Sebelum subuh aku terbangun. Sekitar jam 3 atau setengah 4. Lampu sudah menyala. Lilin sudah habis tinggal sisa2 lelehannya. | Cerpen Misteri Jangan Bakar Terasi Saat Senja Di Kalimantan Part 3
Karena kami terbiasa tidur dengan lampu padam maka yg nyala hanya lampu dapur dan lampu teras.
Rasanya sejuk terkena semilir angin dari kipas di pojok ruangan.
Mendadak aku merasakan ada yang aneh.
Seperti ada yang memperhatikan.
Aku melihat sekeliling sambil berusaha membangunkan suamiku.
Nyenyak banget tidurnya ditambah makin nyaring suara ngoroknya.
Bulu kudukku meremang... pangkal ujung kaki terasa dingin merambat naik ke atas.
Aku khawatir wanita bergaun putih itu muncul lagi. Lantas aku perhatikan sekeliling kelambu.
Aku khawatir wanita bergaun putih itu muncul lagi. Lantas aku perhatikan sekeliling kelambu.
Tapi... diatas lemari di pojok kanan seperti ada yg aneh.
Kayaknya ada bola basket atau bola sepak atau bola volley disana.
Aku berfikir sejak kapan suamiku beli bola?
Tadi sore kayaknya belum ada apa2 diatas lemari itu.
Kayaknya ada bola basket atau bola sepak atau bola volley disana.
Aku berfikir sejak kapan suamiku beli bola?
Tadi sore kayaknya belum ada apa2 diatas lemari itu.
Makin aku perhatikan kok makin merinding yaaa.
Tidak lama aku sadar di sekeliling bola itu seperti ada rambut menjuntai.
Aku menggoyang tubuh suamiku bermaksud menanyakan perihal bola itu.
Belum sempat suamiku bangun... ada mobil lewat di jalan dan lampu sorot nya menyeruak masuk lewat jendela.
Dan aku baru sadar bahwa yang sebelumnya aku kira bola itu adalah kepala.
Lengkap dengan taring berlumuran darah dan mata bersinar merah.
Lengkap dengan taring berlumuran darah dan mata bersinar merah.
Seketika aku pingsan saat itu juga....
Entah karena kecapean atau tekanan batin akibat penampakan-penampakan tadi malam akhirnya aku bangun kesiangan.
Dan lagi-lagi aku terbangun dalam keadaan sendiri.
Cepat-cepat aku raih hp lantas menelepon sang suami.
Dan lagi-lagi aku terbangun dalam keadaan sendiri.
Cepat-cepat aku raih hp lantas menelepon sang suami.
"Ayah kemana ? Kok aku ditinggal sendirian? " aku merajuk.
"Ayah kerja, sayang. Adek tadi tidurnya pulas banget. Ayah gak tega bangunin. Ayah udah buat sarapan di dapur. makan yaaaa..."
Aduhai yang tadinya mau marah jadi hilang deh kesalnya.
Telpon ditutup dengan permintaan cepat pulang dan hati-hati di jalan.
Usai menutup hp, aku termenung sebentar.
Berusaha mengingat-ingat semua kejadian tadi malam.
Telpon ditutup dengan permintaan cepat pulang dan hati-hati di jalan.
Usai menutup hp, aku termenung sebentar.
Berusaha mengingat-ingat semua kejadian tadi malam.
Nyata atau mimpi, ya?
Aku bersegera mandi dan berganti pakaian.
Lantas kembali teringat kejadian demi kejadian tadi malam.
Lantas kembali teringat kejadian demi kejadian tadi malam.
Mulai dari penampakan seseorang di rumah tamu yang aku kira suamiku, suara anak ayam, wanita bergaun putih melayang berusaha menggapai kelambu serta kepala diatas lemari.
Huff
Sedang asyik melamun, perutku berbunyi krucuk-krucuk.
Ternyata aku lapar pemirsaaaa.
Bangkitlah aku menuju dapur.
Membuka tudung saji di meja makan... menemukan nasi goreng ikan asin dan sambel terasi kesukaanku.
Sedang asyik melamun, perutku berbunyi krucuk-krucuk.
Ternyata aku lapar pemirsaaaa.
Bangkitlah aku menuju dapur.
Membuka tudung saji di meja makan... menemukan nasi goreng ikan asin dan sambel terasi kesukaanku.
Usai makan aku bingung bagaimana caranya ke minimarket karena motor satu-satunya dipakai sang suami sementara ada beberapa kebutuhan yang harus aku beli.
Aku beranjak ke rumah tetangga terdekat... bermaksud meminjam motor.
"Assalamualaikum " salamku
"Wa'alaikumsallam " jawab tetanggaku
"Anu cil bolehkah pinjam motor sebentar nah, Ulun handak (saya mau pergi ) ke simpang sebentaaaar aja" rayuku penuh harap. | Cerpen Misteri Jangan Bakar Terasi Saat Senja Di Kalimantan Part 3
"Oiya boleh,silakan" katanya sambil menjulurkan kunci motornya.
Belum juga aku terima kunci motornya, mendadak tetanggaku seolah teringat sesuatu lantas bertanya padaku.
"Cil tadi malam kenapa menangis depan rumah ? Pas mati lampu lagi... bertengkar kah sama bapaknya ? "
Aku tertegun, tanganku menggantung diudara.
Bahkan kunci yang diulurkan tetanggaku sampai terjatuh ke lantai.
Bahkan kunci yang diulurkan tetanggaku sampai terjatuh ke lantai.
Tersadar... Aku cepat-cepat meraih kunci tersebut di lantai.
Tetanggaku melanjutkan.
" kalau ada perlu apa-apa kerumah ajalah cil, pian kan urang baru disini ( anda kan orang baru disini). Kadada keluarga kadada saudara (tidak punya keluarga tidak punya saudara) sorangan (sendirian ) aja ikut suami"
Aku masih bengong... menganggukkan kepala lantas mengucapkan salam.
Aku permisi sambil menaiki motor dan menuju rumahku.
Mengambil tas berisi dompet dan juga hp.
Aku kunci pintu lantas bergegas pergi. Sepanjang perjalanan aku terus berfikir.
Aku cari tempat ramai lantas menelepon sang suami.
Aku permisi sambil menaiki motor dan menuju rumahku.
Mengambil tas berisi dompet dan juga hp.
Aku kunci pintu lantas bergegas pergi. Sepanjang perjalanan aku terus berfikir.
Aku cari tempat ramai lantas menelepon sang suami.
"Ayah tadi malam dengar suara nangis kah ?"
"Lho kok tau dek? "
"Tetangga sebelah rumah katanya dengar aku nangis depan rumah tadi malam pas mati lampu"
"Iya dek, pertama ayah kira adek cuma main-main nangis buat nakutin. Tapi pas ayah noleh ke adek.... gak lama ayah dengar suara ketawa sementara ayah liat adek diam aja. "
"Trus di jendela ayah ada liat apa sampe bengong gitu tadi malam" berondong pertanyaanku saking penasaran nya.
"Anu dek, ayah liat pocong"
Spontan hp terlempar dari tanganku. Aku bergidik ketakutan padahal saat itu masih siang dan aku berada di tempat ramai.
Aku pungut kembali hp ku lantas melanjutkan.
"Kamu kapan pulang yah ? Terus aku gimana ? Aku takut nah sendirian dirumah... kamu tau lah tadi malam aku liat cewek baju putih sama kepala di atas lemari"
Suamiku terdengar gusar.
"Kamu tunggu aku dirumah Julak ya. Sore atau malam aku baru bisa pulang. Banyak kerjaan nah dek"
"Kamu tunggu aku dirumah Julak ya. Sore atau malam aku baru bisa pulang. Banyak kerjaan nah dek"
Telpon ditutup dan aku makin galau.
Aku pacu motorku ke rumah Julak( kakak suami ku. Dipanggil Julak untuk membiasakan para keponakan)
Lantas memutuskan untuk menceritakan semua kejadian tadi malam.
Julak yang mendengar ceritaku hanya manggut-manggut lantas bertanya.
Lantas memutuskan untuk menceritakan semua kejadian tadi malam.
Julak yang mendengar ceritaku hanya manggut-manggut lantas bertanya.
"Kamu lagi hamil muda kan Ndah? "
"Iya bu" jawabku bingung.
Bukankah dia sudah tau kalau aku lagi hamil?
Bukankah dia sudah tau kalau aku lagi hamil?
Ketika testpack menunjukkan hasil positif kami sontak memberitahukan semua keluarga perihal berita bahagia itu lantaran sudah lama sekali sejak menikah kami belum dikaruniai anak.
"Coba ingat-ingat tadi malam ada bakar terasi atau goreng ikan asin ?"
Degh, aku tersentak... iya suamiku tadi malam dan pagi ini bikin nasi goreng ikan asin dan bikin sambel terasi.
"Apakah ada hubungannya bu ?" Tanyaku penasaran.
"Endah kamu orang kota, gak ngerti hal begini. Kamu kan tau di belakang rumah itu masih hutan. Itu tempat berdiam MEREKA".
"Nah dengan kamu bakar terasi atau goreng ikan asin itu sama saja seperti mengundang mereka untuk datang. Apalagi kamu hamil muda gini. Pas lagi harum-harumnya kaya mangga mateng dipohon.
Kira-kira seperti itulah perumpamaan nya" jelasnya panjang lebar.
Kira-kira seperti itulah perumpamaan nya" jelasnya panjang lebar.
Aku berusaha membela diri.
"Yang goreng ikan asin sama bakar terasi itu bukan aku lho Julak, tapi sang suami."
Terdengar Julak menghela nafas berat.
"Adikku satu itu memang gak pernah percayaan hal gaib sedemikian, tapi dia lupa kalau kali ini dia punya istri hamil muda sehingga jadi sasaran empuk mahluk astral tersebut."
"Terus jadi gimana dunk Julak? Aku takut nah pulang ke rumah "
"Ya sudah kamu disini aja dulu, tunggu suamimu jemput aja baru kamu pulang, oke ? " Julak menawarkan.
"Okeeeee Julak syukur alhamdulillah " jawabku lega.
Segera aku menelpon sang suami dan menyampaikan bahwa aku menunggunya di rumah Julak.
Mengenai motor tetangga yang aku pinjam, aku meminta tolong pada anak lelaki Julak untuk mengembalikan motor tetangga tersebut. Tidak enak rasanya karena tadi pas pinjam kan aku berjanji cuma sebentar.
Suamiku mengiyakan sambil mengatakan bahwa mungkin pulang nya agak malam dikarenakan kali ini dia harus bekerja di tempat yang lumayan jauh sehingga memakan waktu di perjalanan pulang.
Seusai isya aku mengantuk dan memohon ijin untuk tidur sembari menunggu kedatangan sang suami.
Julak mempersilahkan aku tidur di kamar depan dekat garasi supaya terdengar suara motor suamiku ketika dia pulang nanti.
Julak mempersilahkan aku tidur di kamar depan dekat garasi supaya terdengar suara motor suamiku ketika dia pulang nanti.
Sekitar jam 10-11 malam suami ku datang langsung memeluk dan menciumiku seolah kangen sekali.
Aku menolak secara halus karena ini dirumah kakaknya, tidak enak saja rasanya.
Aku merasakan keanehan perihal kedatangannya lantas bertanya.
Aku menolak secara halus karena ini dirumah kakaknya, tidak enak saja rasanya.
Aku merasakan keanehan perihal kedatangannya lantas bertanya.
"Yah kok gak kedengaran suara motor kamu datang tadi ? Kamu diantar pulang siapa ?"
Dia hanya tersenyum, tidak menjawab pertanyaanku lantas kembali berusaha mengajakku bercumbu rayu.
Tiba-tiba hp ku berdering tanda panggilan masuk, nyaring.
Awalnya aku abaikan... tapi hp kembali berbunyi 2 kali lalu 3 kali.
Kesal aku angkat tanpa melihat siapa nama dan nomor yg tercantum.
Hampir saja aku maki-maki karena mengganggu istirahat orang malam2 begini.
Awalnya aku abaikan... tapi hp kembali berbunyi 2 kali lalu 3 kali.
Kesal aku angkat tanpa melihat siapa nama dan nomor yg tercantum.
Hampir saja aku maki-maki karena mengganggu istirahat orang malam2 begini.
"Assalamualaikum" salamku kesal.
"Wa'alaikumsallam dek bukain pagar nah, pagar dikunci Julak. Ayah ga bawa kunci cadangan pagar"
Aku melongo... hampir tak percaya lantas berbalik ke arah "suami" yang tadi baru saja mengajak aku bermesraan.
Kosong... Gak ada siapa2... Aku sendirian dalam kamar itu.
Whuaaaaa aku langsung mehambur (bergegas) keluar kamar dan mengetok pintu kamar Julak.
Menceritakan kejadian tadi lantas memintanya membukakan pintu pagar karena ada suamiku diluar. Kami berdua keluar dan menuju pagar. | Cerpen Misteri Jangan Bakar Terasi Saat Senja Di Kalimantan Part 3
Benar saja ada suamiku diluar sana.
- Bersambung -