Lamunanku pecah mendengar ringtone pesan WA yang masuk, aku ambil hp dan membuka isi pesannya.
"Jangan ganggu Rama sampai tengah malam. Dia akan pergi nonton dan makan malam bersama kami. Tak perlu chating apalagi menyuruhnya pulang cepat!",
isi pesannya singkat tapi cukup menyesakkan dada. Malas aku balas pesannya lalu aku letakan hp diatas meja dan beranjak dari tempatku menunggu mas Rama.
"Baiklah..dia tidak akan pulang cepat dan tak akan makan malam bersamaku"
gumanku sambil membereskan hidangan makan malam yang sudah aku siapkan, satu satu aku pindahkan ke lemari makan. | Cerpen Sedih Aku Memang Tahu Tapi Pura Pura Tidak Tahu
gumanku sambil membereskan hidangan makan malam yang sudah aku siapkan, satu satu aku pindahkan ke lemari makan. | Cerpen Sedih Aku Memang Tahu Tapi Pura Pura Tidak Tahu
"Tak akan ada yang menyantapmu.." bisik kesalku.
Kemudian aku mendengar suara mesin mobil memasuki garasi. Aku pun berjalan ke ruang tamu dan membukakan pintu,
" Assalamu alaikum..." sapa mas Rama saat sampai di muka pintu masuk, seraya mendaratkan ciuman hangatnya di atas keningku..
"Waalaikum salam.." sambutku sembari mencium lembut tangannya.
"Alhamdulillah ternyata dia pulang tepat waktu" bahagiaku dalam hati.
" maaf ya sayang...aku tidak akan makan malam di rumah..aku harus kembali ke kantor ada meeting bersama kolega mendadak..bos menelponku ditengah perjalan pulang tadi" ujarnya sambil menuju kamar.
"Baik, mas..." jawabku lemas...
"Ini teh manisnya, Mas.." aku simpan gelasnya di atas meja baca pojok kamar, sementara mas Rama sedang berpakaian selesai mandi.
" yang, kalau kamu ngantuk tidur saja duluan, aku pasti pulang larut ... rapatnya tidak jadi di kantor tapi di restoran jepang kesukaan bos, sekalian makan malam", jelasnya.
"Aku tau kamu tidak pergi rapat, bahkan tempat yang kau sebut itu letaknya di dalam mall besar, disana pasti ada bioskop" batinku.
Selesai berpakaian mas Rama meneguk teh manisnya, lalu berpamitan, aku mengantarnya ke depan sekaligus merapikan kembali pintu gerbang.
Langkah kaki malas berjalan menuju kamar. Sementara batin sibuk berdialog dengan pikiran. Ada rasa sedikit sesal karena aku tidak mampu mengutarakan kejadian sore tadi pada mas Rama. Seharusnya aku bilang, tapi kalau aku bilang nanti mas Rama pasti merasa malu karena ketahuan bohong, sudah diam saja tak perlu dibahas, mungkin dia menutupi untuk menjaga perasaanku. Istri mana yang bisa tenang kalau tau suaminya jalan dengan wanita lain.
Seperti biasa dikala sendiri di rumah aku hanya berteman dengan hp. Membuka notifikasi whatsapp, mas Rama mengirimkan live location ... aku tersenyum sinis.
"keberadaanmu memang tak pernah disembunyikan mas..tapi apa yang kamu lakukan sebenarnya selalu saja kamu sembunyikan".
" Mas sudah sampai tempat pertemuan, jangan lupa makan malam ya sayang", laporan mas Rama, dan aku hanya membalasnya dengan ikon jempol.
-----
Pukul 00.45 WIB, mas Rama sampai di rumah, aku membukakan pintu sebelum dia sampai dimuka pintu.
-----
Pukul 00.45 WIB, mas Rama sampai di rumah, aku membukakan pintu sebelum dia sampai dimuka pintu.
"Sayang, kamu sengaja nunggu? Kok belum tidur? Mas bilang jalan pulang tadi tidak di respon.." tanyanya setelah memberiku sambutan salam, seperti biasa aku jawab salam dan mencium tangannya.
"Hp nya ditinggal di kamar..belum dibuka", jawabku saat dia mendaratkan kecupan hangatnya dikeningku. Dan kami pun berjalan masuk ke dalam kamar. | Cerpen Sedih Aku Memang Tahu Tapi Pura Pura Tidak Tahu
Aku merebahkan tubuh bersiap tidur. Rasa penasaranku muncul, menggelitiki dan sungguh sangat mengganggu. Mas rama masih terduduk di pinggir kasur membalas notifikasi sosmed dari hp-nya.
"Mas!"
" kenapa yang?"
" Tadi rapatnya bahas masalah apa? Kok sampai tengah malam..apa restorannya buka 24 jam?"
"Rapat masalah tawaran kerjasama negosiasi..belum sepakat. tadi rapatnya sampai jam 10an terus kami lanjut karaoke, ditraktir kolega".
Aku terdiam malas bertanya lagi..karena akan semakin panjang dia berbohong. Aku membalikkan badan ke sisi lain, mencoba menenggelamkan diri dibalik selimut berharap tertidur.
Dalam senandika:
Selama kamu bersama dia, dia terus-terusan mengirimiku foto. Foto kalian sedang makan malam, mengantri tiket, sampai foto kalian asyik berkaraoke, bahkan foto selfie kalian berdua saat berangkulan dan berpegangan tangan pun dia kirimkan.
Kamu tahu mas, hancur hati ini, pedih, perih melihat semuanya. Kecerianmu bersama dia seakan menjadi racun yang hampir membunuhku mati lemas.
Teruslah berbohong mas, karena dia wanita hamil itu yang akan memberimu keturunan tidak pernah menyembunyikan apapun dariku.
Aku tahu kamu sudah menikah lagi, dan aku sadar dengan kekuranganku. Aku tidak bisa memberikan kehangatan dengan gelak tawa anak anak di rumah.
Aku hanya takut kehilanganmu. Cukup sudah sepiku sebagai anak tunggal yang yatim piatu, jangan kau tambah lagi dengan pergi memilih yang lain.
Aku akan menantikan pengakuanmu, aku akan memahamimu dan aku telah memaafkanmu sebelum kamu memintanya. Aku hanya ingin melihatmu bahagia dan berharap kau selalu ada disampingku hingga ajal memisahkan.
Tiba-tiba aku terkaget dengan kecupan hangat yang mendarat di atas bibirku. Aku membuka mata ternyata mas Rama berjongkok dipinggir kasur.
" Kenapa kamu menangis? Ada masalah apa? Coba bergeser..hari ini aku belum memelukmu"
Lalu aku bergeser, bersandar di dada hangatnya lalu memeluknya dan tetap terdiam, hanya derai air mata yang bercerita berutaian. | Cerpen Sedih Aku Memang Tahu Tapi Pura Pura Tidak Tahu