Kamu Bagaikan Pesona Pelangi Di Ujung Senja Part 4

" Bu sesulit ini kah jalan hidupku, tak cukup kah kehilangan ibu dan ayah menjadi titik yang paling menyakitkan? Kenapa harus kurasakan lagi pedih itu?, Luka kehilangan kalian belum sembuh kenapa harus kurasakan lagi luka yang lain?" Vania kembali menggoreskan buku diary nya dengan coretan-coretan tangan meluapkan semua yang ada dihati. | Cerpen Cinta Kamu Bagaikan Pesona Pelangi Di Ujung Senja Part 4



Vania merasa kesepian dan hanya buku satu-satunya tempat ia meluapkan isi hati.Sebenarnya Vania memiliki Rendi adik bungsu ayahnya hanya saja Rendi lebih muda dari Vania. Seharusnya Rendi lah yang menjadi wali disaat Vania menikah dengan Reza tapi vania tidak tahu keberadaanya.

Vania bergegas menutup buku diarinya ketika waktu menunjukkan pukul delapan malam, wanita itu lupa ada Reza dirumah yang harus dipersiapkan segala kebutuhannya.

Vania mencari Reza ke kamar tapi Reza tidak ada ternyata lelaki itu ada di taman duduk seorang diri hanyut dalam lamunan.

"Mas, makan yuk, aku udah selesai masak." Vania mencoba duduk di bangku yang sama dengan Reza.

" Aku tidak lapar, makan lah sendiri" Reza sama sekali tidak menoleh wanita yang duduk disampingnya.

‌" Aku tahu mas kecewa, aku pun begitu tapi tidak ada hal lain yang dapat kulakukan selain membahagiakan ibu di akhir hayatnya, aku hanya menjadi duri dalam daging bagi orang tuaku hingga aku tahu ibu terkena penyakit itu, aku melihat ibu berteman sakit dan mencoba menerima kenyataan, waktu itu aku berjanji pada ibu akan kulakukan apapun yang ibu mau dan ibu ingin aku bahagia bersama mas reza", walau kenyataanya malah sekarang aku jadi duri dalam daging buat kamu" Vania menunduk lemas air matanya jatuh tak bisa dibendung.

‌"sudah lah, semua sudah terjadi, aku akan berusaha mendapatkan Gita lagi setelah itu menceraikanmu." Reza menatap sinis wanita yang duduk disampingnya lalu melangkah pergi.

Vania kembali meneteskan air mata " baru seminggu sudah sesakit ini, apalagi bertahun-tahun" ucapnya dengan nada yang begitu kecewa.
" Bukan sabar namanya kalau masih berbatas" Vania kembali bergumam pada dirinya sendiri sambil mengelap air mata dengan ujung lengannya.

Wanita itu bangkit menghampiri Reza di meja makan. Menemani Reza makan di meja yang sama walau dalam hening.

***

Berkali-kali Reza mencoba menghubungi Gita tapi gadis itu menutup semua akses untuk dirinya, mulai dari nomor hp, wa, line, path bahkan Instagram tapi Reza tidak berhenti, hampir setiap hari Reza menyambangi rumah gadis itu tapi selalu di hadang dua orang satpam.
Dengan rasa kecewa reza melampiaskannya ke karoeke dan berakhir pada minum alkohol. Reza menghubungi lagi teman-teman masa kuliahnya dan pelan-pelan jauh dari Seno.
Seno menyayangkan sikap Reza pada Vania, tanpa sadar Seno menyimpan rasa pada istri sahabatnya, hampir setiap hari Vania datang ke kantor Reza hanya untuk membawakan bekal makan siang dan makan siang itu berakhir ditangan cleaning service di kantor Reza, Seno mengetahui perbuatan Reza namun dia tidak tega harus menyampaikan kepada wanita itu, seno seakan ikut merasakan kepedihannya Vania.

Suatu hari Vania berpapasan dengan Seno Dikantor.

" Mas Seno, apa kabar? Sapa Vania saat melihat Seno didepannya

" Baik, kamu Van? Gimana Reza? Seno berusaha tenang mengendalikan dirinya.

" Kalian sering lembur ya? mas Reza hampir setiap malam pulang subuh, tapi selalu dalam keadaan mabuk" Vania menundukan pandangannya. | Cerpen Cinta Kamu Bagaikan Pesona Pelangi Di Ujung Senja Part 4



" Eh.. iya Van maaf ya" Seno berusaha menutupi kelakuan Reza pada Vania.



" Oh.. yaudah gak papa, Vania balik dulu ya mas" Vania pamit pulang pada Seno.

"Oh oke, hati-hati Van" ada desiran-desiran halus di dada Seno saat berhadapan langsung pada Vania tapi dia ragu apakah itu cinta tau hanya perasaan kasian.

***

" Za, Lo sering mabuk sekarang? Seno menepuk pundak Seno saat mereka bertemu diparkiran kantor.

" Tau dari mana Lo?" Reza memalingkan pandangan ke arah Seno.

" Adalah... " Lo kenapa?

" Gita mutusin semua akses komunikasi, pusing gua" Reza menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

" Udah lah za, ada Vania istri lo" Seno berusaha mengingatkan tentang Vania.

"Reza....." Ada seseorang yang memanggil Reza dan kedua lelaki itu pun berhenti menoleh kearah suara itu.