Gadis itu mengintip ke pintu beranda sambil berdecak kesal.
Bisa-bisanya Erdogan datang dan menggendong boneka besar yang kini dipamerkan pada Arushi dan Rudra. Mending pura-pura tidak tahu kalau pemuda itu berkunjung. Baru ia balik badan, ketika suara adiknya melengking memanggil. | Cerpen Cinta Kirimkan Jodoh Sejati Hanya Untuk Arushi Part 7
"Kak Adiba ...," Arushi melongok ke arah kamar ibunya. "Kak Adiba ada yang datang ini. Bawa boneka segede gajah. Jangan mau ya, Kak. Rumah kita nggan punya tempat kosong lagi." Kalimat terakhir Arushi diselengi cekikikan.
Semburat merah menghias wajah Erdogan. Kesal. Gadis kurang kerjaan itu bisa jadi membuat Adiba batal memaafkannya.
"Eh!? Kamu sebelum teriak-teriak seharusnya difilter dulu. Jahat kamu memang." Satu jitakan mendarat di kepala Arushi.
Dua kali. Ini belum genap satu hari tapi sudah dua orang menjitak kepalanya. Apa hari ini akan jadi hari terburuk Arushi? Seraya mengusap kepalanya yang terlapisi kerudung pashmina hitam, ia menatap Erdogan tajam. Sampai rasanya bola mata itu akan melompat dari tempurung kepala.
"Kamu satu kali, Kak Rudra. Kamu juga satu kali Kak Erdogan. Kalian sebelum ke sini udah konspirasi menjitak kepala aku, ya?" Arushi cemberut sambil duduk lagi ke kursinya.
Rudra hanya bisa mengulur waktu untuk tidak memecah tawa karena wajah menggemaskan Arushi yang tengah manyun. Pandangannya tertumbuk pada Adiba tanpa sengaja. Gadis itu keluar dari kamar sedikit enggan.
"Nah itu dia!" Rudra berseru sembari menunjuk ke arah Adiba. "Ada yang kangen nih, Dib," adu Rudra. Tertawalah ia karena mendadak Erdogan jadi salah tingkah dengan muka memerah. Tidak hanya sendiri, Arushi pun ikut terbahak.
"Ehm ... Hai!" sapa Adiba setelah berada di muka pintu. Berkumpul dengan tiga orang yang saling ledek-meledek. Adiknya dan Rudra masih tertawa.
Tapi, lumayan sedikit turun frekuensinya.
Bingung. Erdogan harus berkata apa? Apa langsung minta maaf? Berbasa-basi? Atau kasih boneka dan berdiri dengan satu kaki menekuk, lantas bicara ke poinnya?
Karena sibuk bengong, Arushi melangkah lebar dari belakang Erdogan dan berhasil mendekap bonek wanita cantik milik pemuda itu. | Cerpen Cinta Kirimkan Jodoh Sejati Hanya Untuk Arushi Part 7
Mencium harum khas barang baru. "Untuk aku aja ya, Kak. Udah terlanjur jatuh cinta sama bonekanya," Arushi memelas dengan wajah dibuat-buat.
Seketika Erdogan tersadar dari kegusaran itu. Buru-buru ditarik frontal bonekanya dan tak sengaja menjatuhkan Arushi karena terkejut.
"Erdogan!" Rudra lalu bangkit. Menghampiri Arushi yang terjatuh dalam posisi duduk dengan badan memiring.
"Aku nggak sengaja." Erdogan membantu Arushi bangun. Jadi merasa bersalah juga dia. Di depan Adiba pula.
"Kamu gimana sih?" Adiba menepuk rompi panjang Arushi yang berdebu. "Bajunya jadi kotor. Nggak pa-pa, Ar?" tanya Adiba pada adiknya yang dibalas gelengan saja.
"Kamu hati-hati Erdogan. Seenaknya main tarik gitu. Kalo tadi kaki Arushi keseleo gimana?" omel Rudra. Ia akan menuntun Arushi duduk, tapi gadis itu menepis tangan Rudra yang siap menggiring.
"Udah nggak pa-pa, Kak. Lagian aku jahil banget sih," Arushi tersenyum lebar, "aku nggak beneran kok, Kak. Cuma lagi pengen iseng aja. Tapi, nggak tau siapa yang mau diisengin. Rupanya Kak Erdogan datang. Jadi korban deh. Hehehe ...." Ia cengengesan.
Adiba dan Rudra hanya melempar senyum tipis. Sebenarnya ia tidak terima meskipun itu tidak menggores luka di kulit Arushi. Namun, tetap saja Erdogan tidak bisa sekonyong-konyong asal tarik begitu.
Keadaan normal kembali. Erdogan mengumpat dalam hati. Pengen banget dia ngelihat Adiba ilfil sama aku. Nyengir-nyengir lagi. Ia mengontrol mulutnya untuk tidak mencerocos.
"Aku minta maaf ya, Dib," ujar Erdogan tiba-tiba. Sangat kentara wajah putih Adiba kaget. Menatap lurus ke arahnya. Biarlah. Ia menarik napas dalam. "Aku mungkin nggak tau gimana merangkai kata maaf yang indah. Aku nggak tau harus kasih apa sama seorang wanita kalo mereka sedang marah. Tapi ...." Erdogan merasa dadanya meletup-letup. Grogi. Tidak yakin terhadap permintaan maaf yang akan selesai diutarakan.
Diliriknya jam mungil di tangan Arushi. Hampir jam delapan. Toko seharusnya sebentar lagi sudah buka. Bergegas ia menuju kamar.
Fokus Erdogan tambah kacau mendengar derap berlari Arushi. Sedangkan Adiba tampak kikuk diperlakukan demikian di hadapan Rudra. Pandangannya lebih sering mengedar ke Rudra yang sedang tersenyum-senyum. Barangkali larut dalam suasana antara Erdogan dan Adiba.
Begitu Arushi sampai lagi di beranda, Erdogan sudah menjauh. Punggung gagah pemuda itu berjalan ke arah mobilnya. Arushi menatap Adiba dan Rudra bergantian. Dari wajah keduanya sama-sama tidak memberi Arushi jawaban. Adiba sudah memaafkan Erdogan atau belum? Tapi, boneka besar itu masih menyandar di dinding. Berarti Erdogan diampuni. | Cerpen Cinta Kirimkan Jodoh Sejati Hanya Untuk Arushi Part 7
- Bersambung -