Kamu Dan Kalian Semua Kapan Mau Menikah

Atmo, laki-laki yang berusia hampir kepala tiga itu terbangun dalam tidurnya di tengah malam, karena suara gemericik air hujan yang datang tiba-tiba di sertai angin kencang.

                    Dia menggeliat dan mengusap wajahnya mengumpulkan segenap kesadaran, sambil menggaruk-garuk kepalanya. | Cerpen Lucu Kamu Dan Kalian Semua Kapan Mau Menikah 

Jam dinding menunjukkan pukul 02.15 dini hari. Suasana rumah tampak sepi, hanya ada suara gemericik air hujan dan suara-suara jangkrik yang menemani heningnya malam. Lelaki itu langsung beranjak bangun dari tempat tidurnya menuju kamar mandi. Adiknya, Asa masih tertidur pulas di kamarnya.

Krrriiieett ... Terdengar suara pintu kamar terbuka. Atmo mulai melangkah memasuki kamar Asa. Terlihat sang adik tertidur pulas, dengan balutan selimut warna biru tua bergambar tokoh animasi Naruto, Uchiha Sasuke dengan pedang yang dipegangnya.

'Hmm, jadi gak enak nih mau bangunin' ucap Atmo di batinnya.
Krrriiuuk .. suara perut Atmo yang lapar.

"Udah, ah. Bangunin aja" Atmo bergegas memasuki kamar Asa dan membangunkannya.

"Sa, Sa!" Atmo membangunkan Asa.
"Eemmh ... Apa sih, Mas?" Balas Asa dengan kesadaran yang belum terkumpul sepenuhnya.
"Bangun, yuk! Temani Mas makan. Mas lapar, nih!" Ucap Atmo.
"Emooh ...!' Asa menolak ajakan itu, seraya kembali tidur berpaling dari Atmo.

"Ya udah, besok gak jadi Mas beliin jaket jaket gambar clan Uchiha" Ancam Atmo sambil meledek

"Huwaah ... yo wes, ayo aku temani!" teriak Asa spontan
"Makanya cepet cari istri, biar gak usah repot-repot bangunin aku!" Asa meledek sang kakak sembari merapikan selimutnya.

Sesempatnya Atmo mengambil bantal guling, dan melemparkannya ke wajah Asa

Buuk ...!

"Anak kecil tau apa, sih?!" Ucap Atmo sambil melirikkan matanya dengan tajam.

***

Siang harinya, saat Atmo hendak pulang kerja, tiba-tiba datang seorang lelaki paruh baya yang mengantarkan undangan untuknya. | Cerpen Lucu Kamu Dan Kalian Semua Kapan Mau Menikah 

"Ini, Mas. Undangan dari anaknya Pak Wiro." Lelaki itu menyodorkan undangannya dan bergegas balik arah.

"Wibobo dengan Istiqomah" Atmo membaca isi undangan itu, "Duuh, acaranya 4 hari lagi, nih. Masa mau hadiri acara pernikahan tanpa pasangan sih" Atmo menggerutu sambil memanyunkan bibirnya.

***

4 hari berlalu dan tepat jam 11.00, Atmo bersiap menghadiri acara pernikahan teman seperjuangannya. Baju batik dikenakannya, dan menyemprotkan parfum pada permukaan bajunya. Rambutnya disisir rapi, walau biasanya dia jarang sisiran.

Atmo pun tiba di acara pernikahan itu. Ia langsung bergabung dengan teman-temannya yang telah lebih dulu datang.

"Mo, duduk sini aja!" Pinta Aan, teman SMPnya dulu.
"Ok, An." Atmo duduk tepat di samping Aan.
"Kapan nikahnya, Mo?" Tanya Aan, memulai percakapan.
"Nantilah, tunggu waktu. Sekarang jodohnya belum datang." Balas Atmo, tersenyum malu sambil menghisap rokok yang terselip di jarinya.

"Udah ada calonnya, belum?" Heri yang ada di depannya ikut nimbrung
"Sebenarnya, sih Mau menyatakan sama si cewek, tapi trauma sama jawaban cewek-cewek yang dulu. Biasanya pada nolak dengan alasan mau fokus inilah, mau fokus itulah" Jelas Atmo mulai kesal
"Nih, Mo. Kalo ada cewek udah akrab, langsung pepet, Mo. Jangan sampai kendor dikit!" Ujar Aan sambil menepuk keras pundak Atmo.

"Gimana mau dipepet, setiap kali mau PDKT pasti langsung diembat sama teman sendiri" Emosi Atmo mulai menaik.
"Yo wes, yo wes. Yuk, nonton orkes, bentar lagi biduannya datang tuh!" Ajak Heri pada Atmo dan Aan.

***

Atmo, Heri, dan Aan duduk tepat di depan panggung. Para biduan-biduan nan cantik dengan polesan make up mulai menaiki panggung. Mata Atmo terpaku pada biduan yang berbaju merah itu. Sepasang matanya tak henti-henti memperhatikan biduan tersebut. Biduan itu pun mulai bernyanyi, Atmo berharap sang biduan membawakan lagu untuk menghibur dirinya.

Suara irama musik mulai terdengar, biduan itu pun mulai bernyanyi "Aku durung rabi, sek bujang sek bujang ... ra ono sing gelem di rabi sek bujang sek bujang ... pengin cepet rabi masio rondo ra perawan, sing penting ku bahagiaa ..."

Seketika Atmo langsung menghela napas panjang, sambil bergumam " lagunya, uuh ... menusuk banget!"
Teman-teman Atmo spontan langsung tertawa bersama

"Hahaha ..."

" Makanya cepet cari pasangan,Mo!" Heri meledek Atmo, sambil menahan tawa.

"Diem, Ah! Udah, dengerin tuh biduannya lagi nyanyi!" Kata Atmo sambil mengerutkan kedua alis tebalnya.

"Yen ono kancaku rabi ... oh tambah ngenes ning ati ... wayah nekani resepsi ... oh malah ngisin-ngisini ..." Biduan itu melanjutkan nyanyiannya.

Atmo makin kesal dan bergegas meninggalkan panggung itu
"Arrgh ...! Lagunya bikin nyesek aja!" Dengan nada jengkel sambil meninggalkan teman-temannya dan pergi pulang

***

Braak! Terdengar suara keras saat Atmo membanting pintu.

Sontak, Asa pun terkejut dan tak sengaja ponsel yang ia pegang terbanting keras

"Kenapa sih, Mas?!" Ucap Asa dengan cemberut sembari mengambil kembali ponselnya yang jatuh.

"Sa ... !" Seru Atmo keras
"Apa sih, Mas?. Kurang obat apa kelebihan obat?!" Sambung Asa "Kumat nih penyakitnya" ledek Asa.

"Penyakit apaan, sih?!" Tanya Atmo bingung, sambil melepas sepatunya.
"Gilaa ...!" Ledek Asa spontan.

Atmo masuk ke kamarnya, sambil mendobrak pintu.

Braak!

"Kapan nikah, Sa?!" Teriak Atmo.

"Lho, kok aku?" Gumam Asa, lalu Asa membalikkan tubuhnya, perlahan matanya melirik pembaca cerpen ini, sambil berbisik "Hey, kamu pembaca cerpen ini.

Kapan Nikahnya?" | Cerpen Lucu Kamu Dan Kalian Semua Kapan Mau Menikah