Karin memainkan ujung bolpoint-nya, remasan kertas berceceran di bawah meja tulisnya. Gadis berkulit sawo matang dengan perawakan sintal itu mendesah. Lalu menelungkupkan wajahnya pada kedua tangannya di atas meja. | Cerpen Sedih Kisah Cinta Sedih Seorang Perawan Tua
Mata dengan warna iris kecoklatan dan bulu mata lentik itu basah. Karin memiringkan kepalanya, hingga bulir bening mengalir melewati hidung mancungnya.
Hatinya sangat tak tenang. Setelah mendapat kabar dari Ayahnya di kampung. Bahwa Perjodohan antara dirinya dan anak dari sahabat ayahnya sudah dibicarakan oleh dua keluarga. Dan Ayahnya meminta Karin untuk pulang guna prosesi lamaran yang akan dilaksanakan akhir minggu ini.
Karin termangu, entah bagaimana Dia memberitahu Andri, kekasihnya. Karin mencoba menulis surat, tapi tak satupun berhasil ditulisnya. Sementara untuk bicara langsung Karin merasa tak sanggup. Karin dan Andri saling mencintai, walaupun hubungannya masih belum jelas arahnya.
Itu pula yang membuat Ayah Karin berinisiatif mencarikan jodoh untuk anaknya. Karena usia Karin sudah tak lagi muda. Melajang di usia hampir kepala tiga, sepertinya menjadi momok menakutkan bagi seorang gadis. Sebutan perawan tua, kerap kali di tujukan pada mereka yang belum berjodoh di usia itu.
Sebenarnya bukan salah Ayahnya, jika akhirnya menjodohkan Karin. Ayahnya sudah memberi waktu dua tahun untuk Karin membawa dan memperkenalkan calon suami kepada keluarganya. Tapi Karin tak juga pulang dengan membawa calon suaminya. Lebaran kemarin terakhir kali Dia mudik,Karin masih tetap pulang sendiri.
Entahlah. Sudah berapa kali Karin meminta Andri untuk datang menemui orang tuanya. Tapi selalu jawaban ketidaksiapan yang Karin dapati. Karin memaklumi, Andri bukan tak ingin menikahinya. Tapi tanggung jawabnya sebagai kakak sulung yang menanggung beban hidup dua adik dan satu Ibunya lah yang membuat Andri tak juga berani memberi kepastian. Karin tahu sejak Ayahnya meninggal, Andri yang menggantikan perannya.Tapi mau sampai kapan Karin menunggu ? Sampai rambutnya berubah warna, dan pipinya keriput ?
Akhirnya Karin memutuskan untuk menemui Andri, dan berbicara tentang masalah perjodohannya.
Sore itu, di sebuah kafe favorit mereka berdua Karin tertunduk dengan wajah basah oleh airmata. Dihadapannya Andri menatap dengan wajah tak kalah sendu. Pilihan untuk melepaskan Gadis manis yang memiliki setiap jengkal hatinya sangat lah berat. Sama beratnya jika ia harus memilih melepaskan tanggung jawabnya terhadap pendidikan adik-adiknya, yang diamanatkan Ayahnya sebelum meninggal.
"Berhentilah menangis, dik. Maafkan mas."
"Aku harus bagaimana, mas ?"
"Semua keputusan ada padamu, dik."
"Tak bisakah Mas Andri ikut pulang, dan menjelaskan pada Ayah tentang hubungan kita?"
"Lalu bagaimana kalau Ayahmu mendesak untuk kita segera menikah, dik? Aku belum siap, adikku masih butuh banyak biaya, dan Aku takut tidak bisa memberi kehidupan yang layak untuk kita semua."
"Aku harus bagaimana, mas ?"
"Semua keputusan ada padamu, dik."
"Tak bisakah Mas Andri ikut pulang, dan menjelaskan pada Ayah tentang hubungan kita?"
"Lalu bagaimana kalau Ayahmu mendesak untuk kita segera menikah, dik? Aku belum siap, adikku masih butuh banyak biaya, dan Aku takut tidak bisa memberi kehidupan yang layak untuk kita semua."
Hening beberapa saat. Karin dan Andri sama-sama tenggelam dalam pemikiran masing-masing.
"Baiklah. Aku pulang duluan, mas."
Karin beranjak dari tempat duduknya.
"Aku antar, dik "
"Gak perlu, biarkan Aku sendiri. Aku butuh waktu, untuk memikirkan semuanya."
"Gak perlu, biarkan Aku sendiri. Aku butuh waktu, untuk memikirkan semuanya."
Karin pun berlalu meninggalkan Andri yang terpaku berdiri ditempatnya.
****
Gerimis mulai turun dari langit Jakarta sore itu. Karin duduk di peron stasiun Gambir, menunggu kereta yang akan membawanya pulang ke Semarang. Setengah jam lalu, Karin mengirimkan pesan melalui WA nya kepada Andri. Lalu memblokir kontak lelaki itu dari semua aplikasi di handphone-nya.
Beberapa menit kemudian kereta pun datang, Karin bergegas masuk ke dalamnya. Seolah takut Andri akan datang dan mencegah kepulangannya kali ini. Setelah beberapa saat mencari, akhirnya Karin pun menemukan tempat duduknya. Karin menghempaskan tubuhnya ke bangku kereta, matanya menatap keluar dari jendela gerbongnya. Memperhatikan orang yang ramai berlalu lalang di peron stasiun. Jauh di lubuk hatinya ada harapan yang buru-buru di tepis, bersama desir nyeri teramat sangat di dalam rongga dadanya. Dua bening mengalir lagi, membasahi pipi tirus tanpa polesan make up itu. | | Cerpen Sedih Kisah Cinta Sedih Seorang Perawan Tua
Kereta pun akhirnya melaju. Meninggalkan semua kenangan Karin di sini. Karin sudah membulatkan tekad untuk mengakhiri semua lelah batin yang mendera selama ini. Menunggu bukan sesuatu yang menyenangkan. Dan 6 tahun menjalin hubungan bukan waktu yang sebentar untuk berharap sebuah kepastian arah dari satu hubungan. Ya, hari ini Karin memutuskan menerima perjodohan yang disodorkan orang tuanya. Entah bagaimana Karin akan melalui hari-harinya nanti. Yang dia tahu, Ayahnya pasti tidak akan memilihkan laki-laki sembarangan.
Karin menatap foto yang beberapa hari lalu dikirim istri kakaknya. Seorang lelaki dengan seragam dinas kantor pemerintah. Berwajah tampan, bahkan lebih tampan dari Andri kekasihnya. Tapi bukan karena itu Karin memutuskan menerima perjodohannya, tapi karena laki-laki itu yang muncul di mimpinya, setelah Karin ber istikharah.
Yang membuat Karin mantap memilih melepaskan Andri. Membuatnya berada di dalam kereta yang menuju kota kelahirannya senja ini. Dan kereta pun semakin jauh melaju meninggalkan Jakarta.
****
Andri menatap layar gawainya dengan perasaan tak karuan. Kecewa, marah, terluka menjadi satu. Hatinya berdenyut nyeri, tulisan yang dibacanya terasa seperti pisau yang mencongkel jantung dari rongga dadanya. Pesan WA yang dikirim wanita terkasihnya, setengah jam lalu.
ASSALAMUALAIKUM, MAS.....
MAS, AKU PULANG. JANGAN CARI AKU, JANGAN LAGI MENGHUBUNGIKU. AKU PUTUSKAN MENERIMA PERJODOHAN ITU, MUNGKIN SEPERTI INI JALAN KU, JALAN KITA.
MAAF, JIKA MELUKAIMU...
AKU TAHU, SEMUA YANG BERAWAL PASTI MEMILIKI AKHIR. DAN SEJAK AWAL AKU MENJALIN HUBUNGAN DENGAN MAS, AKU BERHARAP BISA MENGAKHIRINYA DENGAN SATU CERITA YANG INDAH. AKU SANGAT MENDAMBA MAS MENJADI IMAM DI SEGALA ASPEK KEHIDUPANKU. TAPI PADA AKHIRNYA AKU HARUS SADAR, ADA YANG LEBIH BERKUASA ATAS SEGALANYA. DAN AKU LELAH, HARUS MENUNGGU TANPA ADA KEPASTIAN YANG JELAS. AKAN KEMANA HUBUNGAN INI KITA BAWA, AKAN KEMANA KISAH KITA BERMUARA.
MAS, AKU PULANG. JANGAN CARI AKU, JANGAN LAGI MENGHUBUNGIKU. AKU PUTUSKAN MENERIMA PERJODOHAN ITU, MUNGKIN SEPERTI INI JALAN KU, JALAN KITA.
MAAF, JIKA MELUKAIMU...
AKU TAHU, SEMUA YANG BERAWAL PASTI MEMILIKI AKHIR. DAN SEJAK AWAL AKU MENJALIN HUBUNGAN DENGAN MAS, AKU BERHARAP BISA MENGAKHIRINYA DENGAN SATU CERITA YANG INDAH. AKU SANGAT MENDAMBA MAS MENJADI IMAM DI SEGALA ASPEK KEHIDUPANKU. TAPI PADA AKHIRNYA AKU HARUS SADAR, ADA YANG LEBIH BERKUASA ATAS SEGALANYA. DAN AKU LELAH, HARUS MENUNGGU TANPA ADA KEPASTIAN YANG JELAS. AKAN KEMANA HUBUNGAN INI KITA BAWA, AKAN KEMANA KISAH KITA BERMUARA.
MAS, BUKAN TAK SAKIT JIKA PADA AKHIRNYA AKU MEMILIH MELEPASMU. TAPI MUNGKIN INI YANG TERBAIK UNTUK KITA. MUNGKIN INI CARA ALLAH MENYADARKANKU, DARI KEKHILAFAN MENCINTAI SESEORANG YANG BELUM HALAL UNTUKKU SECARA BERLEBIHAN.
SEKALI LAGI MAAFKAN AKU.
TETAPLAH JADI MAS ANDRI YANG KU KENAL, YANG KU KAGUMI KARENA RASA TANGGUNG JAWABNYA,SIFAT PENYAYANGNYA, MAS ANDRI YANG LEMBUT DAN SABAR.
SEMOGA MAS ANDRI MENEMUKAN PENGGANTIKU YANG JAUH LEBIH BAIK. DAN BERJANJILAH UNTUK BAHAGIA MAS.
DOAKAN AKU JUGA, SUPAYA BAHAGIA DENGAN PILIHANKU.
WASSALAMU'ALAIKUM.
SEKALI LAGI MAAFKAN AKU.
TETAPLAH JADI MAS ANDRI YANG KU KENAL, YANG KU KAGUMI KARENA RASA TANGGUNG JAWABNYA,SIFAT PENYAYANGNYA, MAS ANDRI YANG LEMBUT DAN SABAR.
SEMOGA MAS ANDRI MENEMUKAN PENGGANTIKU YANG JAUH LEBIH BAIK. DAN BERJANJILAH UNTUK BAHAGIA MAS.
DOAKAN AKU JUGA, SUPAYA BAHAGIA DENGAN PILIHANKU.
WASSALAMU'ALAIKUM.
Andri mencoba menghubungi Karin beberapa detik setelah membaca pesan WAnya. Tapi nomer HP gadis itu sudah tak ada yang aktif. Dan Ia semakin lunglai ketika mengetahui semua akses komunikasinya sudah di blokir oleh Karin. Andri luruh ke lantai. Wajahnya ditutupi kedua tangannya, bahunya berguncang.
Penyesalan selalu datang terlambat, dan kadang tak menyisakan pilihan apapun. Bahkan pilihan untuk sekedar memperbaiki kesalahan yang sudah dilakukan. Dan Andri, sudah terlambat untuk menyadari kesalahannya. Setelah kehilangan Karin dari sisinya. | Cerpen Sedih Kisah Cinta Sedih Seorang Perawan Tua