Kisah Cintanya Tidak Akan Pernah Selesai

'Selamat malam, selamat tidur ... !'

Sebuah status malam ini mengukir senyum tipis di bibir Alvin. Karena dia tahu untuk siapa kata-kata milik Riri yang lewat di timeline facebooknya ditujukan. | Cerpen Sedih Kisah Cintanya Tidak Akan Pernah Selesai

Untuknya.

'Mimpi indah' Alvin jadi pengomentar pertama diiringi dengan love yang bertengger.

'Kamu juga' terlihat komentar di kolom balasan Alvin.

Mereka sama-sama tersenyum, di kamar yang berbeda. Dalam rumah berjarak ratusan kilometer jauhnya.

'Belum ngantuk' Alvin membalas lagi.

'Ntar kesiangan bangunnya, Kak'

Wah, masih ada balasan lagi. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 12 lewat. Membuat Alvin semakin yakin untuk mengetik sesuatu di messenger. Untuk Riri.

'Katanya mau tidur, kok masih on?'

Terkirim.

Dibaca. Lalu terlihat titik-titik bergerak-gerak tanda Riri tengah mengetik sesuatu sebagai jawaban.

'Masih chat ama temen, Kak. Ada yang penting.' Riri membalas disertai alasan.

'Ohh ... temennya cewek apa cowok?'

'Hehe, cewek Kak. Ngomongin tugas kuliah.'

'Mau dibantu nggak?'

'Mm ... bantu apa?'

'Bantu ramein inboxnya :v '

'Haha!'

Alvin tertawa kecil. Satu tangannya membenahi bantal di belakang tengkuk agar lebih nyaman berbaring sambil chatting. Ranjang yang semula terasa dingin kini berubah jadi hangat.

Riri Meliana. Nama salah satu akun yang dalam beberapa minggu ini mulai menarik perhatian Alvin. Bukan hanya karena foto profil wajah manis dalam balutan jilbab warna biru, tapi juga karena tutur kata sopan dan ramah yang menunjukkan kecerdasannya.

Beberapa kali Alvin mencoba mengirim pesan, tapi gadis itu tak pernah membalas. Dengan pesan yang juga tak terbaca.

Hingga akhirnya beberapa hari yang lalu mereka mulai berbalas komentar di postingan salah satu teman. Ternyata gadis itu ramah dan suka bercanda juga.

Lalu entah keajaiban apa yang membuat Riri mau membalas chatnya untuk pertama kali. Walau cuma balasan singkat dan terkesan malu.

Keesokan dan keesokan harinya lagi, mereka menjadi semakin akrab di kolom komentar, dan juga di inbox. Belum terlalu banyak bercerita, tapi Alvin tahu Riri memang mulai tertarik padanya.

Semakin terbukti setelah membaca statusnya malam ini.

'Tidur sana, jangan begadang nanti ada yang dateng.' Setelah beberapa saat terdiam, Alvin membalas lagi chatnya.

'Siapa?' Tanya Riri.

'Bang Haji Rhoma!'

'Haha!'

'Oh ya, Ri, Kakak boleh tanya nggak?'

Perlahan, Alvin menyadari detak dadanya semakin mengencang. Setelah tadi wajahnya dihiasi tawa lebar, kini terlihat sedikit menegang.

'Ya Kak?' Riri membalas.

'Hmm ... udah punya pacar?'

'Hehe, belum.'

Alvin terdiam. Tangannya sejenak kaku. Ragu antara ingin meneruskan atau ... lain waktu saja?

'Kak, aku tidur ya ...' pamit Riri akhirnya.

'Tunggu, Ri!' Cegah Alvin cepat. Diiringi detak jantung yang semakin hebat. Entah kenapa dia merasa bahwa saat ini adalah kesempatan yang paling pas untuk mengungkapkan perasaannya pada gadis itu.

'Ya, Kak?'

'Aku mau ngomong serius ...'

'Tentang apa?'

'Tentang perasaan selama ini.'

Mereka sama-sama terdiam. Alvin yang merasa gugup, sementara Riri merasa jantungnya berdegup.

'Ri, aku sayang sama kamu ...'

Akhirnya keluar juga ungkapan itu.

Beberapa menit, tak ada jawaban. Hingga sampai sepuluh menit. Apa Riri marah? Alvin mulai gusar. Tapi lampu hijaunya jelas masih menyala.

'Ri?'

Dibaca.

'Ri?'

Dibaca lagi. Tapi tak dibalas juga.

'Ri, kamu marah?'

Dibaca. Lalu titik-titik mulai terlihat, tanda sebentar lagi Riri menjawab.

'Enggak, Kak ...' | Cerpen Sedih Kisah Cintanya Tidak Akan Pernah Selesai

Alvin menarik napas lega. Tapi ...

'Eh, maksudnya enggak apa?'

'Enggak marah. Haha ...'

Mereka saling diam lagi. Sementara waktu sudah menunjukkan pukul 12.30 malam.

'Jadi gimana, Ri ...?'

'Mm ... apa aku harus jawab sekarang?' Riri malah balik bertanya.

'Sekarang lah.'

'Ih, maksa.'

'Haha, enggak. Takutnya nggak bisa tidur karena mikirin jawaban kamu ...' Alvin nyengir. Dia memang paling tidak bisa menahan rasa penasaran. Karena itu kalau bisa dia harus mendapatkan jawabannya sekarang.

Tapi satu sisinya yakin bahwa Riri memang punya perasaan yang sama.

'Besok aku jawab ya Kak?'

Alvin sedikit merasa kecewa. Tapi mungkin memang seharusnya dia memberi waktu.

'Ya udah.'

'Aku tidur dulu ya ...' Riri pamit untuk kedua kali.

'Eh, tunggu Ri!' Seperti dejavu, Alvin menahan lagi.

'Ya Kak?'

'Bisa minta no WA? Jadi besok aku hubungi lewat telepon saja.'

'Mmm ... gimana ya?'

'Kenapa?'

'Aku nggak mau kasih no WA sembarangan Kak ...'

'Ya ampun, Ri. Masa nggak percaya sama aku?'

'Iya deh aku kasih ...'

Alvin tersenyum. Yess!

'... tapi besok ya Kak hehe'

'Yaah ...'

'Besok aku janji kasih jawaban bareng sama no WA ...'

'Hmmm ... ya udah.'

'Aku tidur duluan ya ...'

'Oke. Selamat tidur, Ri. Mimpi indah ya ... biar bisa pengaruh ke jawaban kamu ... haha!'

'Met tidur juga, Kak ...'

'Sayang kamu.'

Mereka sama-sama terdiam. Lampu hijau masih sama-sama menyala untuk beberapa saat. Lalu akhirnya mati.

***

Pagi.

Alvin membuka mata. Segera terpikir tentang chat semalam hingga menciptakan senyum di bibir tipisnya. Sudah tak sabar ingin segera mendapat jawaban.

Atau paling tidak ... Alvin mengucapkan selamat pag biar Riri tahu bahwa dia cowok yang cukup romantis.

Setelah mengucek mata, Alvin meraih hape yang sedang dicas di atas kepala ranjang.

Batre penuh. Dia mencopot kabel charger, lalu menghidupkan hape.

Menunggu selama beberapa detik sampai datanya benar-benar berjalan. Terlihat pemberitahuan dari berbagai aplikasi seperti WA, BBM, dan WP. Kecuali Facebook.

Alvin menekan aplikasi biru itu.

Gagal.

Alvin menekan lagi. Berulang-ulang. Tapi tetap tak terbuka. Apa ada masalah dengan hapenya? Tapi aplikasi yang lain berjalan normal?

Alvin menunggu sampai bermenit-menit. Lalu mencoba menekan lagi. Tetap tak bisa membuka aplikasi yang satu itu.

Kenapa?

Hingga akhirnya Alvin mendengar suara penyiar berita di ruang tengah. Dimana sang ayah sedang duduk mendengarkan berita pagi.

Sayangnya, berita pagi ini cukup mengejutkan.

"Facebook ditutup selamanya dari indonesia ..."

Alvin terdiam di pintu kamar. Lemas.

Karena facebook membuat kisah cintanya tak selesai. | Cerpen Sedih Kisah Cintanya Tidak Akan Pernah Selesai