Kisah Misteri Sosok Hantu Blue Book

Entah sejak kapan persisnya aku tak lagi mempercayai adanya hantu. Percaya adanya Count Till Are Nuck, Ghen The Rou Wow, Wayway Gome Bell, Soundle Bow Long dan sebangsanya adalah sebodoh-bodohnya orang. Semua cerita mengenai adanya sosok-sosok menakutkan tersebut, hanya akan dapat satu komentar dariku, yaitu ‘markombur’, alias membual, dusta belaka. | Cerpen Misteri Kisah Misteri Sosok Hantu Blue Book

Tapi, sejak aku menghuni sebuah rumah kos di sudut komplek perumahan Griya Pesona Indah, Karawang, anggapan itu seolah goyah. Rumah ini sudah lama kosong. Dari cerita satpam, pernah ada beberapa kali orang menempati. Namun tak ada yang bertahan lama. Bahkan pemiliknya sendiri hanya pernah sekali menghuninya, itu pun dua puluh tahun lalu, sekarang tinggal di kota lain.

Posisi bangunan terletak paling timur di bloknya, bersebelahan dengan tanah kosong cukup luas yang ditumbuhi ilalang. Berdiri sepohon ceri rindang, empat meter dari samping rumah kos dan membuat siapa saja akan merasakan udara sejuk, jika berteduh di bawahnya. Tapi itu apabila waktunya siang hari yang panas. Sementara jika malam, seorang pun tak ada yang berani mendekat.

“Pohon ceri yang besar dan rindang itu sangat menyeramkan jika dilihat malam hari,” kata seorang lelaki paruh baya warga komplek.

Konon kabarnya, kebun ilalang itu merupakan bekas tanah pekuburan umum, namun semua jenazah telah dipindahkan, termasuk seorang bule mantan suami pemilik tanah terdahulu, mati dibunuh. Tak ada tanda-tanda bekas nisan atau semacamnya.

“Apakah ada hantunya?” tanyaku.

“Bisa jadi, hawanya angker,” ujarnya.

“Keh-keh-keh. Kalau memang ada biar hantunya kuajak ‘ngekos sekalian, Pak,” tukasku.

Seminggu sudah aku menempati rumah ini sendirian. Bangunan dengan arsitektur minimalis yang menarik dan nyaman untuk ditempati meski tak seberapa luas. Tak banyak perabotan tersedia, hanya ada sebuah lemari pakaian kayu jati setinggi dua meter di kamar. Satu kasur lipat yang kubawa dari tempat kos sebelumnya.

Kota Karawang terkenal dengan suhunya yang panas. baik siang maupun malam. Sehingga AC banyak dipakai di dalam rumah-rumah. Sementara bangunan yang kutempati hingga malam ini, tak tersedia penyejuk ruangan tersebut. Di saat kepanasan ingin rasanya duduk-duduk di bawah pohon ceri sebelah rumah, tapi suasana gelap dan sepi. Sementara hanya di teras saja.

***

Esoknya. Jam dua sore, matahari masih memancarkan hawa panas ke kota padi. Terutama desa Sirnabaya di mana komplek perumahan Pesona Griya Indah berada. Aku pulang berbelanja beberapa perabotan untuk memenuhi kebutuhan sementara, peralatan makan, kompor dan dispenser. Langsung kutata sedemikian rupa di tempatnya. Karena agak kelelahan, mencoba duduk-duduk di bawah pohon ceri sambil membuka jejaring sosial. Rindang sekali, sinar matahari nyaris tak dapat menembus celah-celah daunnya. Suasana betul-betul sangat menyegarkan.

Mana ada hantu di pohon seperti ini? Dasar bodoh! Kalau ada, ini suatu bukti bahwa hantu Indonesia itu memang kampungan, blo’on dan tak berkelas. Hantu kok, tinggalnya di pohon, mana dekat bekas kuburan lagi! Noh, hantu luar negeri, tampangnya keren-keren. Tinggalnya di bangunan-bangunan megah, naik kendaraan mewah, bajunya rapi. Enggak kayak hantu Indonesia. Sudah rupa buruk, pakaian compang-camping, tinggalnya di tempat-tempat tak layak huni. Kampungan banget hantu kayak gitu! Aku menggerutu dalam hati sambil senyum-senyum mengejek. Tiba-tiba udara berembus kencang, membuat badan merinding. Kulepaskan pandangan ke atas antara dahan-dahan. Wuih! Bikin merinding juga, nih. Adzan Ashar menyusul, terdengar dari masjid-masjid sekitar. Aku beranjak masuk. | Cerpen Misteri Kisah Misteri Sosok Hantu Blue Book

Waktu Isya terlepas, sepulang dari masjid aku meneguk segelas minum lalu rebahan di kamar. Memandang langit-langit yang warnanya mulai pudar. Pikiran tak tentu. Terlintas bayangan pohon ceri yang katanya angker. Ah, tai kucing! Tiba-tiba ada suara aneh terdengar. Ups! Suara apakah itu? Hatiku bertanya-tanya. Kucoba keluar kamar, sepi. Kembali ke kamar dan membaca berita online lewat ponsel. Suara misterius itu kembali terdengar. Kali ini lebih jelas. Masuk ke telinga seperti bukan bahasa Indonesia. Aku kembali cek ke luar kamar. Menunggu suara itu kembali. Berpuluh detik menunggu sambil melepas pandangan ke seluruh kamar. Tak ada.

Terus membaca, di saat lengah, suara itu terdengar lagi. “Blue Book!”

Aku cuek, terus membaca. Lalu beralih ke Facebook. Saat loading masuk, suara aneh terdengar lagi. “Blue Book!”

Jangan-jangan hantu bule! Ketabahan hatiku mulai goyah, jangan-jangan makhluk astral pengganggu itu memang ada. Apakah dari pohon ceri samping rumah itu tak terima aku cemooh, lalu datang ke rumah ini? Apa mau kupukul palu?

Kucoba duduk di ruang tamu tanpa kursi. Bersila. Terus memainkan ponsel sambil menunggu suara tadi terdengar lagi. Entah beberapa menit tak ada datang. Udara ruangan panas, keluar di teras, kembali membaca-baca status teman media sosial. Di saat asyik diam, kembali lagi suara itu terdengar dari dalam.

Kali ini bukan lagi sesuatu yang bisa kuanggap bukan apa-apa. Pasti ada sesuatu di luar penglihatan yang ikut menghuni rumah kos ini. Dengan keberanian terpaksa, aku masuk perlahan-lahan. Mengontrol semua ruangan, kamar, ruang tamu, toilet. Tak ada apa dan siapa, kecuali aku sendiri.

Kembali ke kamar mengambil palu berukuran sedang. Kugenggam erat di tangan kanan. Jika ada sesosok muncul, pasti hantu dan akan segera menerima hantaman. Bulu kuduk mulai merinding, bayangan-bayangan Count Till Are Nuck, Ghen The Rou Wow, Wayway Gome Bell, Soundle Bow Long mulai bergentayangan di kepala. Jangan-jangan salah satunya ada di rumah ini. Atau hantu impor macam drakula? Awas, ya!

“Blue Book! Blue Book!”

Kembali lagi suara hantu itu terdengar, kali ini jelas berasal dari ruang belakang. Dapur! Jelas sekali dari sana asal suaranya. Dengan hati-hati, badan memepet tembok dan mengacungkan palu ke udara, aku berjalan, perlahan, sangat perlahan ke arah dapur. Kosong.

Tak ada sesuatu yang menakutkan kutemui. Di saat menarik napas lega, tiba-tiba suara itu terdengar lebih jelas, tepat di samping kananku. Langsung kuhantamkan palu sekuat tenaga. Di luar dugaan, pukulanku mengenai dispenser yang baru kubeli tadi siang.

Roboh, galonnya menggelinding. Air berceceran di mana-mana. Ternyata, suara tadi berasal dari galon air mineral di atas dispenser. Blue Book! Blue Book! Suara air galon yang kemasukan udara dan membentuk gelembung di dalamnya. Sial! | Cerpen Misteri Kisah Misteri Sosok Hantu Blue Book