"Keluarlah, dari zona nyamanmu. Mau sampai kapan berada di zona nyaman, dek?"
Pertanyaan yang kerap sekali ditanyakan kepada saya. Menurut mereka, Orang yang begitu menyukai kenyamanan adalah orang-orang yang cemen. Tanpa bisa melakukan apa-apa untuk diandalkan, dan hidup yang tak punya tantangan. | Cerpen Motivasi Keluarlah Dari Zona Nyamanmu Kawan
Dulu, saya adalah orang begitu introvert. Wanita yang pemalunya luar biasa, penyendiri dan tak berani membuka suara untuk orang yang tak saya kenal. Makanya dulu, saya tak pernah punya teman. Ketika mereka berkata salah, dan saya tahu itu salah,saya akan tetap diam. tak berani membuka argumen lebih jauh.
Berjalan saja, selalu menundukkan pandangan. Bukan karena mengikuti ajaran agama, tetapi lebih kearah takut wajah saya keliatan orang banyak! Bukan main begonya saya dulu. tapi bagi saya, itu zona nyaman yang aman.
Tapi, semakin dewasa, saya sadar apa yang dilakukan selama ini, salah. Keluar dari zona nyaman itu susahnya minta ampun! Harus perlu beberapa tahun untuk membuat saya menjadi seperti sekarang ini.
Sekarang, Saya yang dulunya pemalu ini, lebih berani menulis walau masih amatiran. lebih suka memulai percakapan dengan orang yang tak saya kenal. Lebih banyak teman Alhamdulillah daripada yang dulu. Dan yang dulunya saya tak berani membuka argumen, sekarang saya lebih menyukai berbicara di depan umum. Beberapa perlombaan saya menangkan, itu semua membuktikan bahwa saya sudah bisa keluar dari zona nyamannya saya selama ini.
Ketika mereka melontarkan pertanyaan diatas, mereka seperti menikam saya dengan pisau tak kasat mata. Mereka melukai saya, perasaan saya, dan Proses yang saya jalani selama ini.
Bagi saya, Keluar dari Zona nyaman itu tak harus dengan keluar rumah. Dengan saya bisa bangkit dari kemalasan, kegagalan dan kekalahan saya rasa saya bisa keluar dari zona nyaman.
Untuk mereka, | Cerpen Motivasi Keluarlah Dari Zona Nyamanmu Kawan
Jangan lagi tanyakan hal itu kepada saya. Untuk bisa seperti sekarang ini, saya harus melewati proses yang panjang, dan itu bukanlah hal yang mudah. Mengertilah, kawan.
Jangan lagi tanyakan hal itu kepada saya. Untuk bisa seperti sekarang ini, saya harus melewati proses yang panjang, dan itu bukanlah hal yang mudah. Mengertilah, kawan.