Kasih Tak Sampai Zara Kepada Evan

Bel tanda istirahat berdering.semua siswa mulai berhamburan keluar kelas.Zara tampak berjalan menuju perpustakaan.kaki jenjangnya mulai menyusuri setiap lorong rak buku.matanya tertuju pada sebuah buku yang berada dideretan paling atas. | Cerpen Sedih Kasih Tak Sampai Zara Kepada Evan

Dengan sedikit berjinjit dia mencoba meraih buku itu.tapi entah raknya terlalu tinggi / tubuh Zara yang terlalu pendek hingga tangannya tak dapat meraih buku itu.

Tiba-tiba ada sebuah tangan yang mengambilkan buku itu.Zara langsung membalikkan badannya.Zara kaget melihat siapa yang ada didepannya.Evan.cowo­k yang dia suka.

Evan menyodorkan buku yang ada ditangannya sambil tersenyum simpul.Zara seperti terhipnotis melihat senyum Evan.

Evan melambai-lambaikan buku yang ada ditangannya karena melihat Zara yang diam saja.

"Eh.trims" Zara mengambil buku yang ada ditangan Evan.

"Loe Zara kan anak kelas 2-3"

Zara mengerutkan keningnya."Iya kok loe tahu?"

"Ya tahu lah.eh loe ngapain ngambil buku itu?"

"Oh ini gue dapet tugas dari Bu Intan"

"Em ya udah selamat mengerjakan ya.gue pergi dulu" Evan melambaikan tangannya.

Zara hanya mengangguk.entah mimpi apa Zara semalam hingga dia bisa ngobrol sama Evan.

Perbincangannya dengan Evan masih terbayang dikepalanya hingga tanpa sadar Zara tersenyum sendiri ditengah pelajaran.lamunannya­ terpecah ketika sebuah kertas terlepar mengenai mukanya & terjatuh dimejanya.

"jangan senyum-senyum pas pelajaran pak jono ntar loe dikira naksir dia lagi" Zara lalu melihat kearah Mega.dia sangat hafal kalau itu tulisan sahabatnya sejak kecil itu.Mega cekikikan sambil menutup mulutnya.Zara hanya menunjukkan tanganya yang terkepal.

Zara menyandarkan punggungnya ditaman sekolah.dia tampak sangat fokus dengan buku yang ada ditangannya.konsentr­asinya terbuyar saat sebuah bayangan terlihat didepannya.Zara mengangkat kepalanya.

"Evan" Zara tampak heran sekaligus terkejut.

"Serius banget" Evan duduk di samping Zara.

Zara hanya tersenyum simpul meskipun dalam hatinya dia ingin berteriak karena senang.

"Tumben sendiri biasanya loe sama temen loe?"

Zara mengerutkan kening."Mega?dia lagi dikelas" Zara kembali membaca bukunya.

"Loe udah lama temenan sama dia?"

"Em lumayan sih.udah hampir 5 tahunan"

"Oh ya? Lama juga ya"

Zara hanya manggut-manggut.

"Oh ya rumah loe dimana?"

"Diperumahan sentosa?"

"Serius?gue di jl sudirman lho.berarti deket dong rumah kita"

Wajah Zara tanpa sadar berbinar.entah karena dia bertanya rumah Zara atau mengtahui bahwa rumah mereka dekat.

"Oh ya kalau Mega juga di sentosa?"

"Enggak dia di abadi"

"Beda arah ya brarti".Zara hanya manggut-manggut.

Kini Zara mulai semakin sering bertemu & sering ngobrol dengan Evan.

"Hey" sapa Evan sambil menarik kursi kantin

"Oh hey" jawab Zara yang terkejut mengetahui kehadiran Evan

"Loe suka baca buku ya?"

"Tau dari mana?" Tanya Zara heran.

"Ya setiap gue liat loe pasti lagi baca buku" jawab Evan sambil melirik buku yang ada di depan Zara.

"Ya lumayan sih.abis baca buku itu seru.gue bisa ngebayangin jadi pemeran utamanya & melakukan hal yang nggak pernah terduga gitu"

Evan tersenyum mendengar jawaban Zara."imajinasi loe tinggi juga ya"

Zara hanya tersenyum mendengar komentar Evan.

"Kalo temen loe sukanya apa?"

"Mega?"

Evan mengangguk beberapa kali.

"Dia suka belanja kesalon renang"

"Trus-trus dia orangnya gimana sih?" Evan tampak antusias.

Zara mengerutkan keningnya.kenapa setiap Evan bertanya tentang dirinya dia selalu mengarah ke Mega.apa maksud Evan sebenarnya."Loe sebenernya pengin tahu tentang gue apa Mega?" Tanya Zara sembari menyipitkan matanya.

Evan hanya nyengir & menggaruk kepalanya yang Zara yakin tak gatal.

"Loe suka sama Mega?" Tanya Zara dengan tatapan penuh selidik.

"Menurut loe?"Evan malah balik bertanya.muka Evan kini berubah sedikit merah seperti orang malu.

Sekarang Zara tahu mengapa Evan mendekatinya.ternyat­a karena Mega.Zara merasakan sesak didadanya tenggorokannya seperti tercekik hingga membuatnya sulit bernafas.Zara menghirup udara dalam-dalam untuk mengisi udara di paru-parunya yang hilang entah kemana.Zara membuang nafasnya perlahan & mulai mengatur detak jantungnya yang tak bekerja normal.

"Okey jadi apa yang bisa gue bantu?" Zara menatap wajah tampan Evan.Zara tak dapat memalingkan wajahnya dari wajah teduh Evan meski kini hatinya ingin menampar wajah itu agar Evan sadar bahwa ada hati yang telah ia lukai.

"Loe serius mau bantuin gue?" tanya Evan dengan mata berbinar seolah mendapat doorprize sebuah mobil.

"Em" Zara tersenyum sambil menganguk.mungkin Evan tidak sadar jika senyum yang diberikan Zara adalah senyum palsu. | Cerpen Sedih Kasih Tak Sampai Zara Kepada Evan

Zara melangkah menuju kelasnya dengan malas.pupus sudah harapannya untuk mendapatkan hati Evan.ternyata laki-laki itu mendekatinya hanya untuk mempermudah jalannya mendapatkan Mega.

Zara melempar bukunya kemeja & menenggelamkan wajahnya di lengan yang ia letakkan dibangkunya.ternyata­ seperti ini rasanya patah hati.rasanya dadanya sangat sesak hingga membuatnya sulit untuk bernafas.berkali-kal­i ia memukuli dada kirinya beharap sakitnya akan segera hilang.tapi Zara salah tak semudah itu menghilangkan rasa sakit itu.

Zara selalu mendengarkan cerita Mega tentang semua keromantisan yang Evan berikan.tentang Evan yang selalu menggombalinya memberinya sureprize & bla bla bla.

"Ra Evan apa marah ya sama gue kok dia belum kasih kabar sih?" Mega menyandarkan kepalanya dibangku taman & memandangi ponselnya.

Zara meletakkan novel yang dibacanya sedari tadi kepangkuanya.

"Loe udah jadian sama Evan?"

"Belum sih"

"kemarin kok gue liat dia nganterin loe sambil pegangan tangan?"

Mega hanya senyum-senyum sendiri mendengar pertanyaan Zara.tak beberapa lama Evan datang.

"Hai"sapa Evan dengan senyum menawannya.

Zara tampak kikuk melihat Evan.beberapa hari ini sebenarnya Zara sedang menghindari Evan.dia tidak mau perasaannya bertambah besar & hatinya semakin sakit diwaktu yang bersamaan.

"Em gue ke kantin dulu ya" Zara berdiri dari duduknya.

"Kitakan tadi dari kantin Ra" Mega mengerutkan kening heran.

"Gue tiba-tiba haus lagi.duluan ya" Zara tampak melirik Evan sekilas lalu pergi.

Seorang siswa dengan wajah menawan nampak memasuki perpustakaan sekolah.beberapa siswi tampak memperhatikannya dengan senyum kegirangan serta ada juga yang saling berbisik.

Mata coklat siswa itu terus menyapu seluruh isi perpustakaan.matanya­ berhenti pada obyek yang sedari tadi ia cari.sesosok siswi dengan rambut yang dikucir kuda serta poni yang menutupi dahinya.bola matanya tampak bergerak dari kiri kekanan.

"Zara" sapa pemuda itu tepat disamping telinganya.

Zara tersetak hingga menaikan bahunya karena terkejut.dia lalu menghadap kesamping melihat siapa yang mengagetkannya.raut wajah Zara kembali terkejut melihat siapa yang ada disampingnya.Evan.ta­pi beberapa detik kemudian raut wajah Zara berubah menunjukkan expresi bingung hingga dahinya berkerut meskipun tak terlihat karena tertutup poninya.

"Gue butuh bantuan" kata Evan yang mengerti tatapan bingung Zara.

Zara melihat sekeliling.tampak beberapa orang melihat kearah mereka.Zara lalu melihat kearah Evan seperti memberi isyarat 'ikuti aku' Zara lalu keluar dari perpustakaan diikuti Evan.

Ketika sampai didepan perpustakaan Zara membalikkan badannya.

"Gue pengin nembak Mega"

Deg.jantung Zara seakan berhenti berdetak.suara disekitar Zara menguap hilang entah kemana hatinya hancur.benar-benar hancur.Zara mencoba menahan air mata yang hampir memenuhi matanya.

"So?" Akhirnya 2 huruf itu keluar setelah Zara dengan susah melepaskan cekikan gaib yang menyerang lehernya.

"Gue butuh bantuan loe buat bikin konsep saat nembak Mega.gue bener-bener gugup sampek gak punya ide sama sekali.mau ya.please" Evan meraih kedua tangan Zara & menatap Zara dengan tatapan memohon.

Dan dengan gampangnya Zara mengangguk.Evan melompat gembira tanpa melepaskan pegangan tangannya pada Zara.Zara hanya tersenyum kecil melihat kelakuan Evan.beberapa siswa yang berlalu lalang hanya menatap aneh kearah Evan.

Zara berdiri didepan sebuah restaurant yang bernuansa romantis dia melihat Mega & Evan yang tampak berbincang serius.seorang waiter datang membawakan sebuah menu yang ditutup.Mega tampak heran lalu Evan memberikan isyarat untuk membuka menu itu.Mega menutup mulutnya ketika membaca tulisan "maukah kamu jadi pacarku?"

"So?" Tanya Evan tak sabar menunggu jawaban Mega.Mega hanya mengangguk malu.Evan tersenyum lega.

Evan menyatukan jari telunjuk & jempolnya disebelah pahanya lalu melihat kearah Zara yang ada diluar.

Airmata Zara yang sedari tadi hanya berkumpul di pelupuk matanya kini mengalir melalui pipi mulusnya.pundaknya naik turun menahan isakannya.Zara membalikkan badannya berjalan menjauhi restaurant.hatinya yang sudah hancur kini semakin hacur & menjadi kepingan yang tak mungkin bisa kembali kebentuk semula.Zara hanya bisa berharap semoga hatinya bisa cepat menemukan seorang yang bisa mencintainya & melupakan Evan. | Cerpen Sedih Kasih Tak Sampai Zara Kepada Evan