masing-masing dari kalianharus membawa Trash Bag . Apakah kamumembawa benda tersebut Gilang?”

“ Bawa kak”Jawab Gilang.

“ Bagaimanadengan kamu Serita, apakah kamu sanggup melakukan pendakian ini? Ini pastipengalaman pertama kamu kan? Bagaimana dengan kesehatan kamu, mendukungkahuntuk melakukan kegiatan yang kami lakukan ini?” Tanya Kak Rico kepadaku dengansuara yang sangat berwibawa.

“ Saya sanggupkak melakukan pendakian ini”. Jawabku dengan antusias.

“ Bagus kalaubegitu” Kata Kak Riko. Lalu dia melanjutkan lagi “ apakah semua perlengkapansudah tersedia di dalam tas kamu?

“Siap, sudahkak”.

Kak Rico hanya menganggukkan kepalanya.

“ Baiklah kalaubegitu, ayo kita semua melakukan pendakian”. Kata Kak Rico dengan bersemangat.

Beberapa harisetelah melakukan pendakian tersebut, aku menjumpai kak Rico.

“ Kak sepertinyasaya akan keluar dari komunitas pecinta alam” Kataku langsung saat berjumpadengan kak Rico.

“ Kenapa?” Tanyakak Riko heran. Lalu dia melanjutkan ucapannya “ Apakah ada diantara mahasiswaitu yang menggaggumu?”

“ Tidak kak,tidak ada. Malah mereka sangat baik kepada saya, mereka menghargai saya. Hanyasaja saya merasa bahwa komunitas dan kegiatan yang dilakukan di dalamnya tidakcocok dengan saya”. Jawabku cepat saat Kak Riko bertanya seperti itu.

Kak Riko terdiamsesaat, lalu dia tersenyum kepadaku. “ Baiklah kalau itu yang kamu inginkan,kakak tidak akan memaksa supaya kamu bergabung kembali dengan komunitaspencinta alam, itu hak kamu untuk memilih dan menentukan apa yang kamuinginkan, nanti kakak akan menyampaikan kepada anak-anak yang lainnya bahwakamu keluar dari komunitas itu”. Kata kak Riko.

“ Terimakasihkak”. Kataku singkat.

Saat akumembalikkan badan dari hadapan kak Riko, tiba-tiba dia berkata “ tunggu dulu,hari ini Jum’at kan?”

“ iya kak,memangnya kenapa”. Tanyaku heran.

“ Berhubungsekarang sudah mendekati waktu sholat Jum’at, yuk kita shalat Jum’at dulu”.Ajak kak Riko.

Aku bigung harusmenjawab apa, karena seumur-umur aku belum pernah melaksanakan shalat Jum’at. Akumemang beragama Islam, ibu dan nenekku juga beragama Islam, dan kata ibuku,bapakku juga beragama Islam, sampai detik ini aku belum mengenal wajah bapakku.Karena semenjak aku dalam kandungan hingga aku sudah berumur 19 tahun bapakkutak pernah pulang. Entah kemana rimbanya sekarang. Aku hanya bisa mendoakannya,dan tak ingin bertanya-tanya lagi kepada ibuku tentang bapakku, karena ituhanya akan menyakiti perasaan ibuku saja. Ritual keagamaan yang seringkulakukan hanya shalat 5 waktu, dan itupun kulaksanakan sesuka hatiku, magribaku sholat, isya’ sudah malas, dan begitulah seterusnya. Pakaian yang kugunakansaat aku sholat juga semauku saja, kadang aku menggunakan mukena, dan terkadangaku hanya menggunakan kain sarung saja. Karena sampai saat ini aku tidak yakin,apakan Tuhan akan menerima sholatku atau tidak disebabkan keadaan fisikku yangmemiliki kelamin ganda.

“ Lho kok diam”Tanya Kak Riko lagi.

“ mmm… sayatidak membawa baju bersih kak untuk pergi sholat jum’at”. Alasanku.

“ Oh itugampang, pakai saja baju kakak dulu. Pasti ada beberapa baju kakak yang muatdibadan kamu”. Tawar Kak Riko.

“ Sebetulnyasaya belum pernah sekalipun melaksanakan sholat jum’at kak”. Kataku jujurkepada Kak Riko. “ saya tidak tahu bagaimana gerakan yang dilakukan saat shalatjum’at, ayat apa saja yang harus saya baca ketika melaksanakan sholat jum’at.Kataku lagi sambil menundukkan wajah di hadapan kak Riko.

Kak Riko tersenyum,dia memegang pundakku, lalu menuntukku untuk mengikuti langkahnya. Diamengajakku memasuki kamarnya, seperti kerbau yang dicucuk hidungnya akumengikuti langkah kaki kak Riko.

“ Mengenai hal itu gampang, ikuti saja gerakanpara jama’ah lainnya nanti yang ada di mesjid. Kalau mengenai bacaan doasholatnya, sama saja seperti bacaan doa shalat fardhu, niatnya saja yangberbeda”. Katanya sambil tersenyum. Lalu Kak Riko membuka lemari pakaiannya,memilih-milih baju yang mana yang pantas dipinjamkannya untukku. “Nah sekarangkamu harus memakai salah satu baju koko kakak ini, sepertinya yang warna putihini cocok untumu”. Kak Rico seraya memberikan bajunya itu kepadaku.

Sesampai dimesjid, aku melihat banyaknya jama’ah yang datang untuk melaksanakan salatjum’at. Aku merasa asing di tengah-tengah para jama’ah lelaki ini. Inisepertinya bukan diriku. Saat melaksanakan shalat jum’at perasaanku takmenentu, entah apa saja doa yang kurapal saat itu, sholatku tak kusyu’. Akutidak menyukai keadaan ini, dan aku juga tak menyukai berada di tengah-tengahpara jama’ah lelaki ini. Dan kuputuskan jika diriku tak menyukai segala sesuatuyang dilakukan oleh para lelaki. Dan dimulai saat itu juga, aku menjauhkan diridari Sesampai dimesjid, aku melihat banyaknya jama’ah yang datang untuk melaksanakan salatjum’at. Aku merasa asing di tengah-tengah para jama’ah lelaki ini. Inisepertinya bukan diriku. Saat melaksanakan shalat jum’at perasaanku takmenentu, entah apa saja doa yang kurapal saat itu, sholatku tak kusyu’. Akutidak menyukai keadaan ini, dan aku juga tak menyukai berada di tengah-tengahpara jama’ah lelaki ini. Dan kuputuskan jika diriku tak menyukai segala sesuatuyang dilakukan oleh para lelaki. Dan dimulai saat itu juga, aku menjauhkan diridari kak Riko.

Sekarang saatnyamelanjutkan babak kedua untuk melakukan pencarian jati diri. Aku mulaiberkenalan dan berteman dengan beberapa orang teman wanita di kampus. Salahseorang teman wanitaku bernama Malika. Malika selalu memakai pakaian yanglonggar sehingga lekukan bentuk tubuhnya tak pernah terlihat. Dia memilikiparas yang manis, ramah kepada setiap orang, dan dia juga wanita yang cerdas.Entah kenapa jika berada di dekatnya aku merasa nyaman, tutur katanya dan suaralembutnya membuat jiwaku teduh. Aku suka dia, tapi bukan seperti perasaan sukaterhadap lawan jenis. Perasaan sukaku ini, lebih kepada mengagumi. Aku bahkansering berhayal bahwa aku menjadi malika.

Suatu hari akubercerita kepadanya tentang siapa aku sebenarnya, aku memiliki kelamin ganda.Perkiraanku saat itu dia pasti akan menjauhiku setelah mengetahui siapa aku.Tetapi yang kulihat malah sebaliknya, matanya berbinar saat menatapku. Diaberkata sambil menggenggam tanganku. “ Tahukah kamu Serita, aku bersyukurmemiliki teman sepertimu. Tak perlu kamu sesali apa yang telah diberikan Tuhankepadamu, terlebih lagi jika kamu menghujat-Nya, tak perlu kamu lakukan halitu. Kamu itu adalah salah satu orang yang terpilih Serita, Tuhan itu sangatmenyayangimu, sehingga dia memberikan cobaan seberat ini terhadapmu. Tuhan ituMaha Tahu Serita. Tuhan tahu mana yang terbaik untukmu, untukku, dan untuk kitasemua”. Katanya dengan bijak dan membesarkan hatiku. Ah, dia sungguh wanitayang bijak dan istimewa.

“ Mulai sekarangcobalah berdamai dengan keadaanmu Serita, cobalah berusaha lebih keras untukmengetahui siapa kamu yang sebenarnya. Jangan pernah berkeluh kesah, apalagiberputus asa. Aku yakin kamu mampu menghadapi semua ini. Dan yang harus kamuingat ‘ Tuhan itu takkan menguji hamba-Nya, melebihi batas kemampuan hamba-Nya’.Kata-kata Malika sangat mengena ke hatiku. Aku seperti menemukan pencerahansaat itu juga. “ Nah, hari ini aku ada pengajian di mesjid dekat rumahku, kamuikut aku ya? Kita akan sama-sama mengaji dan belajar tentang Islam”.

“ Subhanallah,kamu cantik sekali Serita memakai baju dan jilbab itu”. Puji Malika saatmelihatku menggunakan baju dan jilbab biru yang dipinjamkannya kepadaku.

“ Kamu janganterlalu memujiku, nanti aku lupa daratan” Kataku sedikit tersipu malu.

“ Hehehe… tapibetul lho Serita, kamu cantik sekali. Aku saja sampai pangling melihatmu dalambentuk seperti ini” kata Malika sambil tertawa. “ Sepertinya sebentar lagipengajian akan dimulai, yuk kita ke mesjid”. Ajak Malika sambil menggandengtanganku. | Cerpen Motivasi Kisah Perjalanan Gadis Remaja Mencari Jati Diri 

Sekarang akuberumur 27 tahun. Selesai kuliah dengan memperoleh predikat

cumlaud, aku melamar kerja di perusahaanasing yang bergerak di bidang advertising .