Mocca mengelusi rambut Cino yang tengah berbaring di antara paha sambil memeluk perut yang mulai gendutnya. Banyak sekali taburan bintang memenuhi dinding kamar terproyeksi dari lampu led warna biru. Suasana romantis permintaan sang istri dengan dentingan kotak musik dan kelopak mawar merah membentuk nama keduanya: Mocca & Cino, dibingkai oleh cahaya api lilin yang bergoyang tertiup lembut angin.
Cino menggapai lengan Mocca lalu meletakkannya di dada kiri, di mana degupan jantung menggila untuk sang istri seorang. | Cerpen Lucu Kisah Mocca Suamiku Yang Ganjen
"Cino ...." Entah sejak kapan saat Mocca memanggil nama sang suami penuh perasaan ia merasa telah memilikinya pada saat itu juga.
"Ya, Sayang?" sahut Cino bersamaan detak jantung yang kian melonjak, "kamu mau apa sekarang?" Ia terbangun, menunggu jawaban Mocca.
Tiga bulan terakhir ini Mocca memang sering ngidam yang aneh-aneh, menurut calon ayah baru terserut. Mulai dari ingin makan mangga muda yang langsung dipetik dari pohon oleh Cino. Pengen dibikinin nasi goreng tengah malam. Namun, setelah jadi hanya dipelototin dan tidak dimakan. Kemauan kemarin lebih 'gila' lagi, ingin dibuatkan sumpit! Untuk apaan coba?
"Buat apaan sih, Mi?" Cino menggaruk belakang kepala, bingung.
"Buat nyolok mata, Pipi, kalo gak dibikinin!"
Cino mengelus dada, mengalah. Ya, kalo sumpitnya aja gak dibuat mau nyolok pake apaan coba Mi? Ada-ada aja!
Ia sudah panik kala Mocca menelponnya di jam makan siang dan mengatakan sedang darurat. Sampai rela pulang dan meninggalkan jam makan. Moodnya bakal naik-turun jadi Cino mesti rajin bersabar menghadapi sikap Mocca yang sedang hamil muda agar bahagia dan janinnya tidak stres, kata Arabika.
"Demi anak dan istri," gumamnya lalu berniat mencari tukang pangsit.
Ketika Cino mengantarkan sumpit yang ia beli dari tukang mie ayam, Mocca hanya tersenyum lalu duduk seraya meletakkan sumpit itu di dadanya. Entahlah apa yang calon mamah muda tersebut pikirkan. Pria itu tak mengerti.
Yang penting permintaan ngidam terlaksana. Ya, sebisa dan semampu sang suami tentunya.
Membuka kulkas, Cino mengambil beberapa camilan, buah-buahan dan puding. Menyantap sambil melihat Mocca yang semakin cantik dan manja di matanya.
Akan menjadi orang tua ternyata semembahagiakan ini rasanya. Cino tidak sabar melihat buah hati memandang dunia bersama keluarga kecilnya. Seperti halnya Mocca yang meski di pagi hari harus suka muntah disertai pusing dan kembung, mengingat bagaimana ia selalu berdoa serta mengharapkan kehadiran janin, ia ikhlas menjalani dan menikmati proses kehamilan ini.
Momen kehamilan itu memang menyenangkan tetapi juga merepotkan. Namun, semua akan terbayar mengetahui calon bayi sehat dan normal dalam kandungan. | Cerpen Lucu Kisah Mocca Suamiku Yang Ganjen
"Mimi ngidam adik buat anak kita, Sayang. Hehehe." Mocca menggigit bibir bawah, mata almondnya memercikkan api gairah.
Cino tergugah mendengar sang istri meminta bercinta dengan malu-malu seperti demikian. Terlihat sensual sekali dan sama-sama membangkitkan libidonya.
Cino mengecup kening Mocca, saling bertatapan dan menginginkan hal serupa lalu terpuaskan hingga mengawang ke Surga.
"Pipi, sini, Pi!" pinta Mocca dengan suara manja. Ia berada di ruang tamu seraya membolak-balik majalah seputar ibu hamil.
Minggu ini seperti biasa Cino selalu membantu Mocca membereskan pekerjaan rumah. Kali ini tanpa membuat sarapan, Mocca sedang ingin bermalas-malasan apalagi usia kehamilamannya sudah menginjak ke delapan bulan. Beban yang harus dibawa tambah berat dan ia semakin kesulitan bergerak. Rasanya tegang, kram, ngilu disekujur tubuh. Ah, tak terasa sebulan lebih beberapa hari lagi ia akan melahirkan anak perdana.
Mocca mendengar langkah Cino dan ia menengok. Hal pertama yang ia lihat adalah sebuah perut buncit sang suami. Ia mencubitnya gemas.
"Aduh! Mimi, apaan sih? Sakit tau!" gerutu Cino sebal namun perlakuan sayang dengan mengelus rambut Mocca membuatnya semakin dicinta.
"Abis tiap hari, Pipi, mau nyaingin Mimi."
Bobot Cino juga bertambah bengkak dan itu tak mengherankan. Pasalnya Mocca selalu meminta menghabiskan dua porsi makanan sepertinya setiap hari di jam makan.
"Oh, iya dong!" ucap Cino berbangga diri. "Emangnya cuma, Mimi, yang paling seksi?" ia mengerlingkan sebelah mata lalu memelet.
Kebiasaan mengusili Mocca memang tak pernah enyah. Dasar suami ganjen!
Mocca balas manyun, lalu menyuruh Cino duduk di sampingnya, "Pi, kata dokter kan Mimi lahiran Agustus nanti. Kira-kira tanggalnya sesuai ama perkiraan gak, ya? Mimi cemas."
"Mau tanggalnya maju atau pun mundur, Mimi Sayang, yang penting kamu selamat dan bayi kita sehat."
Namun, kehangatan di pagi itu berganti tegang kala telepon rumah berdering. Entah ada apa tetapi Mocca menangis usai mendengar suara si penelpon yang ia terima. | Cerpen Lucu Kisah Mocca Suamiku Yang Ganjen
- Bersambung -