Kenapa Setia Banget Sama Status Jomblo

"Bang!" suara cempreng, yang sudah menjadi rutinitas bagi Gue disetiap pagi di hari minggu, telah menggema di seantero gendang telinga Gue. | Cerpen Lucu Kenapa Setia Banget Sama Status Jomblo

Siapa lagi kalau bukan si Kutil Mini, si Cewek kecil yang hobby banget ganggu ketenangan mager gue di hari minggu ini, ingin sekali Gue nyumpel tuh mulutnya, ah! Mau gimana lagi itu gak bakalan Gue lakuin karena bagaimanapun juga Dia adek Gue.

"Bangun sih! woy," ucapnya kesal, mungkin dia sudah jengkel karena Gue belum juga bangun dari bobo ganteng Gue. Sebenarnya Gue dah bangun, cuman males gerak aja alias Mager.

"Berisik woy!"

"Panggil Mamah noh," kata si Kutil Mini, namanya sih Alika. Tapi Gue sering panggil Dia Kutil Mini, parah bener Gue.

"Iya bawel, sana luh!" usir Gue ke si Kutil Mini, yang dari tadi nangkring dengan gaya sok berkuasanya diambang pintu kamar Gue.

Gue tebak, pasti Nyokap Gue minta dianterin ke pasar. Tapi kali ini Gue ada merasa ada yang aneh dah, apa ya?

"Sat!" panggil Nyokap Gue ketika Gue sudah sampai di dapur, tempat yang menurut Gue adalah tempat yang paling keramat di rumah, ya isinya tidak jauh dari peralatan masak seperti wajan yang sudah gosong dan konco-konconya, Bagi Gue itu sudah terlihat horor.

"Apa Mah?" tanya Gue.

"Itu Sat, belanjaan Mamah di luar tolong dimasukin ya!" perintahnya. Tumben sekali Nyokap Gue dah belanja pagi ini. Biasanya kan dia minta diantetin sama Gue kalau mau ke pasar.

"Mamah, udah belanja?" tanya Gue keheranan, karena tak seperti biasanya.

"Iya, habis kalau nungguin kamu mah kelamaan," jawabnya dan pastinya benar sekali, kalau Gue itu sering ngaret kalau disuruh nganterin Nyokap ke pasar.

"Hehe..., Mamah kalau ngomong suka bener," kata Gue cengengesan, niatnya sih cuman modusin si Mamah biar gak marah.

"Udah sana bawa! Oh iya, ntar siang kamu anterin makanan ke tetangga baru ya, sebagai ucapan terimakasih karena udah nganterin Mamah ke pasar," kata Nyokap Gua yang panjang kali lebar, eh tapi apa tadi? Anterin makanan, Gue, ketetangga. Lah ko Gue sih, lagian Gue aja kagak tau kalau di kompleks ini ada tetangga baru.

"Mamah, mau pergi ke sekolahnya Alika, ada rapat orangtua katanya."

"Oh, yaudah deh."

"Orangnya baik, ramah, cantik lagi," kata si Mamah yang sudah seperti seorang Sales yang sedang menawarkan sebuah produk ke calon customernya.

"Jangan Mah! Sama si Jomblo mah, gak cocok," cerocos si Kutil Mini, yang entah kapan dia sudah duduk cantik aja di kursi makan.

"Apaan sih Luh Kutil? emangnya Gue mau gitu sama dia?"

"Siapa juga yang mau jodohin ka Mega sama Jomblo kaya Abang?" balas si Kutil Mini yang tak mau kalah debat deng Gue, dan ternyata namanya Mega. Yang katanya cantik itu, secantik apa sih Dia sampe dipuji sama Nyokap Gue.

"Sudah-sudah! sana Sat, ambilin belanjaannya, kamu juga Dek, siap-siap sana, katanya mau ikut" lerai si Mamah, ketika kami sedang beradu argumen, seolah sedang berdebat pemilihan Gubernur.

Nasib Jomblo, ya gini deh. Hari minggu stay aja di rumah, boro-boro dah hengout, atau ada yang ngajakin keluar gitu, memang nasib Jomblo yang kelabu di hari minggu.

"Eh buset! tadi kan si Mamah nyuruh Gue nganterin makanan ke tetangga baru," ucap Gue, spontan karena baru sadar kalau gue itu diamanatin buat nganterin makanan ke tetangga baru.

Dengan sangat terpaksa Gue bangun dari mager, berlari kecil ke arah dapur yang super kramat itu. Gue lihat di atas meja ada sebuah rantang yang mungkin itu maksud si Mamah, makanan yang harus Gue antetin.

Gue ambil dan langsung bergegas otw ke rumahnya si Mega, rumahnya memang gak jauh dari rumah Gue, hanya membutuhkan beberapa langkah saja sudah sampai.

Tok... tok... tok

Pintu itu dibuka dan tampaklah seorang perempuan, yang berperawakan seperti kudanil, eh sorry maksud Gue 'Gendut', atau subur lah biar gak marah tuh si ceweknya.

Gue fikir, Dia adalah Mega yang dimaksud mamah sama si Kutil, karena yang ada di rumah ini ya yang Gue lihat cuman dia doang. Ah apa si Mamah sama si Kutil Mini sudah katarak kali ya, orang gede kaya gini dibilang cantik, hadeh.

"Mega, ya?" tanya Gue, dia cuman diam gak menjawab pertanyaan Gue, fikiran Gue mulai berjalan. Biasanya kalau cewek ditanya dan gak dijawab itu artinya 'Iya', meskipun Gue Jomblo tapi kalau masalah kode-kodean mah Gue numayan peka lah.

"Ini dari Nyokap Gue," Gue kasih tu rantang yang gak tau iainya apaan, "... kata Nyokap Gue 'terimakasih udah mau nganterin Dia ke pasar'," lanjut Gue.

Dia amil rantang yang Gue kasih itu lalu, "Iya, sama-sama, btw makasih ya makanannya," katanya yang mengucapkan terimakasih kembali.

"Yaudah, Gue balik ya?" pamit Gue, males juga lama-lama sama si Kudanil, bisa-bisa Gue gepeng kalau nikah sama dia. Lah ko Gue mikir kesitu sih.

"Amit-amit," ucap Gue ketika fikiran Gue melambung keatas langit yang gak Gue harapkan.

Lanjutin lagi dah magernya. si Mamah juga belum pulang, enak tenan gak digangguin sama si Kutil Mini, hari ini memang jadwalnya Gue mager haha. niatnya sih mau tidur dan baru saja nih mata mau merem eh malah melek lagi gara-gara ada si Ubed temen Gue yang ternyata hari ini Gue ada tugas kelompok bareng Dia.

Apa begitu ngenesnya ya seorang Jomblo, sampe mau tidur aja harus aja ada halangannya.

"Eh nyet, Luh ko gak cerita-cerita sama Gue kalau ada tetangga baru yang cantik disini," cerocosnya yang kecewa dengan Gue.

"Mata luh, minus ya?" tanya Gue, karena Gue heran gak siMamah, Kutil Mini, sekarang si Ubed bilang kalau tetangga baru itu cantik.

"Alah ngeles aja luh, pasti luh gak mau punya saingan kan."

"Terserah dah, males Gue, cepet sih kerjain tugasnya dah tau ini hari besar mager Gue," ucap Gue males ngebahas si Kudanil yang katanya cantik, katarak luh semua.

Akhirnya tugas kelompok Guepun kelar, si Ubed juga udah pulang ke rumahnya, Mamah sama si Kutil Mini juga udah pulang ke rumah.

Malam ini Bokap, Nyokap, sama si Kutil Mini dan juga Gue pastinya sedang kumpul di ruang tengah.

Gak seperti biasanya Bokap Gue ada di rumah, biasanya dia sibuk bekerja dan akan pulang kalau ada hal yang sangat penting.

Dan katanya Bokap, Nyokap Gue mau ngenalin Gue sama seseorang malam ini, katanya sih gitu tapi menurut Gue itu cuman modus mereka aja mau ngejodohin Gue, jelas Gue tau dari dulu Bokap, Nyokap Gue itu hobby banget ngejodohin Gue, padahal Gue kan belum lulus kuliah, alasanya sih simple pengen cepet-cepet punya mantu dan cucu.

Ditambah lagi karena Gue setia dengan status Jomblo, membuat mereka sangat berniat menjodohkan Gue.

"Bang!"

"Sat!"

Panggilan yang membuatku lemas, lesu karena sudah beberapa kali harus aku ingatkan kepada Nyokap sama Si Kutil Mini kalau aku gak mau dipanggil seperti itu, ya jelas lah. Coba saja gabungkan dua sapaan itu 'Bang!'+ 'Sat!' = 'Bangsat!'.

"Kali ini kamu harus mau ya sama pilihan kita," ucap Nyokap Gue memulai pembicaraan.

"Ciee... Si Abang akhirnya mau otw nikah juga," si Kutil Mini itu menggoda Gue.

"Diem Luh," kata Gue agak risih, "emang Mamah sama Papah mau jodohin aku sama siapa?" lanjut Gue bertanya kepada mereka.

"Ciee... hah udah peka to kalau mau dijodohin."

"Sama Mega," kata Bokap Gue singkat, padat, dan jelas.

Jleb...

"APA! sama Kudanil yang gendut itu?" kaget Gue karena gak menyangka kalau Gue bakalan dijodohin sama si Kudanil.

"Hus, sembarang kamu kalau ngomong," kata Nyokap Gue yang tak percaya kalau Gue ngomong kenyataan kalau Mega itu gendut bak Kudanil.

"Apa-apaan ini, saya gak terima anak saya di sebut seperti itu!"

Ternyata orangtua Mega telah ada di rumah kami dan itu membuat pembicaraan Gue dengan keluargapun terdengar.

Gue tak melihat Mega malam ini, yang katanya Gue dengan nya akan dijodohin, tapi yang ada hanya sepasang suami istri dan seorang cewek yang sangat cantik.

"Perjodohan ini saya batalkan, tak terima saya menjodohkan anak ku dengan anakmu," kali ini Nyokapnya Mega berkata dan membatalkan perjodohan Gue dengan Mega.

Kenapa jadi begini, seharusnya Gue seneng dong gak jadi dijodohin sama si Kudanil itu. Tapi apa Nyokap nya Mega menunjuk cewek yang sedari tadi berdiri mematung yang enggan mengeluarkan suaranya, dan apa Dia bilang anaknya. apa mungkin Dia Mega, jadi selama ini aku salah paham dengan semua ini.

Akhirnya keluarga Megapun kembali pulang ke rumahnya, dan tak mau mendengarkan penjelasan dari pihak keluarga Gue. | Cerpen Lucu Kenapa Setia Banget Sama Status Jomblo

Sebenarnya Gue nyesel, ternyata yang dibilang Nyokap sama si Kutil Mini itu benar kalau Mega itu cantik.

Setia banget Gue sama status Jomblo ini baru juga mau on the way nikah, udah gak jadi aja.